Harga BBM Pertamina Terbaru Berlaku Selasa, 11 November 2025

Selasa, 11 November 2025 | 08:59:20 WIB
Harga BBM Pertamina Terbaru Berlaku Selasa, 11 November 2025

JAKARTA - Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) kembali dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) untuk periode November 2025. 

Melalui pengumuman resmi di situs mypertamina.id, perusahaan menyampaikan bahwa perubahan harga berlaku di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di Indonesia mulai 1 November 2025. 

Kabar baiknya, tidak semua jenis BBM mengalami perubahan harga. Hanya produk diesel non-subsidi seperti Dexlite dan Pertamina Dex yang mengalami kenaikan, sedangkan produk bensin tetap dipertahankan pada harga sebelumnya.

Kebijakan ini menjadi bagian dari penyesuaian berkala yang dilakukan Pertamina dengan mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari pergerakan harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, hingga kebijakan energi nasional yang menekankan stabilitas harga bagi masyarakat.

Penetapan Harga BBM Terbaru November 2025

Per 1 November 2025, Pertamina resmi menetapkan harga baru untuk sejumlah produk BBM. Harga bensin seperti Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo tidak mengalami perubahan. 

Pertalite tetap dijual dengan harga Rp10.000 per liter, sementara Pertamax (RON 92) dipatok pada kisaran Rp12.000 hingga Rp12.200 per liter di sebagian besar wilayah Indonesia. Pertamax Turbo (RON 98) masih berada di angka Rp13.100 per liter.

Sebaliknya, produk diesel non-subsidi mengalami penyesuaian. Harga Dexlite naik menjadi Rp13.900 per liter dari sebelumnya Rp13.700, sedangkan Pertamina Dex naik menjadi Rp14.200 per liter dari Rp14.000. Penyesuaian ini berlaku merata di seluruh provinsi dengan perbedaan kecil tergantung wilayah distribusi.

Sementara itu, harga BBM bersubsidi tidak berubah. Pertalite tetap di harga Rp10.000 per liter dan Biosolar subsidi di Rp6.800 per liter. Kebijakan ini diambil untuk menjaga daya beli masyarakat dan memastikan kebutuhan transportasi umum serta sektor logistik tetap stabil.

Rincian Harga per Wilayah

Berdasarkan data resmi dari Pertamina, berikut adalah beberapa contoh harga BBM terbaru di sejumlah provinsi:

Provinsi Aceh:
Pertamax Rp12.500; Pertamax Turbo Rp13.400; Dexlite Rp14.200 (naik dari Rp14.000); Pertamina Dex Rp14.500 (naik dari Rp14.300); Pertalite Rp10.000; Biosolar Rp6.800.

Free Trade Zone (FTZ) Sabang:
Pertamax Rp11.500; Dexlite Rp13.000; Pertalite Rp10.000; Biosolar Rp6.800.

DKI Jakarta:
Pertamax Rp12.200; Pertamax Green Rp13.000; Pertamax Turbo Rp13.100; Dexlite Rp13.900; Pertamina Dex Rp14.200.

Jawa Barat:
Pertamax Rp12.200; Pertamax Turbo Rp13.100; Pertamax Green Rp13.000; Dexlite Rp13.900; Pertamina Dex Rp14.200.

Kalimantan Selatan:
Pertamax Rp12.800; Pertamax Turbo Rp13.700; Dexlite Rp14.500; Pertamina Dex Rp14.800.

Papua Barat:
Pertamax Rp12.500; Pertamina Dex Rp14.500; Dexlite Rp14.200.

Daftar harga lengkap di seluruh provinsi menunjukkan pola yang sama: harga bensin tetap, sementara harga diesel non-subsidi naik sedikit namun konsisten di seluruh daerah.

Latar Belakang Penyesuaian Harga

Kenaikan harga BBM non-subsidi tidak terlepas dari dinamika global sektor energi. Sepanjang triwulan terakhir 2025, harga minyak mentah dunia mengalami fluktuasi di kisaran USD 88–94 per barel. 

Selain itu, biaya distribusi dan logistik mengalami peningkatan seiring naiknya ongkos transportasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Pertamina menegaskan bahwa penyesuaian ini dilakukan dengan tetap memperhatikan kemampuan masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi nasional. 

Produk yang paling banyak digunakan masyarakat, seperti Pertalite dan Pertamax, sengaja tidak diubah harganya agar beban biaya hidup tetap terkendali.

