JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor perikanan tangkap yang berkelanjutan.
Langkah ini menjadi penting untuk memastikan nelayan Indonesia tidak hanya mampu bersaing di tingkat global, tetapi juga menjaga kelestarian ekosistem laut.
“Kami optimistis SDM perikanan Indonesia akan semakin tangguh dan berdaya saing,” ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP), I Nyoman Radiarta.
Menurut Nyoman, kolaborasi antara pemerintah, asosiasi industri, dan nelayan adalah kunci agar SDM perikanan memiliki kompetensi sesuai standar internasional.
Dengan dukungan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi, nelayan akan mampu menangkap ikan dengan teknik berkelanjutan sekaligus meningkatkan kualitas hasil tangkapan.
Sinergi Strategis Bersama AP2HI
Salah satu langkah konkrit KKP adalah menggandeng Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI). Ketua AP2HI, Abrizal Andrew Ang, menekankan bahwa kerja sama ini merupakan komitmen bersama untuk memperkuat kapasitas nelayan kecil dan mendorong keterlibatan generasi muda.
“Kerja sama antara BPPSDM KP dan AP2HI ini diharapkan dapat menjadi model sinergi antara pemerintah dan asosiasi dalam pengembangan SDM perikanan tangkap yang kompeten dan berkelanjutan,” kata Abrizal.
Kolaborasi ini tidak hanya fokus pada pelatihan teknis, tetapi juga pengembangan komunitas pesisir, inovasi penjaminan mutu hasil tangkapan, serta sistem ketertelusuran (traceability) yang membuat hasil tangkapan nelayan lebih mudah diakses pasar global.
Program Pelatihan dan Sertifikasi
KKP menargetkan lebih dari 900 nelayan kecil dengan kapal di bawah 5 GT untuk memperoleh pelatihan dan sertifikasi resmi. Pelatihan ini difokuskan pada teknik penangkapan ikan dengan pancing (pole & line) dan pancing ulur (handline) di 23 lokasi di seluruh Indonesia.
Selain itu, program magang dan link-and-match antara lembaga pendidikan dengan industri anggota AP2HI memberikan peluang bagi mahasiswa dan lulusan sekolah kelautan serta perikanan untuk meningkatkan kesiapan kerja di industri.
Dengan cara ini, generasi muda dapat langsung belajar praktik lapangan dan memahami dinamika perikanan berkelanjutan.
“Dengan sinergi yang kuat antara lembaga pendidikan, asosiasi industri, dan nelayan, kami optimistis SDM perikanan Indonesia akan semakin tangguh dan berdaya saing,” tambah Nyoman.
Pendampingan dan Kelembagaan Nelayan
Selain pelatihan, BPPSDM KP menekankan pentingnya pendampingan kelembagaan bagi nelayan kecil. Pendampingan ini bertujuan agar nelayan mampu mengelola usaha perikanan secara profesional, mulai dari penanganan hasil tangkapan, pengelolaan keuangan, hingga pemasaran ke pasar domestik maupun internasional.
Pendampingan juga mendorong nelayan untuk menerapkan praktik penangkapan yang ramah lingkungan. Hal ini sesuai dengan visi pemerintah untuk mewujudkan perikanan tangkap yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan komunitas pesisir.
Abrizal menegaskan bahwa komunitas pesisir inklusif adalah salah satu indikator kesuksesan program ini.
Penerapan Praktik Perikanan Berkelanjutan
AP2HI selama ini menjadi pelopor perikanan tuna berkelanjutan di Indonesia. Organisasi ini mendorong praktik penangkapan ikan ramah lingkungan, pengembangan komunitas pesisir, serta inovasi penjaminan mutu hasil tangkapan.
Sistem ketertelusuran (traceability) yang diterapkan memastikan konsumen dan eksportir bisa mengetahui asal-usul ikan secara transparan.
“Dengan penerapan praktik penangkapan yang ramah lingkungan, pengembangan komunitas pesisir, dan inovasi berkelanjutan, nelayan Indonesia dapat bersaing di pasar global,” kata Abrizal.
KKP menekankan bahwa peningkatan kapasitas SDM dan inovasi teknologi merupakan kunci agar Indonesia menjadi produsen perikanan berkelanjutan yang kompetitif. Tidak hanya meningkatkan pendapatan nelayan, program ini juga berkontribusi menjaga kelestarian sumber daya laut.
Tantangan dan Peluang
Sektor perikanan tangkap menghadapi berbagai tantangan, mulai dari perubahan iklim, tekanan lingkungan, hingga persaingan global. Namun, kolaborasi antara pemerintah, asosiasi industri, lembaga pendidikan, dan nelayan menciptakan peluang besar untuk mencetak SDM yang profesional dan adaptif.
Program sertifikasi, pelatihan, dan magang tidak hanya menyiapkan nelayan dan lulusan perguruan tinggi untuk bekerja di sektor perikanan, tetapi juga membuka ruang bagi inovasi baru yang bisa meningkatkan daya saing industri perikanan nasional.
Keberhasilan program ini juga menekankan pentingnya pendekatan inklusif, di mana nelayan kecil mendapatkan akses pelatihan dan pendampingan yang setara dengan nelayan berkapasitas besar. Dengan demikian, seluruh ekosistem perikanan di Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan.
Dampak Positif bagi Ekonomi dan Kedaulatan Pangan
Peningkatan SDM perikanan tangkap tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga berdampak pada ekonomi lokal. Nelayan yang memiliki kapasitas lebih baik mampu meningkatkan hasil tangkapan dan kualitas produknya, sehingga membuka peluang ekspor yang lebih besar dan meningkatkan pendapatan komunitas pesisir.
Selain itu, peningkatan kapasitas SDM juga mendukung kedaulatan pangan nasional. Dengan praktik perikanan yang berkelanjutan, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan protein hewani dari laut secara mandiri, mengurangi ketergantungan impor, dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Peningkatan kapasitas SDM perikanan tangkap oleh KKP melalui kerja sama dengan AP2HI, program pelatihan, sertifikasi, magang, dan pendampingan kelembagaan merupakan langkah strategis untuk mencetak generasi nelayan profesional dan berdaya saing tinggi.
Dengan sinergi antara pemerintah, asosiasi industri, lembaga pendidikan, dan nelayan, Indonesia berpotensi menjadi negara produsen perikanan berkelanjutan yang unggul, menjaga kelestarian laut, serta mendorong kesejahteraan komunitas pesisir.
Inisiatif ini juga menegaskan bahwa setiap pihak, dari petani ikan hingga mahasiswa, memiliki peran penting sebagai “pahlawan perikanan” masa kini, yang berkontribusi bagi masa depan ekonomi dan kedaulatan pangan Indonesia.