ESDM Laporkan Ribuan Pelanggan PLN Aceh Sudah Tersambung Listrik

Senin, 15 Desember 2025 | 14:07:42 WIB
ESDM Laporkan Ribuan Pelanggan PLN Aceh Sudah Tersambung Listrik

JAKARTA - Pasca bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, pemulihan sistem kelistrikan menjadi fokus utama pemerintah dan PLN.

Berdasarkan laporan terbaru Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Senin (15/12/2025), sebanyak 776.875 pelanggan PLN di wilayah terdampak kini sudah tersambung kembali dengan listrik. Namun, masih terdapat sekitar 194.079 pelanggan yang belum menikmati pasokan listrik.

Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Rudy Sufahriadi menekankan pentingnya percepatan pemulihan terutama di wilayah yang mengalami kerusakan parah. “Fokus utama pemerintah bersama PLN saat ini adalah percepatan pemulihan di wilayah yang mengalami kerusakan terparah,” ujarnya.

Sebaran Desa yang Telah Tersambung Listrik

Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa dari total 6.500 lebih desa terdampak, sebanyak 5.938 desa sudah kembali mendapatkan pasokan listrik. Namun, masih ada 562 desa yang belum tersambung. Kabupaten Aceh Tengah tercatat sebagai wilayah dengan desa terdampak terbanyak, yakni 151 desa, diikuti Bener Meriah dengan 141 desa, dan Aceh Tamiang 99 desa.

Pemerintah menargetkan seluruh desa terdampak dapat segera tersambung, agar aktivitas masyarakat dapat kembali normal. Percepatan ini menjadi prioritas mengingat listrik merupakan kebutuhan vital untuk kegiatan sosial, ekonomi, dan pendidikan.

Tantangan Teknis di Lapangan

Pemulihan jaringan listrik Aceh bukan tanpa kendala. Akses jalan yang terputus akibat banjir, serta medan lumpur ekstrem hingga 1,5 meter, menjadi tantangan signifikan bagi petugas PLN. Rudy menjelaskan, proses perbaikan menara transmisi utama Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sigli-Bireuen membutuhkan upaya ekstra.

“Meski menara darurat (emergency repair system) sudah didirikan menggantikan Tower 340 yang roboh, proses penarikan kabel konduktor terhambat oleh genangan lumpur pekat,” katanya.

Selain itu, keselamatan petugas menjadi prioritas utama. Para teknisi harus menembus lumpur sedalam 1 hingga 1,5 meter untuk menarik kabel listrik agar tidak terpuntir. Kondisi ini menuntut ketahanan fisik dan kehati-hatian tinggi, mengingat risiko kesehatan yang mengintai, termasuk potensi menghadapi bangkai hewan di lokasi terdampak.

Kolaborasi Pemerintah dan PLN

Pemulihan kelistrikan di Aceh merupakan upaya kolaboratif antara pemerintah pusat, PLN, dan pihak terkait lainnya. Menurut Rudy, keberhasilan pemulihan bergantung pada sinkronisasi sistem dan manajemen risiko di lapangan. Penanganan bencana ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana serupa di masa depan.

Selain memperbaiki infrastruktur fisik, pemerintah dan PLN terus memantau distribusi energi agar layanan listrik dapat merata di seluruh wilayah terdampak. Strategi ini diharapkan meminimalkan gangguan terhadap aktivitas masyarakat dan mendukung proses pemulihan sosial ekonomi.

Dampak Pemulihan terhadap Masyarakat

Ketersediaan listrik kembali di Aceh memberikan efek positif bagi masyarakat. Sekolah, fasilitas kesehatan, serta usaha lokal dapat beroperasi kembali, sekaligus menunjang kebutuhan sehari-hari masyarakat yang sempat terganggu akibat bencana. Rudy menekankan bahwa percepatan ini tidak hanya soal teknis, tapi juga memberikan rasa aman dan keyakinan bagi warga terdampak.

“Selain itu, ada bahaya menghadapi risiko kesehatan, seperti bangkai hewan. Meski demikian, kami terus lakukan demi mengejar sinkronisasi sistem kelistrikan Aceh,” jelasnya.

Upaya Lanjutan dan Target Pemulihan Total

Pemerintah menegaskan bahwa upaya pemulihan masih berlangsung intensif. Infrastruktur kritis yang terdampak parah, terutama menara transmisi dan jaringan distribusi utama, menjadi prioritas perbaikan. Strategi ini meliputi penggunaan menara darurat, mobilisasi tenaga teknis tambahan, serta koordinasi logistik untuk menjangkau wilayah terdampak yang sulit diakses.

ESDM menargetkan seluruh pelanggan PLN di Aceh yang terdampak dapat tersambung penuh dalam waktu dekat. Percepatan ini penting agar proses pemulihan tidak hanya berhenti pada penyambungan listrik, tetapi juga memastikan stabilitas sistem kelistrikan untuk mencegah gangguan lanjutan.

Fokus pada Keselamatan dan Efisiensi

Rudy menegaskan bahwa dalam setiap langkah pemulihan, keselamatan petugas tetap menjadi prioritas utama. Penggunaan peralatan keselamatan, koordinasi tim, dan prosedur kerja yang aman diterapkan untuk meminimalkan risiko. Meskipun kondisi medan ekstrem menjadi tantangan, tim di lapangan bekerja tanpa henti untuk memulihkan layanan listrik secepat mungkin.

Selain itu, ESDM terus memantau efektivitas sistem pemulihan, termasuk kinerja menara darurat dan distribusi energi. Pendekatan ini bertujuan memastikan bahwa listrik yang tersambung tidak hanya stabil, tetapi juga aman digunakan oleh masyarakat di seluruh wilayah terdampak.

Harapan Pemerintah dan PLN

Pemulihan listrik Aceh diharapkan menjadi bukti kemampuan pemerintah dan PLN dalam menangani bencana besar secara cepat dan efisien. Keberhasilan ini juga diharapkan menjadi pelajaran untuk meningkatkan kesiapsiagaan, memperkuat infrastruktur, dan membangun sistem kelistrikan yang lebih tangguh di masa depan.

Dengan semakin banyaknya desa dan pelanggan yang tersambung listrik, masyarakat Aceh dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman. Upaya percepatan ini menunjukkan komitmen pemerintah dan PLN untuk menjaga akses energi bagi seluruh lapisan masyarakat, meski menghadapi tantangan teknis dan geografis yang berat.

Terkini