SMK Go Global, Inisiatif Muhaimin Iskandar Tingkatkan Tenaga Kerja

Rabu, 12 November 2025 | 14:39:57 WIB
SMK Go Global, Inisiatif Muhaimin Iskandar Tingkatkan Tenaga Kerja

JAKARTA - Pemerintah Indonesia kembali mempertegas komitmennya dalam memperluas kesempatan kerja bagi generasi muda, khususnya lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK), melalui program SMK Go Global. 

Program ini dirancang untuk memberikan peluang bagi 500 ribu lulusan SMK agar bisa bekerja di luar negeri, sekaligus memperkuat kualitas tenaga kerja Indonesia di pasar global yang semakin kompetitif.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari kebijakan jangka pendek pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja siap saing di berbagai bidang keahlian.

“In syaa Allah dengan perintah dan arahan Presiden, program akhir tahun 2025 dan tahun 2026 ini kita menempatkan lulusan SMK dan SMA yang berminat dengan keterampilan khusus, baik itu pengelasan, perhotelan, perawatan, dan lain-lain untuk bisa bekerja lebih baik dengan gaji yang bagus di luar negeri,” ujar Muhaimin.

Program SMK Go Global, Jembatan Menuju Tenaga Kerja Profesional Dunia

Melalui program ini, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp2,6 miliar untuk memberangkatkan para peserta ke berbagai negara yang membuka peluang besar bagi pekerja terampil, seperti Jerman, Turki, dan Jepang. 

Negara-negara tersebut tengah mengalami kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor teknis, sehingga menjadi target utama penempatan lulusan SMK asal Indonesia.

Muhaimin menegaskan bahwa SMK Go Global bukan hanya sekadar penyaluran tenaga kerja, melainkan sebuah upaya komprehensif untuk meningkatkan kompetensi, etos kerja, dan kemampuan bahasa asing para lulusan agar siap bersaing di dunia kerja internasional.

“Banyak peluang kerja di luar negeri bagi pekerja dengan skill tertentu yang disiapkan dengan baik. Bagi yang berminat, akan langsung memasuki masa pelatihan yang disiapkan lalu bisa berangkat,” jelasnya.

Dalam pelaksanaannya, peserta akan dibekali pelatihan intensif baik dari sisi keterampilan teknis maupun kemampuan komunikasi lintas budaya. Pemerintah ingin memastikan setiap tenaga kerja yang dikirim tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja di luar negeri.

Sinergi Kementerian dan Lembaga untuk Sukseskan Penempatan Lulusan SMK

Dukungan penuh juga datang dari Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, yang menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan seluruh aspek teknis dan administratif untuk pelaksanaan program ini.

Menurutnya, total 500 ribu peserta yang akan diberangkatkan terdiri dari 300 ribu lulusan SMK dan 200 ribu dari masyarakat umum. Pembagian tersebut disusun berdasarkan pemetaan kompetensi dan kebutuhan negara tujuan.

“Kami sudah merinci per kompetensi, juga sudah memetakan dan membuat profil negara-negara penempatan beserta sektor-sektor pekerjaannya. Prinsipnya, kami KP2MI sudah siap mengeksekusi program ini,” kata Mukhtarudin.

Ia menambahkan, salah satu tantangan utama dalam pengiriman tenaga kerja Indonesia adalah penguasaan bahasa asing. Karena itu, dalam kurikulum pelatihan SMK Go Global, aspek penguatan bahasa menjadi prioritas utama.

“Artinya, kita harus tekankan pendidikan vokasi. Tidak mungkin mengirim pekerja kita yang tidak memahami bahasa negara tujuan,” tegasnya.

Tantangan Tenaga Kerja Muda Indonesia dan Solusi Jangka Panjang

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menunjukkan, terdapat sekitar 1,5 juta lulusan SMK yang belum terserap pasar kerja dalam negeri. Angka tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara kebutuhan industri dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia.

Program SMK Go Global diharapkan menjadi solusi jangka pendek sekaligus menurunkan tingkat pengangguran terdidik di Indonesia. Selain membuka lapangan kerja baru di luar negeri, pemerintah juga ingin memperkuat reputasi tenaga kerja Indonesia sebagai pekerja terampil dan profesional di berbagai sektor.

Muhaimin menyebut bahwa pemerintah tidak ingin mengirim tenaga kerja dalam bentuk “buruh kasar”, melainkan tenaga kerja profesional dengan keterampilan tinggi dan daya saing global.

“Kita ingin penempatan yang berkualitas. Bisa kirim tenaga kerja profesional, bukan sekadar buruh kasar,” ujar Muhaimin menegaskan.

Fokus pada Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Kompetensi

Pemerintah juga meluncurkan Program Quick Win, yang memanfaatkan lembaga-lembaga vokasi untuk memperkuat pendidikan kejuruan. Melalui program ini, pelajar SMK akan mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi industri, termasuk praktik kerja dan sertifikasi internasional.

Pendekatan ini sejalan dengan visi pemerintah dalam membentuk ekosistem pendidikan vokasi yang produktif dan relevan dengan kebutuhan pasar global. 

Dengan demikian, para lulusan SMK tidak hanya siap bekerja di luar negeri, tetapi juga berpotensi membuka lapangan kerja baru ketika kembali ke Indonesia.

Pemerintah juga berencana memperluas kemitraan dengan perusahaan multinasional dan lembaga pelatihan internasional agar transfer pengetahuan dan teknologi dapat berjalan dua arah antara tenaga kerja Indonesia dan industri global.

Meningkatkan Daya Saing Nasional Lewat SDM Unggul

Melalui peluncuran SMK Go Global, pemerintah berharap Indonesia dapat memanfaatkan momentum bonus demografi dengan lebih efektif. Lulusan muda yang kompeten dan siap kerja akan menjadi modal utama untuk memperkuat daya saing nasional, sekaligus mendorong peningkatan devisa dari sektor tenaga kerja luar negeri.

Langkah ini juga menjadi bentuk kolaborasi lintas kementerian antara Kemenko PM, KP2MI, dan Kemnaker untuk memastikan seluruh tahapan program berjalan terintegrasi, mulai dari pelatihan, sertifikasi, penempatan, hingga perlindungan tenaga kerja di negara tujuan.

Pada akhirnya, program ini bukan hanya tentang membuka akses pekerjaan di luar negeri, melainkan membangun generasi pekerja Indonesia yang adaptif, berdaya saing, dan berorientasi global. 

Dengan dukungan penuh pemerintah serta kolaborasi berbagai pihak, 500 ribu lulusan SMK diharapkan menjadi pelopor perubahan menuju SDM unggul Indonesia 2045.

Terkini