JAKARTA - Bandara Internasional Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini menjadi sorotan karena arus penumpang yang meningkat pesat pascapandemi.
Menteri Koordinator (Menko) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan pentingnya pengembangan bandara sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas dan menjaga kenyamanan para penumpang.
Langkah ini juga dinilai vital untuk mendukung pertumbuhan sektor pariwisata yang semakin bergantung pada fasilitas transportasi udara di wilayah tersebut.
Menurut AHY, Bandara Komodo telah mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah penumpang sehingga mendekati batas kapasitas maksimalnya. Saat ini, bandara memiliki kapasitas sekitar 1,1 juta penumpang per tahun.
“Dari kapasitas bandara 1,1 juta penumpang per tahun, ini rasanya sudah bisa dicapai, bahkan dilampaui,” kata AHY.
Peningkatan jumlah penumpang ini tidak hanya menunjukkan popularitas Labuan Bajo sebagai destinasi wisata, tetapi juga menandakan bahwa Bandara Komodo menjadi pintu gerbang penting bagi pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.
Pascapandemi, arus wisatawan domestik maupun mancanegara semakin meningkat, sehingga menimbulkan kebutuhan mendesak untuk memperluas kapasitas terminal, ruang tunggu, dan fasilitas pendukung lainnya.
Ruang Tunggu yang Semakin Sempit
Saat melakukan peninjauan langsung ke Bandara Komodo, Menko AHY menemukan bahwa ruang tunggu mulai terasa sesak, terutama pada jam-jam sibuk.
Meskipun saat ini jumlah kursi dianggap memadai, keterbatasan dimensi terminal membuat kenyamanan penumpang berkurang. Hal ini menjadi salah satu alasan utama yang mendorong usulan pengembangan bandara.
“Tadi saya dilaporkan juga seating atau kapasitas ruang tunggu cukup baik, tetapi memang karena terbatasnya ruang atau dimensi yang ada, kita harus menambah kapasitas supaya tidak terasa sesak,” ujar AHY.
Ia menambahkan bahwa peningkatan kapasitas menjadi penting karena jumlah penumpang diperkirakan akan terus meningkat pada bulan November dan Desember, seiring liburan akhir tahun dan kunjungan wisatawan yang tinggi.
Jika tidak segera diatasi, kondisi ini dapat mengurangi kenyamanan penumpang serta berpotensi mengganggu layanan bandara secara keseluruhan.
Pengembangan Infrastruktur untuk Pariwisata
AHY menegaskan bahwa pengembangan Bandara Komodo bukan sekadar soal menambah kapasitas terminal, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat infrastruktur pariwisata NTT secara menyeluruh.
Bandara yang memiliki kapasitas memadai diyakini akan memperlancar mobilitas wisatawan, mempercepat distribusi logistik, dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.
“Kemampuan bandara, terminal, juga jaringan jalan yang kita harapkan dapat mempercepat perjalanan siapa pun yang datang ke Labuan Bajo maupun NTT,” jelas AHY.
Menurut AHY, kualitas infrastruktur transportasi sangat menentukan daya tarik pariwisata. Bandara yang representatif dan nyaman tidak hanya memudahkan wisatawan, tetapi juga meningkatkan peluang investasi, memperkuat perekonomian lokal, dan mendukung pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.
Usulan Pengembangan Bandara
Menko AHY menyatakan bahwa usulan pengembangan Bandara Komodo sudah diajukan dan saat ini tinggal menunggu pemantauan agar rencana tersebut dapat diimplementasikan dengan lancar.
Pengembangan ini dianggap strategis untuk menjaga kenyamanan wisatawan sekaligus mendukung pertumbuhan sektor pariwisata yang terus meningkat di NTT.
Rencana pengembangan mencakup beberapa aspek, antara lain perluasan terminal, peningkatan kapasitas ruang tunggu, serta perbaikan jaringan jalan menuju bandara. Semua upaya ini bertujuan agar arus penumpang dapat dilayani secara efisien tanpa mengurangi kualitas pelayanan maupun standar keselamatan.
Proyeksi Pertumbuhan Penumpang
Berdasarkan data awal, jumlah penumpang Bandara Komodo terus meningkat pascapandemi. Lonjakan ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada akhir tahun, terutama selama liburan panjang dan periode puncak kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
AHY menekankan bahwa kapasitas bandara saat ini sudah sangat optimal, sehingga penambahan fasilitas menjadi hal yang mendesak.
Perluasan terminal dan ruang tunggu diyakini akan membantu mengakomodasi jumlah penumpang yang terus meningkat, menjaga kenyamanan, serta meningkatkan kualitas layanan secara keseluruhan.
Dampak Positif Pengembangan Bandara
Peningkatan kapasitas Bandara Komodo diperkirakan akan memberikan manfaat luas bagi sektor pariwisata dan ekonomi NTT. Dengan bandara yang lebih representatif, wisatawan dapat bergerak lebih mudah dan cepat, distribusi logistik menjadi lebih lancar, serta peluang investasi baru bisa terbuka lebih lebar.
Selain itu, kapasitas bandara yang memadai memungkinkan Labuan Bajo menarik lebih banyak wisatawan internasional melalui penerbangan langsung dari berbagai kota, memperkuat citra Labuan Bajo sebagai destinasi unggulan, dan meningkatkan daya saing wilayah secara nasional.
AHY menekankan bahwa pengembangan bandara tidak hanya berdampak pada pariwisata, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan layanan transportasi, dan penguatan konektivitas antarwilayah.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Keberhasilan pengembangan Bandara Komodo membutuhkan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, operator bandara, dan pihak swasta.
AHY menekankan pentingnya pengawasan dan koordinasi yang ketat agar proyek dapat berjalan sesuai rencana, tetap menjaga kualitas layanan, serta memenuhi standar keselamatan yang berlaku.
Pengawasan yang baik juga memastikan bahwa setiap investasi yang dikeluarkan dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga pembangunan infrastruktur benar-benar mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang berkelanjutan.
Bandara Internasional Komodo menghadapi tantangan kapasitas yang cukup signifikan pascapandemi. Menko AHY menekankan perlunya pengembangan terminal, ruang tunggu, dan fasilitas pendukung lainnya agar arus penumpang dapat dilayani dengan baik.
Pengembangan ini menjadi bagian penting dari strategi memperkuat pariwisata NTT, meningkatkan kenyamanan wisatawan, memperlancar mobilitas, serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
“Dari kapasitas bandara 1,1 juta penumpang per tahun, ini rasanya sudah bisa dicapai, bahkan dilampaui,” kata AHY, menegaskan urgensi peningkatan kapasitas Bandara Komodo sebagai langkah strategis untuk pertumbuhan sektor pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo dan seluruh NTT.
Dengan langkah pengembangan yang terencana dan koordinasi yang baik antarpemangku kepentingan, Bandara Komodo diharapkan tidak hanya menjadi simpul transportasi udara yang memadai, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi dan pariwisata NTT di masa depan.