Equity adalah konsep dasar yang harus dipahami oleh setiap investor yang ingin berinvestasi di suatu perusahaan atau emiten.
Salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan adalah equity (ekuitas), yang merupakan nilai kepemilikan dalam perusahaan, umumnya berupa saham.
Bagi para pemegang saham, memahami equity adalah hal yang wajib karena hal ini terkait dengan pembagian keuntungan, risiko, dan tanggung jawab, serta hak dan keistimewaan yang dimiliki.
Baca JugaCireng Mamak Nirra: Camilan Khas Sunda yang Menggugah Selera dari Bandung
Secara umum, equity mencakup kepemilikan dalam perusahaan, kapitalisasi pasar, dan bagaimana keuntungan dan risiko dibagi di antara pemegang saham.
Selain itu, equity juga erat kaitannya dengan keadilan dan kesetaraan. Konsep ini menegaskan perlakuan yang adil dan setara terhadap pemegang saham, termasuk dalam pembagian keuntungan.
Equity adalah inti dari kesetaraan dalam dunia investasi, yang memastikan bahwa setiap pemegang saham diperlakukan secara proporsional sesuai dengan kepemilikannya.
Equity adalah
Equity adalah ukuran yang mencerminkan hak pemilik atau entitas atas harta yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
Dalam konteks bisnis, equity dapat dipahami sebagai ukuran dana yang akan dikembalikan kepada pemegang saham setelah aset perusahaan dibagikan.
Aspek utama dari equity meliputi kepemilikan saham dalam perusahaan serta pembagian keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham.
Selain itu, equity juga mencakup risiko bisnis, tanggung jawab pemegang saham, dan nilai kapitalisasi pasar perusahaan.
Dalam dunia bisnis, equity sangat erat kaitannya dengan prinsip keadilan dan kesetaraan, karena mencakup pembagian keuntungan yang adil serta peluang yang setara bagi semua pihak.
Konsep ini juga mencakup pemerataan hak dan perlindungan, serta tanggung jawab sosial perusahaan dalam memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya.
Jenis-jenis Equity
Penting untuk memahami berbagai jenis equity (ekuitas) yang ada, terutama dalam konteks bisnis.
Pasalnya, hal ini akan memberikan wawasan lebih dalam mengenai struktur kepemilikan perusahaan, hak-hak pemegang saham, serta dinamika pengambilan keputusan di dalamnya.
Pemahaman ini tidak hanya membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, tetapi juga berfungsi untuk melindungi hak-hak pemegang saham. Berikut adalah beberapa jenis equity yang perlu dipahami.
1. Equity Rumah
Equity rumah adalah selisih antara nilai rumah dan jumlah utang hipotek yang belum dibayar. Hipotek sendiri adalah perjanjian pinjaman untuk membeli rumah.
Sebagai contoh, jika seseorang membeli rumah dengan kredit dan jumlah pinjaman melebihi nilai rumah, maka ekuitas rumah tersebut akan menjadi negatif.
Sebaliknya, jika nilai rumah lebih tinggi daripada pinjaman, ekuitas rumah tersebut positif. Ini sangat penting untuk dipertimbangkan saat membeli atau menjual rumah agar dapat memperoleh keuntungan.
2. Equity Pemilik Usaha
Equity pemilik usaha merujuk pada modal awal yang dimiliki oleh pemilik bisnis saat memulai usaha.
Nilai dari modal ini tidak termasuk dalam perhitungan lainnya, dan semua keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut akan menjadi hak milik pemilik bisnis.
3. Equity Pemegang Saham
Equity pemegang saham mirip dengan equity pemilik usaha, tetapi perbedaannya terletak pada pembagian dividen.
Dividen merupakan hasil dari investasi yang dikeluarkan oleh pemilik usaha, dan pembagian dividen ini diberikan kepada pemegang saham sebagai bentuk hasil dari saham yang dimiliki.
4. Pembiayaan Equity
Pembiayaan equity muncul ketika sebuah perusahaan beroperasi, tetapi tidak mendapatkan laba. Dalam hal ini, perusahaan akan menjual sahamnya kepada investor untuk mendapatkan dana.
Hasil dari penjualan saham tersebut akan digunakan untuk pengembangan dan operasional perusahaan lebih lanjut.
Unsur Equity dalam Perusahaan
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ekuitas merupakan elemen yang sangat krusial bagi sebuah perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan perlu mencatatkan nilai ekuitas dengan jelas, termasuk mendata semua aset dan kewajiban yang dimiliki.
Pencatatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak mengalami kerugian, dengan nilai ekuitas yang harus lebih besar dibandingkan dengan nilai liabilitas.
Berikut beberapa unsur ekuitas dalam perusahaan yang perlu diketahui.
1. Modal yang Disetor
Salah satu unsur yang sering dijumpai dalam ekuitas adalah modal yang disetor. Modal yang disetor merupakan dana yang diberikan oleh pemegang saham kepada perusahaan sebagai bagian dari investasi mereka.
Modal ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu nilai saham yang berlaku serta agio atau disagio saham. Agio terjadi jika selisih antara nilai setoran dengan nilai saham positif, sementara disagio terjadi jika selisihnya negatif.
