Tren Harga Pangan Turun 14 November 2025, Cabai Telur Daging Stabil

Jumat, 14 November 2025 | 13:02:13 WIB
Tren Harga Pangan Turun 14 November 2025, Cabai Telur Daging Stabil

JAKARTA - Data terbaru dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas harga komoditas pangan di tingkat pedagang eceran mengalami penurunan. 

Informasi ini, yang dirilis pada Jumat, 14 November 2025, menjadi acuan penting bagi masyarakat dan pelaku pasar dalam memantau fluktuasi harga kebutuhan pokok sehari-hari.

Salah satu komoditas yang mengalami penurunan signifikan adalah cabai rawit merah, yang kini dipatok Rp23.500 per kilogram (kg). Sementara itu, harga telur ayam ras berada di level Rp28.900 per kg. 

Penurunan harga ini memberikan ruang bagi daya beli masyarakat, terutama menjelang akhir tahun ketika konsumsi pangan biasanya meningkat.

Bawang dan Beras Menunjukkan Stabilitas

Selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, PIHPS mencatat harga bawang merah mencapai Rp37.000 per kg, sedangkan bawang putih berada di harga Rp32.250 per kg. Stabilnya harga bawang menunjukkan bahwa pasokan komoditas ini cukup memadai dan distribusi dari produsen ke pedagang eceran berjalan lancar.

Beras juga menunjukkan variasi harga sesuai kualitas. Beras kualitas bawah I dipatok Rp14.250 per kg, kualitas bawah II Rp13.150 per kg, kualitas medium I Rp15.050 per kg, dan medium II Rp14.250 per kg. 

Sementara itu, beras super I dijual Rp15.200 per kg dan super II Rp15.250 per kg. Stabilnya harga beras menjadi indikasi bahwa stok di tingkat produsen dan pedagang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Cabai Merah dan Daging Ayam Turun, Meringankan Beban Konsumen

Cabai merah besar kini diperdagangkan Rp49.500 per kg, cabai merah keriting Rp50.000 per kg, dan cabai rawit hijau Rp21.150 per kg. Penurunan harga cabai ini cukup signifikan dibandingkan pekan sebelumnya.

Harga daging ayam ras juga mengalami penurunan, dijual Rp36.250 per kg. Daging sapi kualitas I berada di Rp127.500 per kg, sedangkan kualitas II Rp122.500 per kg.

Penurunan harga cabai merah dan daging ayam ras ini berdampak langsung pada konsumsi rumah tangga, mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan pangan harian.

Harga Gula dan Minyak Goreng Cukup Terjangkau

PIHPS juga mencatat harga gula pasir, yang bervariasi sesuai kualitas. Gula pasir premium berada di Rp18.500 per kg, sedangkan gula pasir lokal dijual Rp16.500 per kg. Harga gula yang relatif stabil membantu menjaga keseimbangan biaya kebutuhan pokok masyarakat.

Sektor minyak goreng menunjukkan harga yang terjangkau bagi konsumen. Minyak goreng curah dipasarkan Rp19.250 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I Rp23.250 per liter, dan minyak goreng kemasan bermerek II Rp18.000 per liter. 

Turunnya harga minyak goreng curah dan stabilnya harga minyak kemasan menjadi kabar baik, terutama bagi pelaku usaha kuliner dan konsumen rumah tangga yang menggunakan minyak goreng secara rutin.

Dampak Penurunan Harga Pangan
Mayoritas komoditas yang mengalami penurunan harga memberikan efek positif terhadap daya beli masyarakat. Penurunan harga cabai rawit merah, daging ayam ras, dan minyak goreng membantu mengurangi tekanan biaya rumah tangga, sehingga konsumen dapat mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan lainnya atau menabung.

Di sisi lain, pedagang eceran dan pengusaha kecil harus menyesuaikan strategi penjualan agar tetap kompetitif di pasar yang fluktuatif. Penurunan harga ini, meski bermanfaat bagi konsumen, menuntut efisiensi pengelolaan stok dan distribusi bagi pelaku usaha.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Pangan

Fluktuasi harga pangan tidak hanya dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan, tetapi juga oleh faktor musim, cuaca ekstrem, dan biaya distribusi. Misalnya, kondisi cuaca yang kurang mendukung dapat memengaruhi produksi cabai dan bawang, sementara transportasi yang lancar membantu menjaga harga tetap stabil.

Selain itu, faktor eksternal seperti harga komoditas di pasar internasional juga dapat memengaruhi harga pangan domestik. Dalam konteks ini, pemerintah memantau pergerakan harga dan menerapkan kebijakan pengendalian harga untuk memastikan stabilitas di tingkat pedagang eceran.

Peran Pemerintah dalam Mengendalikan Harga

Pemerintah, melalui PIHPS dan Bank Indonesia, terus mengawasi pergerakan harga pangan strategis untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan.

Penurunan harga cabai rawit merah dan daging ayam ras, serta stabilnya harga bawang dan beras, menjadi indikasi bahwa upaya pengendalian harga berjalan efektif.

Selain pengawasan, pemerintah juga mendorong pelaku usaha untuk menjaga rantai pasok agar tidak terjadi lonjakan harga mendadak, terutama pada momen-momen tertentu seperti perayaan nasional atau akhir tahun. Kebijakan ini bertujuan memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Prospek Harga Pangan ke Depan

Meskipun harga saat ini menurun, para ahli memperingatkan bahwa sejumlah faktor bisa memengaruhi harga pangan di masa mendatang. 

Cuaca ekstrem, kenaikan biaya produksi, serta dinamika pasar global menjadi variabel yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, masyarakat dan pelaku usaha disarankan untuk tetap mengikuti informasi resmi dari PIHPS dan otoritas terkait.

Para analis juga menyoroti bahwa harga pangan bersifat dinamis, sehingga perubahan bisa terjadi sewaktu-waktu. Dengan demikian, informasi harian dari PIHPS menjadi referensi penting bagi konsumen, pedagang, dan pemangku kebijakan dalam mengantisipasi fluktuasi harga nasional.

Secara keseluruhan, mayoritas harga pangan hari ini menunjukkan tren penurunan, terutama cabai rawit merah dan daging ayam ras. Bawang, beras, gula, dan minyak goreng relatif stabil. Kondisi ini menjadi kabar baik bagi konsumen rumah tangga, karena meringankan beban pengeluaran harian.

Tren penurunan harga pangan mencerminkan ketersediaan pasokan yang cukup serta pengawasan pemerintah yang efektif.

 Meski begitu, pasar tetap dinamis, dan perubahan harga bisa terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk memantau harga secara rutin melalui PIHPS sebagai acuan membeli kebutuhan pokok.

Dengan stabilitas harga yang terjaga, diharapkan kesejahteraan konsumen tetap terjamin, sementara pedagang dan produsen dapat menyesuaikan strategi agar tetap kompetitif di tengah fluktuasi harga komoditas nasional.

Terkini