BGN Klaim Program MBG Capai Puluhan Juta Penerima Manfaat

Senin, 17 November 2025 | 10:39:50 WIB
BGN Klaim Program MBG Capai Puluhan Juta Penerima Manfaat

JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan setelah berjalan selama satu tahun. 

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Republik Indonesia, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa program ini telah menjangkau lebih dari 42 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. 

MBG tidak hanya menyediakan makanan bergizi, tetapi juga membangun jaringan layanan gizi yang tersebar hingga pelosok negeri.

“Alhamdulillah, Program Makan Bergizi (Gratis) sampai hari ini sudah bisa membentuk, di dalam edaran yang disampaikan itu berjumlah 14.778 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Di dalam aplikasi kami yang terbaru pagi ini sudah mencapai 14.853 (SPPG), yang sudah menjangkau lebih dari 42 juta di 38 provinsi, di 509 kabupaten, dan kemudian di 7.022 kecamatan,” ujar Dadan.

Distribusi Penerima Manfaat MBG

Program MBG menyasar berbagai kelompok penerima, mulai dari bayi hingga ibu hamil dan menyusui. Rinciannya:

Bayi di bawah lima tahun: 1,8 juta orang

Peserta didik PAUD: 1,1 juta orang

Raudhatul Athfal: 626 ribu orang

Taman Kanak-Kanak: 1,9 juta orang

Sekolah Dasar kelas 1–3: 7,7 juta orang

Sekolah Dasar kelas 4–6: 7,75 juta orang

Selain itu, MBG juga menjangkau ibu hamil 267 ribu, ibu menyusui 599 ribu, peserta didik sekolah luar biasa 77 ribu, santri pondok pesantren 316 ribu, peserta seminari 979 orang, dan peserta PKBM 97 ribu. 

“Jadi ini sudah bervariasi, mencakup total 420.451 kelompok yang sudah kita capai. Alhamdulillah sudah melebihi 50 persen dari total target kita tahun 2025. Target awal hanya 17,5 juta dan 5.000 SPPG, tapi sekarang ingin mengejar 82,9 juta,” jelas Dadan.

Ekspansi SPPG di Seluruh Indonesia

Jumlah dapur MBG atau SPPG yang beroperasional saat ini mencapai 14.863 unit. Namun, masih ada 14.189 unit yang dalam tahap persiapan, dan 579 unit lainnya dalam proses analisis. Dengan target 25.400 unit SPPG tahun ini, pendaftaran mitra baru sementara ditutup.

“Kita mulai minggu ini menerjunkan tim dari pusat untuk menganalisis kesiapan para mitra di lapangan karena banyak yang dalam proses persiapan sudah lebih dari 90 hari belum ada laporan. Kalau ternyata tidak ada progres, kita akan delete dan membuka kesempatan bagi yang serius,” tambah Dadan.

Dampak Sosial Ekonomi MBG

Keberhasilan MBG bukan hanya diukur dari jumlah penerima manfaat, tetapi juga dampak sosial ekonomi yang ditimbulkannya. 

Setiap SPPG melibatkan banyak pihak, mulai dari relawan dapur, petani lokal, hingga pelaku UMKM yang memasok bahan baku. Perputaran ekonomi lokal pun terdorong melalui pembelian bahan pangan, penghasilan relawan, dan distribusi logistik.

“Program ini menciptakan siklus ekonomi baru. Relawan menerima gaji, mereka belanja kebutuhan sehari-hari, membeli produk UMKM, hingga membayar sekolah anak. Begitu seterusnya, ekonomi lokal berputar,” tulis warganet @naznandham.

Selain efek ekonomi, MBG memberikan dampak langsung pada kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak dan ibu hamil. Asupan bergizi mendukung pertumbuhan, daya tahan tubuh, kesiapan belajar anak, serta kesehatan ibu hamil dan menyusui.

Tantangan dan Strategi Pemenuhan MBG

Meskipun pencapaian MBG sudah besar, tantangan tetap ada. Dadan menegaskan pentingnya memastikan semua SPPG beroperasional efektif dan konsisten. Evaluasi berkala dilakukan untuk mengecek progres masing-masing unit.

Pemerintah juga menargetkan perluasan jangkauan hingga wilayah terpencil. Strategi ini mencakup peningkatan kapasitas mitra lokal, pendampingan teknis, dan optimalisasi distribusi bahan pangan bergizi. Sinergi dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal menjadi kunci keberhasilan program ini.

Kesiapan Infrastruktur dan Sumber Daya

Selain memperluas jangkauan, BGN juga menekankan kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan. Setiap SPPG harus memiliki dapur yang memenuhi standar gizi, tenaga relawan yang terlatih, serta sistem pendataan yang akurat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa program MBG berjalan efisien dan tepat sasaran.

Dadan menambahkan, pemerintah akan terus memantau dan mengevaluasi unit yang belum aktif atau lambat melaporkan progres. Dengan langkah ini, kualitas pelayanan MBG tetap terjaga, dan program dapat mencapai target nasional tahun 2025.

Program Makan Bergizi Gratis telah membuktikan efektivitasnya sebagai salah satu inisiatif strategis pemerintah untuk meningkatkan gizi dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan lebih dari 42 juta penerima manfaat, MBG memastikan akses makanan bergizi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui keterlibatan relawan, petani, dan UMKM.

Ke depan, fokus BGN adalah memperluas jangkauan, memastikan kualitas layanan, dan membangun sinergi berkelanjutan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Langkah ini penting agar target nasional 82,9 juta penerima manfaat pada tahun 2025 dapat tercapai dengan merata dan berdampak positif luas.

Terkini