2. Keuntungan yang tidak Dibagi
Unsur lainnya dalam ekuitas adalah keuntungan yang tidak dibagi, yang sering disebut sebagai "keuntungan yang ditahan." Ini adalah laba bersih operasional yang tidak dibagikan kepada pemegang saham.
Keputusan mengenai apakah keuntungan ini akan dibagi atau ditahan sepenuhnya berada di tangan pemilik perusahaan.
3. Modal dari Penilaian Kembali
Modal dari penilaian kembali adalah unsur ekuitas yang timbul ketika perusahaan melakukan evaluasi ulang terhadap nilai aset yang dimilikinya.
Jika terdapat perubahan nilai aset selama penilaian ulang, selisihnya akan mengubah neraca perusahaan.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki aset berupa tanah, dan nilai tanah tersebut naik setelah penilaian ulang, selisih kenaikan harga tersebut akan menjadi bagian dari modal dari penilaian kembali.
4. Modal dari Sumbangan
Terakhir, ada modal dari sumbangan yang diperoleh dari hibah. Ketika perusahaan menerima sumbangan yang menambah nilai aset tanpa pengeluaran, penambahan ini akan menjadi bagian dari ekuitas perusahaan.
Modal hibah atau sumbangan ini berfungsi sebagai penambah modal yang dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan.
Cara Kerja Equity
Pemahaman tentang cara kerja equity dalam konteks bisnis memiliki banyak manfaat penting, terutama dalam pengambilan keputusan.
Pemahaman ini sangat krusial bagi pemilik perusahaan, pemegang saham, dan manajemen, karena hal tersebut memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang tepat serta melindungi kepentingannya terkait kepemilikan perusahaan.
Berikut adalah cara kerja ekuitas dalam berbagai bentuk yang perlu dipahami.
1. Saham
Pada umumnya, investor memiliki ekuitas dalam bentuk saham, baik saham biasa maupun preferen.
Ini berarti bahwa pemilik perusahaan membagi kepemilikan dengan para investor atau pemegang saham.
Jika seseorang memiliki saham di perusahaan yang belum terdaftar di pasar saham, maka bentuk ekuitasnya disebut sebagai private equity.
2. Neraca Keuangan
Untuk melihat total equity dalam neraca keuangan, yang perlu diperhatikan adalah jumlah saham biasa, saham preferen, modal yang disetor, serta pendapatan yang ditahan.
Ekuitas ini dikenal dengan istilah "shareholders' equity," karena menggambarkan jumlah ekuitas yang dimiliki oleh pemilik perusahaan.
3. Likuidasi
Dalam kondisi kebangkrutan dan perusahaan harus melikuidasi, ekuitas pemilik usaha adalah jumlah dana yang tersisa setelah membayar seluruh utang piutang dan menjual semua aset yang dimiliki.
Jika keadaan keuangan perusahaan buruk, bisa jadi setelah proses likuidasi tidak ada ekuitas yang tersisa.
4. Ekuitas tidak Berwujud
Ketika menghitung ekuitas, perhitungan tersebut melibatkan baik aset berwujud (nyata) maupun aset tidak berwujud.
Aset berwujud termasuk fasilitas, inventaris, dan properti perusahaan, sementara aset tidak berwujud meliputi hal-hal seperti reputasi perusahaan, merek, dan hak kekayaan intelektual.
Cara Menghitung Equity
Memahami cara menghitung equity sangat penting karena ada berbagai manfaat besar yang dapat diperoleh dari pemahaman tersebut.
Dengan mengetahui cara menghitung equity, pemegang saham, terutama, dapat lebih memahami kondisi keuangan perusahaan dan membuat keputusan yang lebih terukur.
Hal ini sangat penting untuk menciptakan manajemen yang efektif serta mendukung pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.
Berikut adalah rumus dasar untuk menghitung equity perusahaan:
Equity = Total Aset – Total Liabilitas
Untuk menghitung equity, langkah pertama adalah mengidentifikasi total aset dan total liabilitas perusahaan, lalu menghitung selisih antara keduanya.
Contoh kasus perhitungan equity adalah sebagai berikut:
Misalkan, perusahaan A memiliki total aset sebesar $400.000 dan total liabilitas sebesar $200.000.
Maka cara menghitung equity perusahaan A adalah:
Equity = $400.000 – $200.000
Equity = $200.000
Dengan demikian, hasil perhitungan menunjukkan bahwa equity perusahaan A adalah sebesar $200.000.
Sebagai kesimpulan, equity adalah elemen penting dalam dunia bisnis yang mencerminkan nilai kepemilikan dan potensi keuntungan yang dimiliki oleh pemegang saham, serta menjadi indikator utama kesehatan finansial suatu perusahaan.
Redaksi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Cuti Bersama Desember 2024: Jadwal, Makna, dan Tips Maksimalkan Liburan
- Senin, 02 Desember 2024
Berita Lainnya
Jasa Press Release: Solusi Efektif untuk Meningkatkan Reputasi dan Eksposur Bisnis
- Rabu, 27 November 2024
Terpopuler
1.
2.
3.
4.
Mengelola Konflik dan Mendukung Pembangunan: Urgensi Sosialisasi PSN
- 16 Desember 2024