JAKARTA - Melihat tantangan serius dalam regenerasi petani di daerah, Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri mengambil langkah progresif dengan mempersiapkan generasi muda agar siap terjun ke sektor pertanian secara profesional. Upaya ini diwujudkan melalui pembukaan program Magang Petani Muda untuk komoditas hortikultura, yang secara resmi dimulai pada Senin lalu di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Barro Tani, Desa Pule, Kecamatan Selogiri.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, menegaskan bahwa regenerasi petani menjadi isu mendesak yang tidak bisa diabaikan. Ia menilai, saat ini banyak generasi muda yang kurang tertarik pada sektor pertanian karena dianggap tidak menjanjikan. Oleh karena itu, program magang ini diharapkan dapat mengubah paradigma tersebut.
“Harapannya, akan tumbuh wirausaha muda di bidang pertanian,” jelas Baroto. Menurutnya, membangun kecintaan generasi muda pada pertanian merupakan kunci agar Wonogiri memiliki masa depan pertanian yang berkelanjutan.
Baca JugaHIMKI Tingkatkan Daya Saing Industri Kayu Lewat Teknologi Global
Program Magang Petani Muda diikuti oleh 20 peserta yang didominasi pemuda berusia produktif. Mereka akan mengikuti magang intensif selama 90 hari, di mana setiap tahapan pelatihan dirancang untuk memberikan pengalaman nyata dalam mengelola usaha tani dari hulu hingga hilir.
“Pelaksanaannya dipusatkan di P4S Barro Tani, Desa Pule, Kecamatan Selogiri” imbuh Baroto.
Materi magang mencakup seluruh proses budidaya hortikultura, mulai dari tahap awal persiapan lahan, pemilihan dan persiapan benih, penyemaian bibit, proses penanaman, pemupukan, hingga perawatan tanaman. Tidak hanya berhenti pada teknis budidaya, peserta juga akan dibekali pengetahuan seputar pasca panen, termasuk teknik pemasaran produk hortikultura agar petani muda mampu bersaing di pasar.
Menurut Baroto, pelatihan praktis ini sangat penting agar para petani muda tidak hanya menguasai teori tetapi juga terampil secara langsung dalam menerapkan ilmunya. “Program magang usaha tani ini dikemas dalam bentuk pelatihan praktis sehingga mereka mendapatkan pengalaman lapangan yang sesungguhnya,” tegasnya.
Langkah strategis ini menjadi upaya Dinas Pertanian Wonogiri dalam menghadapi tantangan krisis regenerasi petani yang sudah terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Jika tidak segera diatasi, ketahanan pangan di tingkat daerah maupun nasional bisa terancam karena semakin sedikitnya jumlah petani produktif.
Baroto menyebut, sektor hortikultura sengaja dipilih dalam program ini karena memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Wonogiri. Permintaan pasar akan produk hortikultura seperti sayur-sayuran selalu tinggi, sementara lahan yang dimiliki daerah masih luas dan subur.
Program ini juga menjadi bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan daerah melalui penguatan kapasitas dan keterampilan sumber daya manusia di sektor pertanian. “Dengan adanya petani muda yang berjiwa wirausaha, sektor hortikultura akan lebih cepat berkembang dan berdaya saing,” ujar Baroto optimistis.
Selain memberikan pelatihan teknis, Dinas Pertanian Wonogiri juga menanamkan nilai-nilai penting seperti kedisiplinan, keuletan, dan kerja keras kepada para peserta. Dengan mengusung semangat “sregep, tekun, tinemu” yang berarti rajin, disiplin, dan berhasil, Baroto berharap para petani muda memiliki karakter kuat untuk menghadapi tantangan usaha tani ke depan.
“Dengan semangat sregep, tekun, tinemu, kami yakin para petani muda akan berjaya di setiap bidang yang digelutinya,” pungkas Baroto.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain yang juga menghadapi tantangan serupa dalam regenerasi petani. Wonogiri sendiri telah menyiapkan berbagai dukungan agar alumni program magang ini dapat segera menerapkan ilmunya, termasuk akses pada bantuan modal usaha dan pendampingan lanjutan.
Dengan program ini, Wonogiri menatap masa depan pertanian yang lebih modern, produktif, dan digerakkan oleh anak-anak muda yang kreatif serta adaptif terhadap perubahan. Upaya ini juga sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu penopang utama perekonomian lokal.
Selain meningkatkan minat generasi muda, program ini diharapkan mampu mendongkrak nilai tambah sektor pertanian Wonogiri, meningkatkan pendapatan petani, dan memperkuat ketahanan pangan daerah. Terlebih di tengah tantangan global yang makin kompleks, ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau menjadi isu strategis yang perlu diantisipasi sejak dini melalui regenerasi petani.
Dengan keberhasilan program Magang Petani Muda ini, Wonogiri optimistis dapat mencetak wirausaha muda di bidang pertanian yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga bersaing di pasar yang lebih luas.
Mazroh Atul Jannah
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Rekoemndasi 10 Tempat Makan Siang Terbaik di Jogja yang Wajib Dicoba 2025
- Senin, 15 Desember 2025
Resep Bumbu Bulgogi Autentik, Cara Praktis Masak Daging Khas Korea
- Senin, 15 Desember 2025
Resep Nasi Kandar Rumahan dengan Rempah Kaya, Gurih dan Nikmat yang Harus di Coba
- Senin, 15 Desember 2025
6 Rekomendasi Kuliner Sate Terbaik di Puncak Bogor untuk Pecinta Rasa yang Wajib di Coba
- Senin, 15 Desember 2025
Berita Lainnya
Unggul Impactful, UI Gandeng Komunitas Difabel di Festival Pengmas UI 2025
- Senin, 15 Desember 2025
Kaum Difabel Jalani Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Festival Pengmas UI 2025
- Senin, 15 Desember 2025
Terpopuler
1.
2.
ESDM Laporkan Ribuan Pelanggan PLN Aceh Sudah Tersambung Listrik
- 15 Desember 2025
3.
KEK Dorong Pertumbuhan Ekonomi Tinggi di Kabupaten Batang dan Kendal
- 15 Desember 2025
4.
Elnusa Perkuat Energi Hijau Lewat Kolaborasi Teknologi Panas Bumi
- 15 Desember 2025
5.
Baru Dirilis Agustus, BYD Atto 1 Kuasai Pasar Mobil Listrik 2025
- 15 Desember 2025












