Dharma Polimetal (DRMA) Gencar Diversifikasi ke Komponen Non-Otomotif di Tengah Penurunan Penjualan Mobil Domestik

Kamis, 14 November 2024 | 18:32:13 WIB

JAKARTA – Emiten komponen otomotif PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA), yang dimiliki oleh konglomerat TP Rachmat, kini memperluas sayapnya ke komponen non-otomotif seiring dengan melemahnya penjualan mobil di dalam negeri sepanjang 2024. Langkah diversifikasi ini di antaranya diwujudkan melalui produksi battery energy storage system (BESS) yang diperlukan dalam teknologi energi terbarukan seperti panel surya.

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso, menyatakan bahwa DRMA sudah memulai produksi BESS dan memasok komponen tersebut untuk proyek perumahan di Indonesia. "Battery energy storage system sudah diproduksi. Kami suplai ke salah satu pengembang perumahan," ungkapnya dalam sesi public expose baru-baru ini.

DRMA juga telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan salah satu pemain panel surya terbesar dari Tiongkok untuk memperluas suplai komponen energi terbarukan ini.

Irianto menekankan bahwa peluang untuk memperluas bisnis komponen energi terbarukan sangat besar, terutama setelah Indonesia menyatakan target untuk membangun 75 gigawatt (GW) pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dalam 15 tahun ke depan pada KTT Perubahan Iklim PBB (COP29) baru-baru ini.

“Kebutuhan baik dari pemerintah, pemain energi terbarukan, maupun pasar ekspor sangat besar. Ini menjadi kesempatan pertumbuhan bagi kami, yang mungkin bisa menjadi core bisnis kami di masa depan,” tutur Irianto.

Lesunya Industri Otomotif Pengaruhi Penurunan Laba
Diversifikasi ini sejalan dengan penurunan tajam dalam industri otomotif domestik. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menurunkan target penjualan mobil nasional dari 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit pada 2024 akibat lemahnya penjualan sepanjang tahun. Hingga September 2024, penjualan mobil domestik hanya mencapai 72.667 unit, turun 9,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ini turut mempengaruhi kinerja keuangan DRMA. Hingga kuartal III/2024, DRMA mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 20,66% secara tahunan menjadi Rp412,07 miliar. Koreksi signifikan ini juga dipengaruhi oleh penurunan penjualan bersih sebesar 5,25% menjadi Rp4,02 triliun hingga September 2024.

Menurut Irianto, selain disebabkan oleh lesunya pasar otomotif domestik, penurunan laba bersih ini juga diperburuk oleh dikeluarkannya goodwill negatif sebesar Rp55,93 miliar.

“Market penjualan mobil turun lebih dari 15% secara domestik, dan target nasional tahun ini pun direvisi menjadi hanya 850.000 unit,” jelasnya.

Peluang dari Diversifikasi Energi Terbarukan
DRMA kini berharap agar ekspansi bisnis ke sektor energi terbarukan, khususnya dalam penyediaan komponen BESS untuk panel surya, dapat mendukung pertumbuhan ke depan, Kamis, 14 November 2024.

Dengan proyeksi kebutuhan energi terbarukan yang terus meningkat di Indonesia, terutama dari target ambisius pemerintah, DRMA berencana memaksimalkan peluang ini sebagai pilar bisnis di luar sektor otomotif.

Langkah diversifikasi ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk merespons dinamika pasar otomotif yang sedang menantang. Dengan beralih ke produk-produk non-otomotif, DRMA tidak hanya menjaga keberlanjutan kinerja, tetapi juga turut mendukung target Indonesia dalam membangun masa depan energi yang lebih hijau.

Terkini