JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan mencapai level 7.500 hingga akhir tahun ini, didorong oleh momentum penurunan suku bunga dan potensi efek window dressing pada Desember. Menurut Parto Kawito, Direktur PT Infovesta Utama, IHSG masih berpeluang tumbuh sekitar 2% di sisa tahun 2024. “IHSG berpotensi naik didorong oleh penurunan suku bunga dan tren window dressing pada Desember yang rata-rata naik 1,68% dalam lima tahun terakhir,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis, 14 November 2024.
Saham Perbankan Jadi Motor Utama Penguatan IHSG
Menurut Parto, sektor perbankan tetap menjadi penopang utama penguatan IHSG mengingat kinerja laporan keuangan bank yang solid. Selain itu, harga saham bank yang sempat turun dalam beberapa pekan terakhir dinilai sudah mulai pulih. Beberapa saham unggulan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) diharapkan menjadi pendorong utama penguatan indeks dalam beberapa minggu mendatang.
Nicodimus Anggi Kristiantoro, Manager Research & Consulting Infovesta, mengungkapkan bahwa saham-saham perbankan mengalami volatilitas yang cukup besar setelah pemilihan Presiden AS pada 6 November lalu, yang dimenangkan oleh Donald Trump. Meskipun sempat mengalami penurunan yang cukup tajam, saham-saham perbankan berangsur pulih mulai 12 November.
“Sektor perbankan bisa rebound cukup cepat setelah penurunan yang dalam. Sentimen eksternal, terutama terkait pemilihan Presiden AS, sempat memberikan tekanan, tetapi kini saham-saham bank mulai kembali menguat,” jelas Nicodimus.
Kinerja Saham-Saham Bank
Beberapa saham bank besar memperlihatkan pergerakan fluktuatif sepanjang November. Pada 6 November, saham BBRI sempat melemah 2,34%, sebelum kembali naik 0,90% pada 12 November meskipun kembali turun 1,09% hari ini. BBCA juga mengalami pola serupa, melemah 0,48% pada 6 November, lalu naik 1% pada 12 November, namun hari ini melemah kembali 0,74%.
Bank Mandiri (BMRI) sempat turun 5,42% pada 6 November, tetapi berhasil mencatat kenaikan 0,39% pada perdagangan hari ini. Begitu juga dengan Bank Negara Indonesia (BBNI) yang turun 5,09% pada 6 November dan menguat 0,61% pada 13 November, meskipun kembali melemah hari ini. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga mengalami pemulihan, melemah 2,36% pada 6 November sebelum kembali menghijau 2,13% pada 12 November.
Rekomendasi Saham Defensif
Menanggapi volatilitas pasar, Infovesta merekomendasikan para investor untuk memperhatikan saham defensif di sektor consumer goods, seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), dan PT Mayora Indah Tbk. (MYOR). Sektor perbankan juga menjadi rekomendasi utama dengan pilihan saham seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI yang dinilai memiliki prospek positif ke depannya.
Dengan potensi penguatan IHSG hingga akhir tahun ini, investor disarankan untuk memanfaatkan momentum yang ada, khususnya pada saham-saham yang menunjukkan kinerja defensif dan pemulihan dari sektor perbankan.