BEI Terapkan Periode Non-Cancellation Demi Harmonisasi Praktik Perdagangan Global

BEI Terapkan Periode Non-Cancellation Demi Harmonisasi Praktik Perdagangan Global

JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kualitas perdagangan di pasar modal dengan menerapkan kebijakan non-cancellation period pada Desember 2025. 

Kebijakan ini menyasar sesi pra pembukaan dan pra penutupan, di mana pesanan beli maupun jual yang telah masuk ke sistem tidak dapat diubah atau dibatalkan. Meskipun demikian, investor tetap diperbolehkan memasukkan pesanan baru selama periode tersebut. 

Langkah ini dianggap sebagai upaya BEI untuk menyelaraskan praktik perdagangan domestik dengan standar internasional, sekaligus menjaga integritas pasar dan perlindungan investor.

Baca Juga

OJK Jelaskan Skema Koordinasi Manfaat Asuransi dan BPJS Kesehatan

Mekanisme Non-Cancellation Period

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, menjelaskan secara rinci mekanisme kebijakan ini. Pada sesi pra pembukaan, non-cancellation period dimulai pukul 08.56.00 hingga proses matching di Jakarta Automated Trading System (JATS) selesai. 

Sedangkan pada sesi pra penutupan, periode ini berlaku mulai pukul 15.56.00 hingga seluruh pesanan berhasil dimatching-kan.

Irvan menambahkan, "Kebijakan ini sejalan dengan standar yang telah lebih dulu diterapkan oleh sejumlah bursa global untuk menjaga kualitas proses price discovery dan stabilitas pasar." 

Dengan kata lain, BEI tidak hanya mengikuti praktik terbaik internasional, tetapi juga berusaha meminimalisir potensi gangguan pasar yang bisa muncul akibat perubahan pesanan mendadak di sesi penting.

Referensi Global

BEI mencontohkan sejumlah bursa yang telah menerapkan kebijakan serupa, antara lain: Singapore Stock Exchange (SGX), Hong Kong Stock Exchange (HKEX), Shanghai Stock Exchange (SSE), dan Philippine Stock Exchange (PSE). 

Implementasi di bursa-bursa tersebut menunjukkan hasil positif dalam menjaga harga agar tetap wajar dan menekan praktik manipulasi seperti spoofing. Dengan mengikuti jejak bursa internasional, BEI berharap mampu meningkatkan efisiensi pasar modal Indonesia dan memberikan kepastian transaksi bagi investor.

Tujuan Kebijakan

Salah satu tujuan utama dari non-cancellation period adalah untuk meredam pembentukan harga semu yang kerap terjadi di sesi pra pembukaan maupun pra penutupan. Irvan menegaskan, "Non-cancellation period juga menjadi langkah BEI untuk meredam potensi aksi manipulasi pembentukan harga. 

Hal ini sejalan dengan strategi BEI meningkatkan integritas pasar modal Indonesia dan perlindungan investor."

Selain itu, kebijakan ini juga berfungsi sebagai tindak lanjut dari evaluasi atau post-implementation review yang dilakukan BEI terhadap pengembangan sesi pra penutupan sejak 6 Desember 2021. 

Berdasarkan review tersebut, terlihat bahwa penerapan non-cancellation period dapat mengurangi risiko volatilitas harga yang tidak wajar, sehingga mendukung proses price discovery yang lebih transparan.

Dampak bagi Investor dan Pelaku Pasar

Investor dan pelaku pasar perlu memahami bahwa meskipun pesanan yang telah masuk tidak bisa dibatalkan selama periode ini, tetap diperbolehkan menambah pesanan baru. Hal ini memberikan fleksibilitas, tetapi sekaligus menekankan pentingnya perencanaan transaksi sebelum periode non-cancellation dimulai.

BEI menekankan edukasi sebagai komponen penting dalam implementasi kebijakan ini. Irvan menyampaikan, "Kami telah melakukan serangkaian sosialisasi kepada pelaku pasar, terutama kepada Anggota Bursa dan Penerima Lisensi Bursa baik lokal maupun asing, serta melakukan update informasi non-cancellation period pada Website IDX yang dapat diakses oleh publik." 

Dengan begitu, diharapkan seluruh investor memahami aturan baru ini dan mampu menyesuaikan strategi perdagangan mereka.

Langkah Edukasi BEI

BEI tidak hanya memberlakukan kebijakan baru, tetapi juga memastikan edukasi kepada publik berjalan optimal. Berbagai bentuk sosialisasi telah dilakukan, termasuk memberikan informasi detail melalui website resmi IDX, melakukan pertemuan dengan anggota bursa, dan mengedukasi penerima lisensi bursa. 

Tujuannya agar investor memahami mekanisme non-cancellation period, sehingga keputusan investasi dapat dibuat dengan tepat dan risiko manipulasi dapat ditekan.

Irvan menegaskan, sosialisasi ini menjadi kunci agar kebijakan berjalan efektif. Investor yang memahami jadwal non-cancellation period dapat merencanakan pesanan mereka dengan lebih matang dan meminimalkan risiko kerugian akibat fluktuasi harga mendadak.

Dengan penerapan non-cancellation period pada sesi pra pembukaan dan pra penutupan, BEI menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kualitas pasar modal Indonesia. Kebijakan ini tidak hanya menyesuaikan praktik perdagangan lokal dengan standar global, tetapi juga memperkuat perlindungan investor dan integritas pasar.

Investor kini dihadapkan pada kondisi di mana pesanan tidak bisa diubah di jam-jam krusial, sehingga perencanaan dan strategi perdagangan menjadi lebih penting. Namun, fleksibilitas tetap diberikan melalui kemudahan menambah pesanan baru selama periode ini.

Dengan edukasi dan sosialisasi yang menyeluruh, BEI berharap seluruh pelaku pasar dapat memahami aturan baru, menyesuaikan aktivitas transaksi mereka, dan pada akhirnya menciptakan pasar yang lebih stabil, transparan, dan efisien. 

Kebijakan ini menjadi langkah penting dalam perjalanan BEI menuju harmonisasi dengan praktik terbaik bursa internasional, sekaligus menjaga kepercayaan investor domestik maupun asing.