CEO Danantara Temui Menteri Keuangan Bahas Dukungan Fiskal Strategis

Kamis, 04 Desember 2025 | 11:13:20 WIB
CEO Danantara Temui Menteri Keuangan Bahas Dukungan Fiskal Strategis

JAKARTA – Rosan P. Roeslani, CEO Danantara Indonesia, mengunjungi kantor Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk membahas berbagai upaya pengembangan perusahaan, termasuk dukungan fiskal dan perpajakan yang bisa diberikan oleh pemerintah. 

Pertemuan ini menekankan sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam mendorong proyek strategis yang berdampak luas bagi masyarakat dan ekonomi nasional.

“Kita diskusikan, bagaimana pengembangan Danantara, dukungan dari segi fiskal dan perpajakannya seperti apa dari Kementerian Keuangan, beliau (Purbaya) sangat terbuka,” tutur Rosan. Rosan menambahkan bahwa pembahasan lebih lanjut akan dilanjutkan oleh tim kerja untuk menindaklanjuti sejumlah hal yang telah dibicarakan. “Tapi intinya sangat-sangat positif,” ujarnya.

Fokus pada Proyek Strategis dan RKAP 2026

Pertemuan ini juga terkait dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2026 yang telah dipaparkan Danantara Indonesia dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI. Dalam RKAP, Danantara menekankan penerapan kerangka klasifikasi proyek strategis yang ketat dan transparan. Setiap investasi dipastikan selaras dengan aspirasi pembangunan nasional, memiliki dampak sosial-lingkungan besar, memberikan nilai ekonomi signifikan, dan tetap layak secara komersial.

Rosan menjelaskan bahwa kerangka ini diterapkan pada berbagai proyek perusahaan, baik di dalam negeri maupun internasional. Dua contoh utama yang disorot adalah Proyek Kampung Haji di Makkah dan proyek waste-to-energy (WtE) domestik.

Proyek Kampung Haji di Makkah

Proyek Kampung Haji yang diinisiasi melalui Inpres No.15/2025 bertujuan meningkatkan kualitas akomodasi bagi jemaah haji Indonesia, yang merupakan jemaah terbesar di dunia. Proyek ini juga menjawab kebutuhan solusi pelayanan yang lebih permanen dan terencana.

Pelaksanaan proyek menggunakan dua pendekatan. Pertama, mengikuti proses lelang lahan yang dibuka oleh otoritas Arab Saudi. Kedua, mengeksplorasi opsi akuisisi aset dan pengembangan lahan alternatif untuk memastikan fleksibilitas dan efisiensi investasi.

Inisiatif ini diproyeksikan mampu membuka hingga 7.500 lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia dan menghasilkan nilai ekonomi lebih dari Rp2,5 triliun per tahun melalui penguatan ekosistem halal. 

“Project Berkah bukan hanya soal akomodasi jemaah, tetapi tentang membuka peluang ekonomi baru bagi Indonesia dan meningkatkan standar pelayanan publik bagi masyarakat yang melaksanakan ibadah haji,” ujar Rosan.

Proyek Waste-to-Energy Mendukung Ketahanan Energi

Selain proyek internasional, Danantara juga memprioritaskan proyek domestik yang memiliki dampak strategis. Salah satu contohnya adalah proyek waste-to-energy (WtE) yang mendukung agenda ketahanan energi sekaligus penanganan darurat sampah nasional.

Proyek ini diperkirakan menciptakan 3.500–4.500 lapangan kerja selama tahap konstruksi dan ratusan pekerjaan tetap saat masa operasi. Kontribusi ekonominya diperkirakan mencapai Rp1,6 triliun per tahun terhadap PDB selama pembangunan. Proyek ini juga menjadi salah satu contoh penerapan tanggung jawab sosial perusahaan sekaligus inovasi energi terbarukan.

Dukungan Fiskal dan Perpajakan sebagai Pilar Pengembangan

Dalam pertemuan dengan Menteri Keuangan, Rosan menekankan pentingnya dukungan fiskal dan perpajakan agar proyek-proyek strategis tersebut dapat berjalan optimal. Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, menunjukkan keterbukaan untuk mendukung inisiatif perusahaan yang memiliki dampak sosial-ekonomi signifikan.

Langkah ini menjadi sinyal positif bagi dunia usaha, bahwa proyek yang berorientasi pada pembangunan nasional dan kepentingan publik bisa memperoleh kemudahan fiskal atau insentif perpajakan sesuai ketentuan. Dengan dukungan ini, Danantara berharap proyek-proyeknya bisa lebih cepat terealisasi tanpa mengurangi standar transparansi dan akuntabilitas.

Sinergi Swasta-Pemerintah untuk Pembangunan Nasional

Pertemuan antara CEO Danantara dan Menteri Keuangan menegaskan pentingnya sinergi antara sektor swasta dan pemerintah. Proyek strategis seperti Kampung Haji dan WtE tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi perusahaan, tetapi juga menghadirkan manfaat luas bagi masyarakat, mulai dari lapangan kerja hingga peningkatan kualitas layanan publik.

Rosan menekankan bahwa setiap proyek yang dijalankan Danantara selalu mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan, sehingga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Kolaborasi dengan pemerintah, termasuk melalui dukungan fiskal, menjadi faktor kunci agar proyek-proyek ini dapat berjalan efisien dan memberikan nilai tambah yang optimal bagi bangsa.

Pertemuan ini menunjukkan langkah nyata Danantara dalam menjalankan proyek-proyek strategis nasional dan internasional dengan dukungan pemerintah. Melalui koordinasi yang terbuka dan sinergi yang positif, perusahaan berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, serta memberikan pelayanan publik yang lebih baik, khususnya bagi jemaah haji Indonesia dan masyarakat di sektor energi terbarukan.

Terkini