Pemkot Surabaya Pastikan Harga dan Pasokan Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru 2026

Pemkot Surabaya Pastikan Harga dan Pasokan Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru 2026

JAKARTA - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, kekhawatiran masyarakat terhadap lonjakan harga dan kelangkaan bahan pangan kerap muncul.

Namun, Pemerintah Kota Surabaya memastikan kondisi tersebut tidak perlu terjadi pada akhir tahun ini. Pemerintah daerah menegaskan bahwa pasokan bahan kebutuhan pokok dalam kondisi aman dan harga masih berada dalam kendali, sehingga masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak melakukan pembelian secara berlebihan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan bahwa stabilitas harga pangan di Kota Pahlawan hingga saat ini masih terjaga dengan baik. Meski terdapat pergerakan harga pada beberapa komoditas tertentu, kondisi tersebut dinilai masih wajar dan tidak mengganggu daya beli masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah pusat pun telah menetapkan koridor harga sebagai acuan, dan Surabaya dinilai masih berada dalam batas yang diperbolehkan.

Baca Juga

Simak! Panduan Lengkap Cara Cek Penerima BSU Kemenag Melalui Aplikasi Simpatika

“Meski terdapat kenaikan pada sejumlah komoditas, seperti cabai rawit, namun secara umum harga pangan masih terkendali dan pasokan tetap mencukupi,” ujar Eri Cahyadi.

Kenaikan Harga Dipengaruhi Faktor Alam

Eri menjelaskan bahwa salah satu komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah cabai rawit. Kenaikan tersebut bukan disebabkan oleh kelangkaan pasokan di Surabaya, melainkan dipicu oleh faktor eksternal, terutama kondisi cuaca ekstrem yang berdampak pada daerah sentra produksi. Gagal panen di sejumlah wilayah penghasil cabai turut memengaruhi pergerakan harga di pasar.

“Namun di Surabaya, harganya masih berada di bawah batas tertinggi yang ditetapkan kementerian,” katanya.

Dengan kondisi tersebut, Eri menegaskan bahwa pemerintah kota terus melakukan pemantauan intensif terhadap pergerakan harga di pasar-pasar tradisional maupun modern. Langkah ini dilakukan agar setiap gejolak dapat segera diantisipasi sebelum menimbulkan dampak yang lebih luas bagi masyarakat.

Koordinasi Lintas Lembaga Terus Diperkuat

Untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan menjelang Nataru, Pemkot Surabaya memperkuat koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Kerja sama lintas sektor dinilai penting agar kebijakan pengendalian inflasi dapat berjalan efektif dan terukur.

“Pemkot ada meeting poin dengan OJK, Bank Indonesia, dan Forkopimda terkait dengan bahan pokok menghadapi Natal dan tahun baru,” ujar Eri.

Koordinasi tersebut mencakup pemantauan distribusi, kesiapan stok, serta pengendalian harga di tingkat konsumen. Dengan adanya sinergi antara pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan aparat keamanan, diharapkan potensi gangguan distribusi dapat diminimalkan.

Ketersediaan Pangan Dipastikan Melimpah

Sejalan dengan pernyataan wali kota, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Antiek Sugiharti memastikan bahwa stok bahan kebutuhan pokok di Surabaya berada dalam kondisi melimpah. Menurutnya, sebagian besar harga komoditas pangan juga relatif stabil menjelang perayaan akhir tahun.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya secara rutin melakukan pemantauan terhadap komoditas strategis yang menjadi kebutuhan utama masyarakat. Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan pasokan tersedia serta harga tidak melampaui ambang batas kewajaran.

“Sebanyak 12 komoditas utama menjadi fokus pengawasan, diantaranya daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, cabai merah besar, bawang merah, bawang putih, kedelai, gula, dan minyak goreng,” kata Antiek.

Imbauan Belanja Bijak kepada Masyarakat

Selain memastikan ketersediaan pasokan, Pemkot Surabaya juga mengimbau masyarakat agar berbelanja secara bijak. Antiek menekankan bahwa perilaku belanja berlebihan justru dapat menimbulkan masalah baru, seperti pemborosan dan potensi food loss yang merugikan konsumen itu sendiri.

“Belanja secukupnya saja. Selain ketersediaan aman, belanja berlebihan juga berpotensi menimbulkan food loss atau pemborosan yang justru merugikan,” ujarnya.

Menurut Antiek, kesadaran masyarakat dalam mengatur pola belanja sangat berperan dalam menjaga stabilitas harga di pasar. Jika permintaan tetap terkendali, maka distribusi dan pasokan akan berjalan lebih lancar.

Harga Cabai Merah Masih Terkendali

Terkait komoditas cabai merah besar, Antiek menyebut bahwa harga masih tergolong stabil meskipun sempat mengalami fluktuasi dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan harga yang terjadi dinilai tidak signifikan dan masih berada dalam batas wajar.

“Ini (cabai merah besar) agak ada kenaikan, tapi tidak terlalu tinggi, tidak terlalu signifikan ya. Harganya, hanya naiknya sekitar dari Rp44 ribu, Rp46 ribu, Rp47 ribu, hingga Rp48 ribu. Jadi Rp2.000 sampai Rp3.000 kenaikannya,” katanya.

Ia menegaskan bahwa fluktuasi harga tersebut merupakan dinamika pasar yang lazim terjadi menjelang hari besar keagamaan. Selama pasokan tetap tersedia dan distribusi berjalan lancar, kondisi tersebut tidak akan berdampak besar terhadap stabilitas pangan di Surabaya.

Komitmen Jaga Stabilitas Hingga Akhir Tahun

Pemkot Surabaya berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan hingga melewati masa libur Natal dan Tahun Baru. Pemantauan pasar akan terus dilakukan secara berkala, disertai langkah-langkah antisipatif apabila ditemukan potensi lonjakan harga yang tidak wajar.

Pemerintah daerah berharap, dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, pelaksanaan Nataru di Surabaya dapat berlangsung dengan aman, nyaman, dan tanpa gejolak harga pangan yang meresahkan.