Pertamina merancang roadmap strategis jangka panjang untuk memperkuat arah Transisi Energi

Rabu, 28 Mei 2025 | 14:07:34 WIB

Jakarta – PT Pertamina (Persero) terus mengambil langkah nyata untuk memperkuat ketahanan energi nasional dengan meningkatkan produksi dalam negeri dan mempercepat transformasi menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Upaya ini menjadi bagian dari strategi menghadapi tantangan ekonomi global sekaligus mendukung misi pemerintah mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.

Komitmen ini disampaikan Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, dalam forum Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI yang berlangsung di Kompleks Senayan, Jakarta, pada Kamis, 22 Mei 2025. Ia menjelaskan bahwa berbagai tekanan global, seperti penurunan harga minyak mentah, depresiasi nilai tukar rupiah, serta penurunan marjin kilang atau crack spread, merupakan tantangan signifikan bagi industri energi. Namun, Pertamina tetap mampu mempertahankan kinerja dengan cara memperkuat sisi operasional dan memaksimalkan potensi dalam negeri.

Simon menegaskan bahwa peningkatan produksi di sektor hulu serta pemanfaatan minyak lokal menjadi fokus utama untuk menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional.

Adapun harga minyak mentah global tercatat turun dari rerata 78 dolar AS per barel pada tahun 2024 menjadi 65 dolar AS per barel per Mei 2025. Nilai tukar rupiah juga mengalami penurunan sekitar 4 persen terhadap dolar AS, sementara crack spread merosot ke angka 10 dolar AS per barel, lebih rendah dari batas impas kilang Pertamina yang berada di level 15 dolar AS per barel.

Guna memitigasi risiko, Pertamina menjalankan strategi diversifikasi pasokan dan jalur distribusi impor, serta menggandeng pemerintah dalam skema kerja sama antarpemerintah untuk memastikan kestabilan pasokan energi. Langkah ini menjaga kinerja perusahaan agar tetap solid dan memberi kontribusi maksimal bagi negara.

Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, menjabarkan sejumlah program strategis, termasuk target peningkatan produksi minyak domestik hingga mencapai 419 ribu barel per hari pada tahun 2025, yang dilakukan melalui kolaborasi dengan Kementerian ESDM. Penyerapan minyak dalam negeri juga ditingkatkan hingga 12 juta barel, setara 30 ribu barel per hari, sesuai alokasi dari pemerintah.

Dalam mendukung proses transisi energi, Pertamina terus mengembangkan bahan bakar alternatif seperti biodiesel B40, yang mampu menghemat konsumsi solar hingga 9 juta barel per tahun. Selain itu, pengembangan produk ramah lingkungan lainnya seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF) dengan campuran 2,4 persen dan bioetanol 5 persen juga menjadi bukti nyata komitmen perusahaan terhadap energi berkelanjutan.

Pertamina pun memperkuat keandalan distribusi melalui skema Regular, Alternative, dan Emergency (RAE) untuk memastikan kelancaran penyaluran minyak dan produk energi lainnya di tengah gejolak pasar global.

Sebagai pelopor dalam transisi energi, Pertamina secara konsisten menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini usaha. Hal ini mendukung pencapaian target pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan komitmen menuju Net Zero Emission 2060, sekaligus menegaskan peran Pertamina sebagai motor penggerak perekonomian nasional yang berwawasan lingkungan.

Terkini