Pabrik PET LCP Targetkan Operasional 2028 Dukung Kemandirian Nasional

Senin, 24 November 2025 | 15:52:31 WIB
Pabrik PET LCP Targetkan Operasional 2028 Dukung Kemandirian Nasional

JAKARTA - PT Lintas Citra Pratama (LCP), perusahaan investasi petrokimia berbasis di Cilegon, resmi memulai pembangunan pabrik Polyethylene Terephthalate (PET).

Nilai investasi untuk proyek ini mencapai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp5,01 triliun (kurs Rp16.700 per dolar AS).

Pabrik ini akan dibangun di lahan milik anak usaha LCP, PT Merak Chemical Indonesia (MCCI), dan menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam memperkuat hilirisasi industri petrokimia nasional.

Direktur Utama MCCI, Anang Adji Sunoto, menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas PET ini merupakan momentum penting bagi perusahaan di tengah tingginya ketergantungan industri domestik pada pasokan PET impor. 

“Hilirisasi ini akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai industri regional,” ujar Anang.

Hilirisasi di sektor petrokimia merupakan salah satu fokus pemerintah, terutama di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto, untuk meningkatkan nilai tambah industri nasional dan mengurangi ketergantungan impor bahan baku. Pabrik PET LCP menjadi salah satu wujud nyata dukungan sektor swasta terhadap strategi ini.

Kapasitas dan Target Produksi

Pabrik PET yang sedang dibangun memiliki kapasitas produksi hingga 720 ribu ton per tahun. Dengan kapasitas tersebut, fasilitas ini diharapkan dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan industri dalam negeri, khususnya untuk sektor kemasan makanan, minuman, dan produk plastik berbasis PET maupun daur ulang.

Menurut Anang, pembangunan pabrik PET ini juga memungkinkan integrasi yang lebih baik antara produksi Purified Terephthalic Acid (PTA) dan PET. Integrasi ini diyakini akan menciptakan efisiensi rantai pasok dari bahan baku hingga produk akhir, sekaligus memperkuat daya saing industri domestik terhadap produk impor.

“Dengan memanfaatkan lahan dan fasilitas yang telah tersedia, investasi 300 juta dolar AS ini akan lebih optimal. Selain meningkatkan efisiensi, integrasi PTA-PET akan memperbaiki kinerja perusahaan dan meningkatkan daya saing kami di pasar,” tambah Anang.

Mengurangi Ketergantungan Impor

Salah satu alasan utama LCP membangun pabrik PET adalah untuk menekan impor yang selama ini masih cukup tinggi, terutama untuk kebutuhan industri kemasan dan produk plastik berbasis PET. 

Indonesia memiliki permintaan PET yang terus meningkat, namun sebagian besar masih dipenuhi dari produk impor, sehingga biaya produksi menjadi lebih tinggi dan ketergantungan luar negeri tetap besar.

Keberadaan pabrik PET LCP akan menjadi alternatif domestik yang kuat, memberikan kepastian pasokan bagi industri lokal, dan mendukung strategi pemerintah dalam mendorong kemandirian sektor petrokimia.

Dampak Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja

Pembangunan pabrik PET ini diprediksi akan memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional. Anang menekankan bahwa fasilitas ini tidak hanya mendukung industri hilir, tetapi juga berpotensi menyerap tenaga kerja lokal secara langsung dan tidak langsung.

“Selain memperkuat industri hilir seperti kemasan, dan produk berbasis resin PET, proyek ini diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja langsung dan tidak langsung, serta mendorong pertumbuhan UMKM di sekitar kawasan industri,” jelas Anang.

Pabrik PET ini diharapkan menjadi pusat pengembangan industri hilir di Indonesia, termasuk sektor polyester, kemasan makanan dan minuman, serta produk plastik berbasis resin PET. Investasi ini sekaligus menegaskan komitmen jangka panjang LCP dalam mendukung pertumbuhan industri nasional.

Strategi Hilirisasi dan Daya Saing

Menurut Anang, pembangunan pabrik PET merupakan bagian dari strategi jangka panjang LCP dalam memperkuat hilirisasi industri petrokimia nasional. Integrasi antara produksi PTA dan PET akan menciptakan efisiensi rantai pasok, menekan impor, dan meningkatkan daya saing produk lokal.

“Hilirisasi ini akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai industri regional,” kata Anang. Dengan strategi ini, Indonesia diharapkan dapat bersaing lebih baik di pasar regional Asia Tenggara, khususnya untuk produk PET dan turunan kimianya.

Hadirnya pabrik PET juga membuka peluang pengembangan industri hilir lainnya, seperti produk kemasan berbasis PET, polyester, dan berbagai inovasi daur ulang bahan kimia. Dengan dukungan pemerintah, proyek ini diharapkan menjadi contoh nyata keberhasilan hilirisasi industri nasional yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Rencana Eksekusi dan Operasional

Saat ini, LCP tengah memasuki tahap proses tender pembangunan pabrik PET. Target eksekusi proyek diperkirakan akan dimulai pada semester II tahun 2026, dengan operasi komersial dijadwalkan pada 2028.

Dengan kapasitas produksi hingga 720 ribu ton per tahun, fasilitas ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan industri dalam negeri sekaligus memperkuat kontribusi LCP terhadap perekonomian nasional. 

Selain itu, pabrik PET ini akan meningkatkan kemandirian Indonesia dalam pemenuhan bahan baku PET, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar regional Asia Tenggara.

Pembangunan pabrik PET senilai Rp5,01 triliun oleh LCP menjadi langkah strategis untuk memperkuat hilirisasi industri petrokimia Indonesia. 

Proyek ini tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi rantai pasok, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan UMKM lokal.

Dengan target operasi komersial pada 2028, fasilitas ini diharapkan memperkuat kemandirian Indonesia dalam bahan baku PET, memperluas kontribusi industri lokal terhadap pertumbuhan ekonomi, dan menempatkan Indonesia sebagai pemain utama di pasar regional.

Investasi jangka panjang ini menegaskan komitmen LCP untuk terus mendukung pengembangan industri petrokimia yang terintegrasi, efisien, dan kompetitif, sejalan dengan visi pemerintah dalam memperkuat hilirisasi nasional.

Terkini