JAKARTA - Harga minyak dunia melonjak signifikan pada sesi perdagangan awal pekan ini, mencapai kenaikan hingga 5 persen. Lonjakan ini terjadi setelah Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, memicu kekhawatiran gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.
Lonjakan Harga Minyak pada Awal Perdagangan
Pada Senin, 23 Juni 2025, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dibuka naik 1,76 dolar AS atau 2,38 persen ke level 75,60 dolar AS per barrel. Sementara harga minyak Brent yang menjadi acuan utama global naik 1,80 dolar AS atau 2,34 persen menjadi 78,81 dolar AS per barrel. Bahkan pada puncaknya, harga Brent sempat melonjak hingga menyentuh 81 dolar AS per barrel, mencatat kenaikan sebesar 5,7 persen sebelum kembali terkoreksi.
Baca JugaHIMKI Tingkatkan Daya Saing Industri Kayu Lewat Teknologi Global
Lonjakan ini dipicu oleh serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan, yang diumumkan secara resmi oleh Presiden Donald Trump. Serangan ini menandai eskalasi tajam dalam ketegangan geopolitik yang sudah berlangsung lama antara Iran dan Israel.
Ancaman Penutupan Selat Hormuz Jadi Fokus Kekhawatiran Pasar
Salah satu risiko terbesar yang saat ini diwaspadai para pelaku pasar adalah kemungkinan Iran menutup Selat Hormuz sebagai respons atas serangan tersebut. Selat Hormuz adalah jalur pengiriman minyak vital dunia yang menghubungkan Teluk Persia ke Laut Oman dan Samudra Hindia. Sekitar 20 juta barrel minyak per hari atau sekitar 20 persen dari konsumsi minyak global melewati jalur ini.
Media pemerintah Iran melaporkan bahwa parlemen Iran telah memberikan dukungan atas kemungkinan penutupan Selat Hormuz. Namun keputusan akhir tetap berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio memberikan peringatan keras kepada Iran agar tidak menutup jalur strategis tersebut. Rubio menyebut, "Penutupan Selat Hormuz bisa menjadi bunuh diri ekonomi bagi Iran, mengingat ekspor minyak mereka sangat bergantung pada rute ini."
Rubio juga menyerukan kepada pemerintah China agar menggunakan pengaruhnya untuk mencegah langkah Iran tersebut. "Saya mendorong pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka mengenai hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk pasokan minyak mereka," tambahnya.
Produksi dan Ekspor Minyak Iran yang Menjadi Taruhan Besar
Berdasarkan data Organisasi Negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC), produksi minyak Iran pada Mei 2025 mencapai 3,3 juta barrel per hari, dengan ekspor sebanyak 1,84 juta barrel per hari. Mayoritas ekspor tersebut disalurkan ke pasar China, menjadikan hubungan perdagangan kedua negara sangat penting bagi kelangsungan pasokan minyak global.
Gangguan pada pasokan dari Iran, khususnya jika Selat Hormuz ditutup, diperkirakan akan menimbulkan dampak serius terhadap harga minyak dunia. Analis energi memperingatkan bahwa kondisi ini bisa memicu lonjakan harga yang memukul sektor-sektor ekonomi lain secara luas.
Reaksi Pasar dan Dampak Geopolitik Lebih Luas
Fluktuasi harga minyak yang terjadi setelah serangan AS ini menandai tingginya ketidakpastian di pasar energi dunia. Investor global kini dengan cermat memantau respons Iran serta dinamika politik dan militer di Timur Tengah yang dapat berpengaruh langsung pada pasokan minyak.
Ketegangan yang terus berlanjut antara Iran dan Israel turut memperburuk kondisi pasar. Dengan harga minyak yang semakin tidak stabil, negara-negara pengimpor utama di Eropa dan Asia mulai meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi potensi krisis energi yang dapat memengaruhi kestabilan ekonomi mereka.
Ketegangan Timur Tengah Pengaruhi Harga Minyak Dunia
Serangan AS ke fasilitas nuklir Iran memicu lonjakan harga minyak dunia hingga mencapai 5 persen dalam waktu singkat. Ancaman penutupan Selat Hormuz oleh Iran menjadi sumber utama kekhawatiran pasar, mengingat pentingnya jalur tersebut bagi pasokan minyak global.
Menteri luar negeri AS dan analis pasar menekankan bahwa setiap gangguan pasokan dari Timur Tengah akan berdampak luas, tidak hanya pada harga minyak tetapi juga pada pemulihan ekonomi global yang masih rapuh. Oleh sebab itu, stabilitas politik dan keamanan di kawasan ini menjadi faktor kunci dalam menjaga keseimbangan pasar energi dunia.
Apakah kamu ingin saya tambahkan analisis khusus terkait dampak harga minyak terhadap ekonomi Indonesia?
Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Rekoemndasi 10 Tempat Makan Siang Terbaik di Jogja yang Wajib Dicoba 2025
- Senin, 15 Desember 2025
Resep Bumbu Bulgogi Autentik, Cara Praktis Masak Daging Khas Korea
- Senin, 15 Desember 2025
Resep Nasi Kandar Rumahan dengan Rempah Kaya, Gurih dan Nikmat yang Harus di Coba
- Senin, 15 Desember 2025
6 Rekomendasi Kuliner Sate Terbaik di Puncak Bogor untuk Pecinta Rasa yang Wajib di Coba
- Senin, 15 Desember 2025
Berita Lainnya
Unggul Impactful, UI Gandeng Komunitas Difabel di Festival Pengmas UI 2025
- Senin, 15 Desember 2025
Kaum Difabel Jalani Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Festival Pengmas UI 2025
- Senin, 15 Desember 2025
Terpopuler
1.
2.
ESDM Laporkan Ribuan Pelanggan PLN Aceh Sudah Tersambung Listrik
- 15 Desember 2025
3.
KEK Dorong Pertumbuhan Ekonomi Tinggi di Kabupaten Batang dan Kendal
- 15 Desember 2025
4.
Elnusa Perkuat Energi Hijau Lewat Kolaborasi Teknologi Panas Bumi
- 15 Desember 2025
5.
Baru Dirilis Agustus, BYD Atto 1 Kuasai Pasar Mobil Listrik 2025
- 15 Desember 2025












