JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus terhadap bencana tanah longsor yang melanda Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Berdasarkan laporan sementara, tiga orang meninggal dunia dan 20 lainnya hilang tertimbun material longsoran. Presiden menekankan pentingnya penanganan darurat yang cepat, optimal, dan menyeluruh agar korban dapat diselamatkan dan kebutuhan dasar masyarakat terdampak segera terpenuhi.
BNPB Diterjunkan ke Lokasi Longsor
Sesuai arahan Presiden Prabowo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, dijadwalkan berangkat ke lokasi terdampak untuk memastikan proses tanggap darurat berjalan maksimal.
Tujuannya meliputi koordinasi lintas instansi, distribusi logistik, penanganan korban, dan mitigasi risiko tambahan di wilayah terdampak.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) dan personel Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) telah diberangkatkan lebih awal.
Sesampainya di lokasi, tim meninjau kondisi lapangan, mendukung distribusi logistik, dan langsung berkoordinasi dengan BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, serta relawan lokal.
Prioritas Utama: Search and Rescue (SAR)
Kepala BNPB menegaskan, karena bencana dipicu oleh cuaca ekstrem dan kondisi topografi perbukitan yang kritis dengan tanah labil, pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) menjadi fokus utama.
Sebanyak 200 personel gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan, dan masyarakat setempat terlibat dalam upaya SAR.
“Semoga seluruh warga yang hilang dapat segera ditemukan. Kami datangkan alat berat, pompa alkon, dan warga di sekitar juga kami pastikan kebutuhan dasarnya tercukupi,” ujar Suharyanto.
Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah pusat dan BNPB dalam penanganan bencana agar risiko tambahan dapat diminimalkan.
Selain itu, BNPB juga menyiapkan relokasi bagi warga yang tinggal di wilayah rawan longsor. Saat ini, terdapat 28 warga yang menetap di kawasan berisiko tinggi, dan pemerintah menilai perlindungan jangka panjang menjadi langkah penting agar mereka tidak kembali terancam bencana di masa mendatang.
Korban dan Kerusakan Material
Tercatat, tiga korban meninggal telah dibawa ke Rumah Sakit Majenang, sementara 20 warga yang selamat mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Dari sisi material, bencana ini merusak 12 rumah tertimbun longsor, dan 16 rumah lainnya di Dusun Cibuyut dan Dusun Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, berada dalam ancaman longsor lebih lanjut.
Situasi ini menuntut koordinasi cepat antara pemerintah pusat dan daerah. Dengan langkah relokasi, distribusi bantuan, dan penguatan SAR, diharapkan risiko tambahan dapat diminimalkan. BNPB memastikan setiap kegiatan lapangan dilengkapi alat berat, pompa air, serta logistik untuk kebutuhan pokok warga terdampak.
Koordinasi Lintas Instansi dan Pendekatan Terpadu
Presiden Prabowo menekankan pentingnya koordinasi lintas kementerian dan lembaga agar penanganan bencana berjalan menyeluruh.
Penanganan tidak hanya terbatas pada penyelamatan korban, tetapi juga penguatan logistik, monitoring, dan mitigasi jangka panjang. BNPB bersama BPBD bekerja sama memetakan wilayah rawan dan menyiapkan strategi relokasi yang aman.
“Kami mengutamakan keselamatan warga, memastikan semua kebutuhan dasar terpenuhi, dan menyiapkan langkah preventif agar bencana serupa tidak menimbulkan korban tambahan,” jelas Suharyanto.
Pernyataan ini menegaskan pendekatan holistik pemerintah dalam menghadapi bencana alam, mulai dari tahap tanggap darurat hingga mitigasi jangka panjang.
Peran Masyarakat Lokal dalam Penanganan Bencana
Selain aparat dan relawan, masyarakat setempat turut dilibatkan dalam penanganan darurat. Sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, relawan, dan warga menjadi kunci agar proses pencarian korban dan distribusi bantuan berjalan efektif.
Keterlibatan warga juga mempercepat pengumpulan informasi terkait lokasi warga yang hilang dan kondisi rumah yang terdampak.
BNPB juga terus memantau perkembangan cuaca dan kondisi tanah di lokasi rawan longsor. Hal ini penting untuk mengantisipasi longsor susulan, mengingat perbukitan di Majenang memiliki tanah labil dan topografi menantang.
Pemerintah memastikan sistem pemberitahuan dini dan pemantauan intensif tetap berjalan untuk melindungi warga terdampak.
Dukungan Pemerintah Pusat
Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah pusat selalu siap hadir, baik dalam bentuk personel, peralatan, maupun koordinasi logistik. Penanganan bencana di Cilacap menjadi contoh kepedulian pemerintah pusat terhadap keselamatan warga, serta pentingnya sinergi antara pusat dan daerah dalam menghadapi bencana alam.
Dengan kehadiran BNPB, TNI, Polri, dan relawan, serta dukungan logistik dan peralatan berat, proses pencarian korban, evakuasi, dan distribusi bantuan di Majenang dapat berlangsung lebih cepat dan terorganisir. Pemerintah juga menyiapkan langkah preventif jangka panjang, termasuk mitigasi risiko dan relokasi warga di wilayah rawan.
Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Setelah tahap darurat, BNPB akan memulai rehabilitasi dan rekonstruksi, termasuk pembangunan rumah sementara atau permanen bagi warga terdampak.
Relokasi strategis menjadi prioritas agar warga terhindar dari bencana di masa depan. Langkah ini sejalan dengan strategi mitigasi nasional untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana alam.
Pendekatan terpadu ini menggabungkan penanganan darurat, dukungan logistik, relokasi, dan mitigasi risiko. Presiden Prabowo menegaskan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama, dan pemerintah akan terus memantau perkembangan di Majenang hingga semua warga terdampak selamat dan kebutuhan mereka terpenuhi.
Bencana longsor di Cilacap menuntut penanganan cepat, terkoordinasi, dan menyeluruh. Presiden Prabowo, BNPB, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan masyarakat setempat bekerja sama untuk memastikan proses SAR berjalan optimal, korban hilang dapat ditemukan, kebutuhan dasar warga tercukupi, dan risiko longsor susulan diminimalkan.
Langkah ini menjadi contoh kepedulian pemerintah pusat terhadap bencana alam, sekaligus menegaskan pentingnya koordinasi lintas instansi dan pendekatan terpadu dalam menghadapi situasi darurat.
Dengan mitigasi jangka panjang dan relokasi strategis, diharapkan bencana serupa di masa depan tidak menimbulkan korban tambahan dan warga Cilacap dapat hidup lebih aman.