Dukungan Pemerintah untuk Pertamina dalam Mengembangkan Sustainable Aviation Fuel

Minggu, 29 September 2024 | 18:29:12 WIB

Bali – PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan bisnis Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia. Optimisme ini diungkapkan oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, A. Salyadi Saputra, pada sesi panel bertajuk “Potensi Kolaborasi Global dan Regional dalam Sustainable Aviation Fuel” dalam acara Bali International Air Show 2024, yang berlangsung pada Rabu (18/09) di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.

Salyadi menjelaskan rencana pengembangan SAF di seluruh grup Pertamina, yang mencakup aspek teknologi, finansial, dan dukungan dari kebijakan pemerintah, untuk memastikan SAF dapat berkembang dalam industri aviasi Indonesia.

“Pertamina siap mengembangkan SAF. Pertamina Patra Niaga sudah memiliki lisensi Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-Eropa (RED-EU) untuk menjadi pemasok SAF. Kami juga terus melakukan peningkatan kilang agar dapat menjadi green refinery yang optimal untuk memproduksi SAF. Kami berharap dukungan dari masyarakat, baik domestik maupun internasional, untuk menciptakan kepentingan bersama di masa depan,” ujar Salyadi.

Salyadi menambahkan, sebagai Badan Usaha Milik Negara, Pertamina memiliki dua peran penting: mendukung pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional dan sebagai entitas bisnis yang berkomitmen pada kinerja finansial yang sehat. “SAF merupakan bisnis yang sangat potensial di industri aviasi, dan Pertamina serius mengembangkan sektor ini.”

“Pertamina sudah memiliki biofuel seperti B35 yang telah berhasil diterapkan di Indonesia, dan kami berencana untuk meningkatkannya menjadi B40 atau B50. Keunggulan SAF adalah pasar Pertamina tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga dapat merambah pasar global, berkat potensi sumber daya alam Indonesia yang melimpah,” tutup Salyadi.

Dalam sesi panel yang sama, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, juga menyampaikan keyakinannya terhadap potensi Pertamina dalam mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan melalui SAF.

Luhut menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dengan mitra strategis, termasuk perusahaan global. Ia menyoroti kolaborasi Pertamina dengan Airbus untuk mengembangkan ekosistem SAF di Indonesia. “Satu negara tidak bisa melakukannya sendiri. Pertamina sangat penting bagi Indonesia, dan kami ingin melibatkan lebih banyak negara serta organisasi transportasi udara dan perusahaan global,” ujarnya.

Forum dan diskusi semacam ini, menurut Luhut, sangat penting untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta untuk merumuskan roadmap efisien bahan bakar di Indonesia dan dunia. “Kami percaya bahwa bersama-sama, kita bisa mencapai target nol emisi pada tahun 2060,” jelasnya.

Sebagai perusahaan yang memimpin transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan mendorong program yang berdampak pada Sustainable Development Goals (SDGs). Semua upaya ini sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) dalam semua lini bisnis dan operasi Pertamina.

Halaman :

Terkini