JAKARTA - Pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja negatif selama sepekan terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi sebesar 1,73%, turun ke level 7.161,258 pada periode 11—15 November 2024, dari posisi 7.287,191 pada pekan sebelumnya.
Penurunan IHSG ini turut menyeret kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) turun 1,46% atau senilai Rp178 triliun menjadi Rp12.063 triliun dari Rp12.241 triliun.
Koreksi IHSG juga memengaruhi rata-rata frekuensi transaksi harian yang turun 1,77% menjadi 1,28 juta kali transaksi dari 1,30 juta transaksi pada pekan sebelumnya, Sabtu, 16 November 2024.
Namun, di tengah penurunan ini, rata-rata volume transaksi harian melonjak 48,51% menjadi 31,99 miliar lembar saham, dibandingkan 21,54 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi saham harian juga naik 5,09% menjadi Rp12,28 triliun dari Rp11,67 triliun.
Aksi Jual Asing dan Sentimen Global
Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp517,12 miliar pada pekan ini.
Meski demikian, secara tahun berjalan, investor asing masih mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp29,11 triliun.
Menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, tekanan pada IHSG dipicu oleh sentimen eksternal, terutama kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat.
"Kebijakan proteksionisme Trump diperkirakan akan menguntungkan perekonomian AS, menyebabkan arus dana keluar dari pasar negara berkembang menuju AS, serta mendorong penguatan dolar terhadap rupiah," jelasnya, Jumat, 15 November 2024.
Di sisi lain, data ekonomi AS yang positif, seperti pertumbuhan Indeks Harga Produsen (PPI), memperkuat peluang Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga acuan pada Desember.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai langkah The Fed akan tetap berhati-hati dalam pelonggaran moneter. "Sentimen inilah yang memicu koreksi pasar dan arus keluar (outflow) dari pasar saham," tuturnya.
Rekomendasi Saham
Meskipun pasar tengah menghadapi tekanan, beberapa saham berfundamental kuat tetap direkomendasikan untuk dicermati.
MNC Sekuritas merekomendasikan: BBRI, ADRO, BMRI, dan BRIS
Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan: BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, ITMG, dan TLKM.
Investor diimbau untuk tetap memperhatikan sentimen global dan domestik sambil mengalokasikan portofolio pada saham-saham potensial di sektor unggulan.