JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyiapkan sejumlah langkah struktural yang dilakukan guna menekan dampak kekeringan yang ditimbulkan oleh fenomena El Nino. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menjelaskan bahwa saat ini sejumlah daerah di Indonesia saat ini telah memasuki kondisi kekeringan. Seiring dengan hal itu, pihaknya telah menyiapkan 9 upaya struktural dan 4 upaya non-struktural sebagai antisipasi dampak bencana kekeringan pada 2023. "Jadi, kami dari PUPR dalam hal ini khususnya Direktorat Jenderal Sumber Daya Air [SDA] dan Direktorat Jenderal Cipta Karya sudah bahu membahu meminimalisir bencana kekeringan," jelasnya, Jumat (11/8/2023). Secara lebih terperinci, sejumlah upaya struktural yang tengah dilakukan di antaranya, pembangunan sebanyak 13 bendungan lanjutan pada 2023. Adapun, pembangunan 13 bendungan tersebut yaitu Cipanas, Karian, Sepaku Semoi, Keureuto, Rukoh, Jlantah, Tiu Suntuk, Lausimeme, Sidan, Leuwikeris, Temef, Pamukkulu dan Ameroro. Di samping itu, PUPR juga melaporkan bahwa pihaknya akan melakukan revitalisasi dan pengelolaan 15 danau prioritas, pembangunan 37 sumur bor baru di 19 provinsi serta melakukan rehabilitasi pada 25 sumur bor eksisting di 11 provinsi. Masih menjadi bagian upaya struktural menekan bencana kekeringan, PUPR mencatat pihaknya juga telah melakukan rehabilitasi sebesar 412.541,51 hektare (ha) jaringan irigasi. Lebih lanjut Jarot menjelaskan, Ditjen SDA juga telah melaksanakan operasi dan pemeliharaan 1.338 embung, 317 situ, 923 sungai, dan 3,01 juta ha daerah irigrasi. "Ditjen SDA juga telah melakukan operasi dan pemeliharaan air tanah dan air baku sebanyak 1.241 titik dengan rincian 143 titik sumur air tanah, 517 titik air baku, dan 581 titik irigasi air tanah," pungkasnya. Di samping itu, Ditjen SDA juga telah menjalankan empat upaya non-struktural guna menekan dampak bencana kekeringan. Pertama, melakukan pengelolaan air dan pemberdayaan petani. Kedua, melakukan pengelolaan air dari waduk. Ketiga, pengelolaan air dari selain waduk. Adapun langkah keempat, yakni pemanfaatan teknologi informasi dan kerjasama multi pihak.