Wamendag Ungkap Penyebab Harga Cabai Naik Tajam Jelang Nataru

Wamendag Ungkap Penyebab Harga Cabai Naik Tajam Jelang Nataru
Wamendag Ungkap Penyebab Harga Cabai Naik Tajam Jelang Nataru

JAKARTA - Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), harga cabai di pasar domestik meningkat tajam, memicu perhatian pemerintah.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menyebut kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi faktor utama di balik lonjakan harga varietas cabai di berbagai wilayah Tanah Air.

“Ya jadi kalau cabai itu memang faktor cuaca ya, di mana-mana saya keliling, saya keliling ke beberapa wilayah itu biasanya karena cuaca,” ujar Dyah dalam kunjungannya ke Surabaya. Lonjakan harga ini mendorong pemerintah untuk memantau secara ketat ketersediaan stok cabai dan menjaga keterjangkauan harga bagi masyarakat.

Baca Juga

Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Terbaru Hari Kamis 18 Desember 2025

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), harga cabai rawit dan cabai merah tertinggi pada pekan kedua Desember 2025 tercatat mencapai Rp200.000 per kilogram di Kabupaten Nduga, Papua, dan Rp155.500 per kilogram di Kabupaten Mappi. Peningkatan ini jauh melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP) cabai rawit yang berada pada kisaran Rp40.000–57.000 per kilogram. Secara nasional, rata-rata harga cabai rawit telah naik dari Rp43.728 per kilogram pada November 2025 menjadi Rp65.541 per kilogram pada minggu kedua Desember 2025, atau meningkat 49,88%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai rawit terjadi di 75,56% wilayah di Indonesia. Data BPS menunjukkan jumlah kabupaten/kota yang mencatat kenaikan harga meningkat dari 261 pada pekan pertama Desember menjadi 272 pada pekan kedua Desember 2025. Kondisi ini mencerminkan dampak luas dari faktor cuaca terhadap produksi tanaman hortikultura, khususnya cabai.

“Sehingga ini menjadi salah satu pendorong mungkin terjadinya kenaikan harga cabai rawit di minggu kedua Desember 2025,” kata Pudji.

Selain cabai rawit, harga cabai merah juga mengalami tren kenaikan di sebagian besar wilayah. IPH (Indeks Perkembangan Harga) cabai merah meningkat di 73,89% wilayah Indonesia. Harga cabai merah tertinggi tercatat Rp200.000 per kilogram di Kabupaten Nduga, Rp155.500 di Kabupaten Mappi, dan Rp147.000 di Kabupaten Kepulauan Anambas. Sebaliknya, harga cabai merah terendah tercatat Rp20.000 per kilogram. Secara umum, harga cabai merah naik 10,73% dibanding November 2025.

Dalam menghadapi lonjakan harga ini, Wamendag Dyah Roro Esti menegaskan bahwa kementerian terkait, bersama asosiasi petani dan pedagang, telah melakukan rapat koordinasi untuk memastikan ketersediaan stok cabai tetap memadai. Pemerintah juga menyiapkan langkah-langkah pemantauan harga di lapangan, termasuk kunjungan ke wilayah Indonesia Timur, untuk memastikan bahan pokok tetap stabil menjelang Nataru.

“Kemarin kita juga sudah rapat koordinasi di tingkat kementerian dengan beberapa asosiasi untuk memastikan bahwa bahan-bahan pokok kita itu tersedia lintas wilayah,” ujar Dyah. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan harga, sekaligus mengantisipasi lonjakan yang dapat memberatkan masyarakat.

Fenomena kenaikan harga cabai ini menunjukkan kompleksitas pasar bahan pokok menjelang musim perayaan. Selain faktor cuaca, keterbatasan distribusi dan kapasitas penyimpanan di beberapa daerah juga turut memengaruhi harga. Pemerintah melalui koordinasi lintas kementerian berupaya memastikan suplai tetap lancar, mulai dari produsen hingga konsumen akhir.

Wamendag juga menyoroti perlunya penguatan sistem distribusi dan komunikasi antar-pedagang agar fluktuasi harga dapat diminimalkan. Dengan keterlibatan aktif pemerintah, asosiasi petani, dan pedagang, masyarakat diharapkan tetap bisa memperoleh cabai dengan harga yang lebih terjangkau selama masa Nataru.

Selain itu, pemantauan harga dan koordinasi pemerintah bertujuan mencegah spekulasi yang dapat memperparah lonjakan harga. Strategi ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi sekaligus melindungi daya beli masyarakat, terutama di tengah tingginya permintaan menjelang perayaan akhir tahun.

Secara keseluruhan, lonjakan harga cabai menjelang Nataru menjadi perhatian utama pemerintah. Faktor cuaca memang menjadi penyebab utama, namun peran koordinasi antara kementerian, asosiasi petani, dan pedagang dinilai vital untuk menjaga pasokan dan harga tetap terkendali. Upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan kebutuhan pangan pokok masyarakat tetap aman dan stabil, meskipun menghadapi tantangan cuaca yang tidak menentu.

Dengan pemantauan yang cermat dan langkah-langkah proaktif dari pemerintah, diharapkan harga cabai tetap dapat berada dalam kisaran yang wajar, sehingga masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru tanpa terbebani lonjakan harga bahan pokok.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Rekomendasi 10 Tempat Makan Enak Dekat Stasiun Medan

Rekomendasi 10 Tempat Makan Enak Dekat Stasiun Medan

10 Rekomendasi Kuliner Favorit Dekat Stasiun Padang untuk Wisatawan

10 Rekomendasi Kuliner Favorit Dekat Stasiun Padang untuk Wisatawan

Resep Chicken Steak Ala Resto Rumahan dengan Saus Melimpah Praktis yang Harus di Coba

Resep Chicken Steak Ala Resto Rumahan dengan Saus Melimpah Praktis yang Harus di Coba

Resep Chicken Teriyaki Empuk Praktis dengan Saus Meresap Maksimal

Resep Chicken Teriyaki Empuk Praktis dengan Saus Meresap Maksimal

Manfaat Buah Kelengkeng untuk Pencernaan Imunitas dan Pencegahan Penyakit Kronis

Manfaat Buah Kelengkeng untuk Pencernaan Imunitas dan Pencegahan Penyakit Kronis