Menaker Tegaskan MBG dan Koperasi Desa Perkuat Penciptaan Tenaga Kerja

Minggu, 16 November 2025 | 12:02:16 WIB
Menaker Tegaskan MBG dan Koperasi Desa Perkuat Penciptaan Tenaga Kerja

JAKARTA - Di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, penciptaan lapangan kerja di desa menjadi fokus penting. 

Dua program unggulan yang menjadi pendorong utama adalah Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes). Kedua program ini menekankan pemberdayaan ekonomi lokal sekaligus membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat.

MBG, misalnya, menghadirkan dapur-dapur rakyat yang tidak hanya menyediakan makanan bergizi, tetapi juga menyerap tenaga kerja lokal. Setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG mampu menampung hingga 50 pekerja. 

Menaker Yassierli menegaskan, jika seluruh 30 ribu SPPG beroperasi, jumlah tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 1,5 juta orang. “Kalau hitung teori yang saya dengar, kalau 30 ribu SPPG itu beroperasi, 1 SPPG 50 orang, berarti 1,5 juta orang,” ujarnya.

MBG: Motor Ekonomi Desa

MBG bukan hanya program sosial, tetapi juga penggerak ekonomi desa. Rantai pasok pangan di desa menjadi lebih produktif dan stabil, sehingga membuka peluang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Program ini memberikan kepastian pasar bagi hasil pertanian dan perikanan rakyat, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat.

Dampak lain MBG terlihat pada penciptaan lapangan kerja. Dengan adanya dapur MBG di berbagai desa, masyarakat tidak hanya bekerja di sektor produksi, tetapi juga dalam distribusi, pengelolaan, hingga manajemen dapur. Program ini menciptakan efek berganda yang memperkuat ekonomi lokal sekaligus meningkatkan kualitas pangan.

Koperasi Desa Merah Putih: Memperkuat Modal dan Usaha Lokal

Selain MBG, Koperasi Desa Merah Putih memainkan peran strategis dalam mendorong ekonomi desa. Koperasi ini memperkuat akses permodalan bagi petani, nelayan, dan pelaku UMKM. 

Dengan dukungan modal yang memadai, mereka dapat mengembangkan usaha lebih cepat, meningkatkan kapasitas produksi, dan menghasilkan produk berkualitas.

Ketua Advokasi Persaudaraan Tani–Nelayan Indonesia (PETANI), Tunjung Budi Utomo, menekankan bahwa kedua program ini bersifat inklusif dan partisipatif, karena melibatkan berbagai unsur masyarakat desa.

 “Koperasi desa berperan menghubungkan petani dengan konsumen sehingga MBG memberi kepastian pasar bagi pertanian dan perikanan rakyat,” jelasnya.

Serapan Tenaga Kerja dari Investasi

Selain dari program MBG dan Kopdes, penyerapan tenaga kerja juga meningkat karena investasi di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, investasi sepanjang Januari–September 2025 mencapai Rp1.434 triliun. 

Penyerapan tenaga kerja dari investasi tercatat 1,9 juta orang, naik 14% dibandingkan tahun sebelumnya.

Menaker Yassierli menegaskan bahwa angka ini belum termasuk serapan tenaga kerja dari program-program pemerintah seperti MBG, Kopdes, dan Desa Nelayan. “Dari Kementerian Investasi di bulan September ada kenaikan investasi YoY 14% dengan penyerapan tenaga kerja hampir 2 juta orang,” katanya.

Efek Berganda dan Keberlanjutan

Salah satu keunggulan MBG dan Kopdes adalah efek bergandanya. Program ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan kapasitas produksi desa, memperbaiki kualitas pangan, serta menambah pendapatan masyarakat. 

Dengan pendekatan inklusif, seluruh elemen masyarakat desa dapat terlibat, mulai dari koperasi, petani, nelayan, hingga UMKM.

Tunjung Budi Utomo menambahkan bahwa efek berganda ini menjadikan masyarakat lebih mandiri dan produktif. “Seperti yang disampaikan Bapak Presiden Prabowo, MBG menghadirkan efek berganda di sekitar dapur rakyat. Kini semakin banyak masyarakat yang bisa bekerja dan berdaya di lingkungannya sendiri,” ujarnya.

Sinergi Antar-Kementerian

Keberhasilan program ini juga berkat sinergi lintas kementerian dan lembaga pemerintah. Menaker Yassierli menekankan bahwa pencapaian penyerapan tenaga kerja adalah hasil kerja sama antara Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Investasi, dan lembaga terkait lainnya. 

Sinergi ini memastikan program MBG dan Kopdes berjalan efektif, tepat sasaran, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat desa.

Model Pembangunan Desa yang Inklusif

MBG dan Kopdes mencerminkan model pembangunan desa yang berkelanjutan dan mandiri. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, desa dapat membangun ekonomi produktif tanpa terlalu bergantung pada kota atau industri besar. 

Program-program ini memperkuat ekosistem ekonomi desa, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Keunggulan lainnya adalah pendekatan partisipatif. Masyarakat desa diberdayakan untuk mengelola ekonomi lokal, sehingga menciptakan kemandirian sekaligus meningkatkan kapasitas diri. Program ini juga mendorong munculnya inovasi lokal, pengelolaan sumber daya yang lebih efisien, dan peningkatan standar kualitas produk.

Secara keseluruhan, MBG dan Koperasi Desa Merah Putih bukan sekadar program sosial atau koperasi biasa. Keduanya menjadi fondasi bagi pertumbuhan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. 

Program-program ini bersifat inklusif dan partisipatif, menciptakan efek berganda yang dirasakan tidak hanya oleh pekerja langsung, tetapi juga oleh ekosistem desa secara keseluruhan.

Dengan adanya MBG dan Kopdes, pemerintah Prabowo–Gibran berhasil menghadirkan model pembangunan desa yang produktif, mandiri, dan berkelanjutan. 

Program ini membuktikan bahwa kebijakan terintegrasi dan sinergis mampu mendorong pemerataan kesempatan kerja, memperkuat ekonomi lokal, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa secara nyata.

Terkini