Korlantas Polri Prioritaskan Keselamatan Pejalan Kaki Selama Operasi Zebra 2025

Minggu, 16 November 2025 | 12:02:34 WIB
Korlantas Polri Prioritaskan Keselamatan Pejalan Kaki Selama Operasi Zebra 2025

JAKARTA - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri kembali menggelar Operasi Zebra 2025 yang berlangsung dari 17 hingga 30 November 2025. 

Operasi ini menekankan bahwa keselamatan pejalan kaki menjadi fokus utama, bukan hanya penegakan hukum biasa. 

Kakorlantas Polri, Irjen Agus Suryonugroho, menegaskan bahwa pejalan kaki merupakan pengguna jalan yang paling rentan dan harus mendapatkan prioritas perlindungan.

“Pejalan kaki adalah simbol kemanusiaan di jalan raya. Mereka yang paling lemah harus dilindungi, bukan disingkirkan,” ujar Agus.

Pernyataan ini menjadi landasan Operasi Zebra 2025, yang kini menekankan ruang jalan yang aman, tertib, dan manusiawi bagi seluruh pengguna jalan, bukan sekadar jumlah tilang yang diberikan.

Prinsip Strategis: Vision Zero dan Hierarchy of Road Users

Fokus perlindungan pejalan kaki ini merupakan implementasi dari prinsip Vision Zero, strategi keselamatan jalan yang menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa yang dapat diterima. Konsep ini dipadukan dengan Hierarchy of Road Users, yang menempatkan pejalan kaki di posisi tertinggi dalam urutan prioritas keselamatan jalan.

Menurut Agus, prinsip-prinsip ini menjadi dasar langkah strategis berbasis sistem keselamatan manusia. Perlindungan pejalan kaki bukan sekadar penegakan hukum, tetapi juga bentuk nyata kehadiran negara dalam melindungi warganya. 

Seluruh jajaran Korlantas di tingkat Polda hingga Polres diinstruksikan menjadikan keselamatan pejalan kaki sebagai indikator utama kinerja. 

“Keberhasilan tidak diukur dari jumlah tilang, tetapi dari peningkatan kepatuhan masyarakat dan menurunnya angka kecelakaan,” tambah Agus.

Strategi Penegakan: Preemtif, Preventif, dan Penindakan

Polda Metro Jaya sebagai salah satu wilayah pelaksana Operasi Zebra Jaya 2025 menekankan strategi yang berbeda dari operasi sebelumnya. 

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin, menyatakan bahwa fokus operasi kali ini lebih banyak pada penindakan preemtif dan preventif, masing-masing sebesar 40 persen, sementara penegakan hukum melalui tilang hanya 20 persen.

Pelanggaran yang disasar terutama pelanggaran kasat mata yang berpotensi menimbulkan kecelakaan. Contohnya penggunaan helm tidak sesuai standar dan knalpot bermasalah. 

Menurut Komarudin, pelanggaran jenis ini sering luput dari pengawasan karena sifatnya yang tidak langsung terlihat, tetapi risikonya tinggi terhadap keselamatan pengguna jalan lain.

Sistem Hunting: Patroli Dinamis di Seluruh Wilayah

Salah satu inovasi utama Operasi Zebra 2025 adalah penerapan sistem hunting, bukan razia stasioner seperti sebelumnya. Personel akan berpatroli keliling dan langsung menindak pelanggar di tempat. Sistem ini memungkinkan petugas lebih fleksibel dalam mengawasi berbagai titik rawan kecelakaan di seluruh wilayah.

“Titik Operasi Zebra semua wilayah dengan hunting system. Nanti kita lihat jenis pelanggarannya. Apakah itu cukup dengan teguran simpati atau memang harus ditilang,” ujar Komarudin. 

Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat lebih disiplin karena penindakan bersifat langsung dan situasional, sehingga efek jera menjadi lebih maksimal dibandingkan razia stasioner.

Peran Pejalan Kaki dalam Keselamatan Jalan

Agus menekankan bahwa perlindungan pejalan kaki adalah bagian penting dari strategi keselamatan nasional. Pejalan kaki dianggap sebagai pengguna jalan paling rentan, dan tanpa perlindungan mereka sangat berisiko menjadi korban kecelakaan.

Strategi Korlantas dalam Operasi Zebra 2025 menekankan ruang jalan yang aman dan manusiawi, termasuk pengaturan prioritas di zebra cross, trotoar layak, dan kesadaran pengendara untuk menghormati hak pejalan kaki. 

Operasi ini sekaligus menjadi edukasi bagi masyarakat, bahwa keselamatan pejalan kaki bukan tanggung jawab polisi semata, tetapi tanggung jawab semua pengguna jalan.

Indikator Keberhasilan Operasi Zebra 2025

Keberhasilan operasi ini diukur tidak dari banyaknya pelanggaran yang ditilang, tetapi dari peningkatan kepatuhan masyarakat, pengurangan angka kecelakaan, dan meningkatnya keselamatan pejalan kaki. Agus menegaskan, indikator ini selaras dengan prinsip Vision Zero dan sistem keselamatan manusia.

Dengan sistem hunting, petugas dapat memantau titik-titik rawan pelanggaran kasat mata secara real-time. Pendekatan ini diharapkan mendorong masyarakat lebih patuh, memahami risiko pelanggaran, dan menumbuhkan kesadaran bahwa pejalan kaki harus menjadi prioritas utama di jalan raya.

Data Kecelakaan dan Urgensi Operasi

Menurut data Korlantas Polri, sepanjang Januari–Oktober 2025 terdapat peningkatan kecil jumlah kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki di beberapa kota besar. Hal ini menunjukkan urgensi perlindungan pejalan kaki, terutama di daerah dengan mobilitas tinggi.

Operasi Zebra 2025 hadir untuk menekan angka kecelakaan melalui kombinasi penegakan hukum dan edukasi bagi seluruh masyarakat.

Selain itu, operasi ini diharapkan meningkatkan kesadaran pengendara agar selalu memprioritaskan keselamatan pejalan kaki, terutama di persimpangan jalan, dekat sekolah, dan area padat pejalan kaki. 

Penegakan aturan tidak hanya berbentuk tilang, tetapi juga teguran simpatik, yang bertujuan menanamkan perilaku tertib lalu lintas secara berkelanjutan.

Operasi Zebra Sebagai Wujud Perlindungan Negara

Operasi Zebra 2025 bukan sekadar kegiatan penindakan pelanggaran lalu lintas. Operasi ini merupakan manifestasi nyata perlindungan negara terhadap warganya, khususnya pejalan kaki. 

Melalui strategi berbasis keselamatan manusia, sistem hunting, dan fokus preemtif-preventif, Korlantas Polri menegaskan komitmennya menghadirkan ruang jalan yang aman, tertib, dan manusiawi.

Diharapkan, operasi ini akan menurunkan angka kecelakaan, meningkatkan kepatuhan masyarakat, dan memastikan pejalan kaki mendapat perlindungan maksimal.

Dengan begitu, keselamatan di jalan raya menjadi tanggung jawab bersama, di mana pejalan kaki mendapat prioritas utama, sesuai dengan prinsip Vision Zero dan Hierarchy of Road Users.

Terkini