JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keyakinan bahwa Indonesia mampu mencapai swasembada energi nasional dalam waktu lebih singkat dari yang dijadwalkan, bahkan bisa terealisasi dalam kurun waktu kurang dari empat tahun. Optimisme ini didasarkan pada kekayaan sumber daya alam serta kemajuan teknologi energi yang semakin canggih.
Dalam kesempatan peresmian proyek energi terbarukan di 15 provinsi dan peningkatan produksi minyak di Blok Cepu, Presiden Prabowo mengatakan, “Kita memiliki anugerah sumber energi yang luar biasa, terutama energi terbarukan. Tantangan kita adalah mengelolanya secara maksimal untuk kepentingan bangsa.”
Cadangan Migas dan Energi Terbarukan Jadi Kunci Percepatan Swasembada
Prabowo menekankan bahwa cadangan minyak dan gas bumi Indonesia yang melimpah menjadi modal utama dalam percepatan swasembada energi nasional. Ditambah lagi, teknologi pengelolaan energi terbarukan yang terus berkembang semakin membuka peluang untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan energi.
“Saya sudah menerima data terbaru yang menunjukkan besarnya cadangan migas kita. Dengan dukungan teknologi, kita bisa mempercepat pengembangan energi terbarukan yang sangat strategis,” ujar Presiden.
Dia juga menegaskan pentingnya menjangkau semua daerah, termasuk wilayah terpencil, agar kemandirian energi dapat dinikmati secara merata.
Pertamina Tingkatkan Produksi Migas dan Kemandirian BBM Nasional
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyatakan bahwa Pertamina berkomitmen menjadi ujung tombak dalam pencapaian swasembada energi nasional. Produksi migas Pertamina saat ini telah melampaui angka satu juta barel setara minyak per hari.
“Kami mengelola sekitar 69 persen produksi minyak nasional dan 37 persen produksi gas nasional. Kilang Pertamina saat ini sudah memenuhi sekitar 70 persen kebutuhan BBM dalam negeri, dengan pasokan avtur dan diesel 100 persen dari produksi domestik,” jelas Simon.
Peningkatan produksi minyak sebesar 30 ribu barel per hari di Blok Cepu dicapai berkat pengeboran tujuh sumur baru menggunakan teknologi rig terbaru dari anak perusahaan Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
Pengembangan Energi Terbarukan dan Program Desa Energi Mandiri
Pertamina juga terus mendorong pengembangan energi terbarukan melalui proyek panas bumi di Ulubelu Gunung Tiga, Lampung, dengan kapasitas 55 MW yang baru diresmikan Presiden Prabowo. Proyek ini memperkokoh posisi Pertamina sebagai pengelola panas bumi terbesar di Indonesia.
“Kapasitas terpasang panas bumi yang kami kelola saat ini mendekati 1.900 MW dengan produksi listrik tahunan yang besar,” terang Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina.
Selain itu, Pertamina menjalankan Program Desa Energi Berdikari yang telah menjangkau 172 wilayah, menghasilkan energi bersih lebih dari 700 ribu Watt peak per tahun, yang membantu mendorong kemandirian energi di desa-desa.
Presiden Prabowo menegaskan, “Dengan teknologi tenaga surya, setiap desa dan pulau kecil dapat mencapai swasembada energi secara mandiri.”
Pertamina Dukung Transisi Energi dan Pembangunan Berkelanjutan
Sebagai bagian dari komitmen mendukung target net zero emission pada 2060, Pertamina mengintegrasikan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam seluruh operasional bisnisnya. Selain itu, perusahaan aktif melaksanakan program yang sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
Di sektor kesehatan, anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC), telah meresmikan Bali International Hospital (BIH), yang merupakan bagian dari pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sanur di Denpasar.
Presiden Prabowo mengakhiri acara dengan mengingatkan bahwa swasembada energi adalah fondasi penting dalam menjaga kedaulatan dan kemajuan bangsa.