SMIL Optimalkan Jasa Alat Berat untuk Raih Pendapatan Berkelanjutan

Rabu, 12 November 2025 | 13:10:42 WIB
SMIL Optimalkan Jasa Alat Berat untuk Raih Pendapatan Berkelanjutan

JAKARTA - PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) menetapkan target pendapatan ambisius sebesar Rp 600 miliar pada 2026. 

Angka ini diyakini akan tercapai melalui peningkatan pendapatan berulang atau recurring income yang bersumber dari sektor pertambangan, khususnya jasa penyewaan alat berat.

Melansir laporan keuangan per September 2025, SMIL mencatat pendapatan Rp 325,44 miliar, meningkat signifikan dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 267,86 miliar. Kenaikan ini menunjukkan tren positif dan menjadi modal kuat perusahaan untuk menapaki target di tahun depan.

Direktur Utama SMIL, Hadi Suhermin, menyatakan, "Kami melihat ceruk pasar yang besar pada jasa penyewaan alat berat di kawasan tambang. Batubara masih menjadi pilar utama ketahanan energi nasional." Pernyataan ini menegaskan optimisme SMIL terhadap permintaan jasa alat berat yang terus meningkat di sektor pertambangan.

Ekspansi Strategis ke Sektor Pertambangan

Untuk mencapai target tersebut, SMIL memperluas lini usaha melalui skema joint operation dengan sejumlah mitra strategis di bawah payung Sarana Cipta Minergi, termasuk PT Barakara dan PT ATOZ, yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP).

Dalam struktur kerja sama ini, Sarana Cipta Minergi memegang 40% saham operasional, sementara SMIL bertindak sebagai penyedia alat berat utama, mulai dari dump truck, excavator, dozer, hingga peralatan pendukung lainnya. 

Model kerja sama ini memungkinkan SMIL untuk memanfaatkan aset dan kemampuan teknisnya secara optimal, sekaligus meminimalkan risiko bisnis di sektor pertambangan.

Ekspansi ini menjadi langkah strategis perusahaan untuk tidak hanya mengandalkan sektor transportasi dan logistik, tetapi juga memperkuat portofolio di industri pertambangan, yang memiliki potensi pertumbuhan signifikan.

Proyek Tambang Baru di Painan, Sumatera Barat

Tambang baru yang dikelola melalui skema joint operation berlokasi di Painan, Sumatera Barat, dengan target produksi awal 200.000 metrik ton per bulan. 

Proyeksi ini bisa meningkat hingga 500.000 metrik ton per bulan seiring dengan optimalisasi operasional. Kualitas batubara yang dihasilkan mencapai GAR 7000 kcal, menjadikannya komoditas bernilai tinggi di pasar energi nasional.

Hadi Suhermin menambahkan, kontribusi SMIL dalam proyek ini terletak pada penyediaan armada alat berat, yang diproyeksikan mampu mendukung produksi hingga 4 juta ton per tahun. 

Dengan kapasitas tersebut, SMIL dapat meningkatkan utilisasi armadanya secara berkelanjutan sekaligus memperkuat posisi dalam rantai pasok pertambangan nasional.

Dampak Positif terhadap Pendapatan Berulang

Fokus pada recurring income melalui penyediaan alat berat di tambang membuat SMIL memiliki pendapatan yang lebih stabil dan berkelanjutan. Model bisnis ini berbeda dari proyek-proyek transportasi yang cenderung fluktuatif karena bergantung pada jumlah penumpang atau kargo. 

Dengan skema ini, SMIL memiliki sumber pendapatan yang bisa diprediksi, mendukung keberlanjutan bisnis, dan meminimalkan risiko finansial jangka panjang.

Selain itu, ekspansi ke sektor pertambangan juga memungkinkan SMIL memanfaatkan keahlian dan aset yang sudah dimiliki, termasuk armada alat berat, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan utilisasi dan efisiensi operasional.

Sinergi dengan Mitra Strategis

Kerja sama dengan Sarana Cipta Minergi, PT Barakara, dan PT ATOZ memungkinkan SMIL memanfaatkan jaringan dan izin usaha mitra, sehingga proses operasional tambang berjalan lebih lancar. 

Sinergi ini menciptakan win-win solution, di mana mitra memperoleh dukungan operasional yang handal, sementara SMIL mendapatkan tambahan pendapatan dari jasa penyewaan alat berat.

Selain keuntungan finansial, kolaborasi ini juga memperluas pengalaman dan portofolio SMIL di sektor pertambangan. Perusahaan tidak hanya menjadi penyedia transportasi dan logistik, tetapi juga berperan strategis dalam rantai pasok energi nasional.

Prospek Bisnis Jangka Panjang

Dengan kombinasi ekspansi strategis, pendapatan berulang yang stabil, dan pemanfaatan armada alat berat, SMIL berada pada posisi yang kuat untuk mencapai target Rp 600 miliar pada 2026. Peningkatan permintaan jasa alat berat di sektor pertambangan, khususnya batubara, menjadi pendorong utama.

Hadi Suhermin menekankan bahwa strategi ini tidak hanya mendorong pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga menyiapkan fondasi untuk pertumbuhan jangka panjang.

Posisi SMIL dalam rantai pasok pertambangan yang strategis membuat perusahaan lebih tahan terhadap fluktuasi pasar dan mampu memanfaatkan peluang baru di masa depan.

Langkah SMIL menargetkan pendapatan Rp 600 miliar pada 2026 mencerminkan optimisme perusahaan terhadap pertumbuhan sektor pertambangan dan strategi recurring income yang stabil. 

Dengan ekspansi ke tambang Painan, kerja sama dengan mitra strategis, dan pemanfaatan armada alat berat, SMIL tidak hanya memperluas portofolio bisnis tetapi juga memperkuat posisinya dalam rantai pasok nasional.

Peningkatan pendapatan yang signifikan, stabilitas dari recurring income, serta pemanfaatan sumber daya secara optimal, menjadi bukti bahwa SMIL siap menghadapi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang di industri pertambangan Indonesia.

Terkini