Kemenhut Perkuat Pasar Karbon Lewat Strategi Terkoordinasi Nasional

Senin, 17 November 2025 | 10:39:39 WIB
Kemenhut Perkuat Pasar Karbon Lewat Strategi Terkoordinasi Nasional

JAKARTA - Indonesia kini berada pada fase penting dalam pengembangan pasar karbon nasional. 

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menegaskan perlunya langkah strategis yang terkoordinasi agar setiap sektor bergerak searah dalam mendukung target pengurangan emisi dan pembangunan berkelanjutan. 

Penasihat Utama Menteri (PUM) Kehutanan, Edo Mahendra, menekankan bahwa keberhasilan pasar karbon tidak hanya soal perdagangan kredit karbon, tetapi juga bagaimana sistem ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hijau yang inklusif.

“Pendekatan yang koheren dan terintegrasi dapat memastikan bahwa tindakan setiap sektor berkontribusi terhadap tujuan nasional bersama, memobilisasi pendanaan, mencapai target pengurangan emisi, dan mendukung pembangunan inklusif,” ujar Edo Mahendra.

Menurut Edo, koordinasi lintas sektor menjadi kunci untuk memastikan bahwa seluruh skema pasar karbon berjalan selaras dengan prioritas nasional. 

Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang tidak ringan bukan sekadar membangun pasar karbon, tetapi memastikan mekanisme yang ada memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. 

Ia menekankan bahwa desain pasar karbon harus berdasarkan prinsip-prinsip yang jelas agar kredibilitasnya terjaga dan dampak positifnya terasa luas.

Fase Kritis Pasar Karbon Indonesia

Edo menjelaskan bahwa pasar karbon Indonesia telah memasuki fase kritis. Tantangannya bukan hanya menciptakan pasar, tetapi memastikan bahwa seluruh sektor bekerja dengan arah yang sama. Prinsip-prinsip desain yang menjadi panduan memainkan peran strategis dalam hal ini. 

“Indonesia harus memastikan bahwa setiap sektor bergerak dalam satu arah yang sama. Prinsip-prinsip desain ini menjadi panduan penting agar pasar karbon tumbuh terkoordinasi, menyalurkan pembiayaan hijau, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta lingkungan,” jelasnya.

Dalam konteks tersebut, Kemenhut merumuskan sepuluh prinsip utama yang menjadi kerangka kerja pengembangan pasar karbon nasional. 

Prinsip-prinsip ini lahir dari konsultasi luas dengan berbagai pihak dan disesuaikan dengan kondisi Indonesia, bertujuan membangun sistem pasar karbon yang terintegrasi, kredibel, dan memberi nilai tambah ekonomi.

Tiga Prioritas Nasional

Kerangka pengembangan pasar karbon Indonesia menekankan tiga prioritas utama. Pertama, mengakselerasi pembiayaan untuk pertumbuhan hijau dan inklusif. 

Kedua, menyeimbangkan pemenuhan target Nationally Determined Contribution (NDC) di dalam negeri dengan peluang penjualan kredit karbon ke luar negeri. Ketiga, mendorong investasi rendah karbon yang bersifat katalitik dan memberikan manfaat ekonomi luas.

“Menegakkan prinsip-prinsip ini akan membantu memastikan bahwa pasar karbon Indonesia berfungsi sebagai sistem yang terkoordinasi yang menghubungkan ambisi iklim dengan investasi, daya saing, dan pertumbuhan berkelanjutan di seluruh perekonomian,” tambah Edo. 

Dengan strategi ini, pasar karbon bukan sekadar instrumen mitigasi iklim, melainkan juga alat untuk memperkuat ekonomi hijau nasional.

Koordinasi dan Sinergi sebagai Kunci

Koordinasi lintas lembaga menjadi aspek krusial dalam pengembangan pasar karbon. Kemenhut menekankan perlunya keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, komunitas, dan lembaga internasional. 

Sinergi ini penting agar potensi pembiayaan hijau dapat diarahkan ke proyek-proyek nyata, mulai dari reforestasi, pengelolaan hutan lestari, hingga energi terbarukan.

Selain itu, penguatan monitoring dan evaluasi menjadi bagian dari strategi Kemenhut untuk menjaga integritas pasar karbon. Setiap skema harus transparan, terukur, dan berdampak nyata bagi masyarakat. 

Dengan pendekatan ini, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi target iklimnya, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan.

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan

Pasar karbon yang terkoordinasi diproyeksikan memberi manfaat ganda: menurunkan emisi sekaligus meningkatkan nilai tambah ekonomi. Dana yang diperoleh dari perdagangan karbon dapat digunakan untuk proyek pembangunan hijau, pemberdayaan masyarakat lokal, dan penciptaan lapangan kerja baru di sektor ekonomi hijau.

Pasar karbon juga akan memperkuat posisi Indonesia di arena iklim global. Dengan sistem yang kredibel dan terintegrasi, Indonesia dapat menegosiasikan posisi yang lebih kompetitif dalam perdagangan karbon internasional. 

Hal ini sekaligus membuka peluang ekspor kredit karbon ke negara-negara dengan target pengurangan emisi yang ambisius.

Strategi Implementasi Pasar Karbon

Langkah strategis Kemenhut meliputi pembangunan kapasitas institusi, pemantauan proyek karbon, serta peningkatan kapasitas pemangku kepentingan. 

Koordinasi antar-lembaga menjadi fondasi untuk memastikan bahwa implementasi pasar karbon berjalan adil, transparan, dan memberikan manfaat luas. Selain itu, prinsip-prinsip desain pasar karbon menjadi panduan dalam memastikan konsistensi antara tujuan iklim nasional dan kebijakan investasi hijau.

Edo menekankan bahwa keberhasilan pasar karbon tidak hanya terletak pada regulasi, tetapi pada penerapan prinsip yang terkoordinasi. 

“Jika kita membangun pasar karbon dengan koordinasi yang kuat, Indonesia tidak hanya memenuhi target iklimnya, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan bagi seluruh rakyat,” ujarnya.

Pasar Karbon sebagai Instrumen Pembangunan Berkelanjutan

Pasar karbon terkoordinasi dirancang untuk menjadi bagian integral dari strategi pembangunan rendah karbon nasional. Sistem ini mendorong investasi hijau, memperkuat daya saing ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja di sektor rendah karbon. 

Selain itu, pasar karbon dapat menjadi instrumen katalitik untuk mendorong inovasi dan transformasi teknologi di berbagai sektor ekonomi.

Koordinasi dan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci agar pasar karbon memberikan manfaat optimal. Dengan prinsip desain yang jelas, pasar karbon di Indonesia dapat menjadi instrumen efektif yang menghubungkan ambisi iklim, pembangunan berkelanjutan, dan peluang ekonomi.

Kemenhut menegaskan bahwa pengembangan pasar karbon harus berbasis koordinasi yang kuat, prinsip desain yang kredibel, dan integrasi lintas sektor. Strategi ini memastikan Indonesia tidak hanya menurunkan emisi, tetapi juga membangun ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan. 

Pasar karbon kini berada pada titik krusial, di mana keberhasilan bergantung pada kolaborasi, koordinasi, dan implementasi prinsip-prinsip yang jelas. Dengan langkah ini, Indonesia dapat menjadikan pasar karbon sebagai instrumen yang efektif bagi masyarakat, lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Terkini