JAKARTA - PT Pertamina (Persero) merayakan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke-117 dengan menggelar upacara yang berlangsung di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, pada Selasa, 20 Mei 2025. Mengusung tema “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”, peringatan ini menjadi simbol dari komitmen Pertamina selama 67 tahun dalam menjaga ketahanan energi nasional serta berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia. Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran direksi, manajemen, serta seluruh Perwira Pertamina Group.
Mengusung Semangat Kemandirian Bangsa
Dalam sambutannya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa momentum Harkitnas 2025 merupakan waktu yang tepat untuk memperkuat semangat kemandirian bangsa. Menurut Simon, kebangkitan sejati tidak hanya berakar pada semangat juang, tetapi juga pada nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam, yang nantinya akan menciptakan keadilan serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Kebangkitan sejati berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan keadilan dan kesejahteraan bersama. Pertamina siap memperjuangkan kedaulatan energi Indonesia,” ujar Simon dalam sambutannya yang juga mewakili Menteri Komunikasi dan Digital RI. Peringatan Harkitnas kali ini menjadi penting bagi Pertamina karena sejalan dengan visi perusahaan untuk mendukung Indonesia yang kuat dan mandiri, terutama dalam sektor energi yang menjadi kunci ketahanan negara.
Pertamina Sebagai Pilar Energi Nasional
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa sepanjang perjalanan 67 tahun, Pertamina telah menjadi pilar utama dalam penyediaan energi yang mendukung kemajuan ekonomi dan sosial bangsa. Saat ini, Pertamina mengelola 24% blok minyak dan gas (migas) nasional serta memenuhi 69% kebutuhan minyak dan 37% kebutuhan gas nasional.
“Selama 67 tahun, Pertamina telah menjadi pilar utama dalam penyediaan energi nasional. Kami berperan besar dalam mendorong kemajuan ekonomi dan sosial bangsa, dan kami berkomitmen untuk terus menjaga ketahanan energi Indonesia,” jelas Fadjar.
Sebagai perusahaan migas terintegrasi, Pertamina mengoperasikan enam kilang dengan kapasitas total 920 ribu barel per hari. Kilang-kilang ini mengolah 334 juta barel minyak setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Upaya Pertamina dalam menjaga pasokan energi domestik terus berlanjut dengan memodernisasi kilang-kilang yang ada, salah satunya melalui proyek RDMP (Refinery Development Master Plan) di Balikpapan dan Green Refinery di Cilacap. Selain itu, Pertamina juga mengembangkan proyek Petrochemical TPPI Tuban yang bertujuan untuk memperkuat sektor energi domestik serta mendukung swasembada energi di Indonesia, sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Memastikan Distribusi Energi yang Merata di Seluruh Nusantara
Pentingnya distribusi energi yang merata juga menjadi fokus utama bagi Pertamina. Dalam menghadapi tantangan geografi Indonesia yang luas dan terbagi ke dalam banyak pulau, Pertamina telah memastikan bahwa energi dapat sampai ke seluruh penjuru negeri, termasuk daerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Melalui armada lebih dari 320 kapal, termasuk 102 kapal milik sendiri dan 7 Very Large Gas Carriers (VLGC), Pertamina memastikan akses energi yang adil untuk seluruh lapisan masyarakat.
“Geografi Indonesia yang menantang mendorong kami untuk menghadirkan energi ke wilayah 3T dengan harga yang terjangkau. Kami memiliki armada kapal yang siap mengirimkan energi ke seluruh penjuru Indonesia, menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur lainnya,” ungkap Fadjar.
Salah satu upaya konkrit Pertamina dalam memperluas distribusi energi adalah melalui program BBM Satu Harga, yang telah berhasil mendirikan 573 lembaga penyalur di wilayah 3T hingga akhir tahun 2024. Selain itu, Pertamina juga mengoperasikan 6.703 outlet Pertashop yang berfungsi untuk melayani masyarakat di luar jangkauan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Program One Village One Outlet juga menjadi inisiatif Pertamina dalam memastikan distribusi LPG (Liquefied Petroleum Gas) mencapai 96% desa di Indonesia, didukung dengan sistem digitalisasi untuk memastikan akurasi dan transparansi distribusi.
Komitmen terhadap Transisi Energi dan Keberlanjutan
Sebagai perusahaan yang berperan dalam transisi energi, Pertamina juga tidak ketinggalan dalam mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Perusahaan ini terus berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam setiap aspek bisnisnya. Hal ini sejalan dengan komitmen Pertamina untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
“Dengan semangat Harkitnas 2025 dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, Pertamina berkomitmen penuh untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional. Kami akan terus berinovasi untuk mencapai transisi energi yang berkelanjutan serta mendukung pembangunan yang ramah lingkungan,” tambah Fadjar.
Peringatan Harkitnas 2025 ini bukan hanya sekadar seremonial belaka, melainkan sebuah momentum yang sangat relevan dalam konteks perjalanan bangsa Indonesia menuju kemandirian dan ketahanan energi yang lebih baik. Dalam hal ini, Pertamina sebagai perusahaan energi nasional akan terus berada di garda terdepan dalam mewujudkan cita-cita tersebut.
Melalui berbagai upaya yang telah dilakukan, baik di sektor hulu, hilir, maupun komitmennya terhadap keberlanjutan energi, PT Pertamina (Persero) menunjukkan bahwa perusahaan ini tidak hanya sekadar menjadi penyedia energi, tetapi juga agen perubahan yang turut membangun masa depan energi Indonesia yang lebih mandiri, adil, dan ramah lingkungan. Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-117, Pertamina kembali mengingatkan pentingnya semangat kebangkitan dalam meraih kedaulatan energi bagi kemajuan bangsa.