Sementara itu, produk diesel non-subsidi ditujukan untuk segmen industri dan pengguna kendaraan komersial, yang dinilai masih mampu menyesuaikan diri terhadap kenaikan harga tersebut. Dengan begitu, kebijakan ini dianggap proporsional dan adil bagi semua lapisan pengguna energi di Indonesia.

Dampak bagi Konsumen dan Dunia Usaha

Bagi masyarakat pengguna kendaraan pribadi berbahan bakar bensin, dampak dari kebijakan ini relatif kecil karena tidak ada perubahan harga. 

Namun bagi pelaku usaha transportasi atau logistik yang menggunakan bahan bakar diesel, kenaikan harga Dexlite dan Pertamina Dex dapat memengaruhi biaya operasional.

Kenaikan Rp200 per liter mungkin tampak kecil, tetapi dalam skala besar, misalnya untuk truk angkutan atau alat berat yang mengonsumsi ratusan liter per hari, biaya tambahan ini cukup signifikan. 

Meski demikian, pemerintah dan Pertamina berharap kenaikan ini tidak menimbulkan efek berantai yang besar terhadap harga barang atau tarif transportasi.

Masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam menggunakan energi, memanfaatkan program digital MyPertamina untuk memantau harga, dan mempertimbangkan penggunaan bahan bakar sesuai kebutuhan dan jenis kendaraan masing-masing.

Konsistensi Pemerintah Menjaga Stabilitas Energi

Kestabilan harga BBM merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menjaga inflasi tetap terkendali. Pertamina sebagai BUMN energi utama memiliki peran besar dalam mendukung kebijakan tersebut. 

Dalam beberapa tahun terakhir, mekanisme penetapan harga BBM diatur melalui formula yang memperhitungkan harga minyak mentah global, kurs, dan biaya distribusi.

Khusus untuk produk bersubsidi, pemerintah menanggung sebagian beban biaya melalui kompensasi kepada Pertamina. Dengan demikian, harga di tingkat konsumen bisa tetap terjangkau. Sedangkan untuk produk non-subsidi seperti Dexlite dan Pertamina Dex, harga ditentukan lebih fleksibel mengikuti tren pasar.

Kebijakan campuran seperti ini diharapkan mampu menyeimbangkan kepentingan antara konsumen, pelaku usaha, dan stabilitas fiskal pemerintah.

Imbauan dan Harapan ke Depan

Pertamina mengajak masyarakat untuk terus mendukung upaya efisiensi energi nasional. Penggunaan bahan bakar yang sesuai dengan standar mesin kendaraan akan membantu menjaga performa sekaligus mengurangi konsumsi BBM. 

Selain itu, Pertamina juga terus mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan seperti Pertamax Green dan Pertamax Turbo yang mengandung bahan aditif rendah emisi.

Ke depan, diharapkan sistem harga BBM di Indonesia semakin transparan dan adaptif terhadap kondisi ekonomi global. Pemerintah juga diharapkan terus mengawal subsidi energi agar tepat sasaran, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah tetap terlindungi dari gejolak harga energi dunia.

Dengan stabilnya harga bensin dan hanya naiknya produk diesel non-subsidi, masyarakat dapat bernapas lega karena kebutuhan utama transportasi sehari-hari tidak terdampak. 

Meski begitu, kewaspadaan terhadap perubahan harga global tetap diperlukan, sebab sektor energi sangat dipengaruhi oleh situasi geopolitik dan pasar internasional.

Perubahan harga BBM November 2025 menunjukkan kebijakan yang seimbang antara kepentingan ekonomi nasional dan stabilitas sosial masyarakat. 

Hanya produk diesel non-subsidi yang mengalami kenaikan, sementara produk bensin dan subsidi tetap stabil. Penyesuaian ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi global dan kebutuhan energi dalam negeri.

Kebijakan ini juga memperlihatkan komitmen Pertamina dan pemerintah untuk terus menjaga keseimbangan antara kepentingan industri, kebutuhan masyarakat, dan keberlanjutan fiskal. 

Masyarakat diharapkan terus bijak menggunakan energi, mengikuti perkembangan harga resmi melalui kanal Pertamina, dan memahami bahwa kebijakan energi selalu diambil berdasarkan keseimbangan antara kepentingan rakyat dan dinamika ekonomi global.

Terkini