BGN Tegaskan Peran Masyarakat dalam Penyediaan Bahan Pangan MBG

Selasa, 18 November 2025 | 13:05:49 WIB
BGN Tegaskan Peran Masyarakat dalam Penyediaan Bahan Pangan MBG

JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) menekankan pentingnya pemanfaatan lahan kosong oleh masyarakat untuk menanam sayuran dan buah serta memelihara ayam petelur dan pedaging. 

Langkah ini ditujukan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) sekaligus menekan tekanan inflasi yang dapat muncul akibat kenaikan permintaan bahan pangan.

Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menuturkan bahwa gerakan tersebut harus didukung pemerintah daerah. "Gerakan ini untuk membantu menyiapkan bahan baku pangan yang dibutuhkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), agar tidak menyebabkan inflasi," ujarnya.

Kenaikan Permintaan Bahan Pangan

Seiring bertambahnya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mulai beroperasi, permintaan terhadap bahan pangan meningkat. Hal ini berdampak pada kenaikan harga beberapa komoditas penting seperti sayur, buah, telur, dan daging ayam.

Nanik mencontohkan kondisi harga di pasar: "Saat ini harga wortel sudah sangat tinggi. Harga eceran wortel di pasar sudah mencapai Rp 23.000–25.000 per kilogram. Di Ciwidey, harga kentang di tingkat petani Rp 8.000, sementara di pasar Rp 10.000–11.000 per kilogram. Sedangkan di Dieng, di pasar Rp 12.000," jelasnya.

Kenaikan harga pangan ini salah satunya dipicu oleh penggunaan bahan baku oleh SPPG-SPPG yang terus meningkat. Nanik menekankan bahwa koordinasi pengendalian harga menjadi langkah penting dalam menjaga kestabilan pasar.

Skala Program MBG dan Dampaknya

Saat ini, tercatat 15.211 SPPG telah terverifikasi dan 13.953 di antaranya operasional, dengan total 43 juta penerima manfaat MBG. Jumlah penerima ini diproyeksikan terus meningkat, sehingga berdampak signifikan pada penyerapan bahan baku di pasar.

"Karena Program MBG memiliki andil besar dalam perubahan harga komoditas di pasar, BGN akan membuat kebijakan kepada SPPG berdasarkan kondisi bahan baku di daerah," ujar Nanik. 

Ia menambahkan bahwa penggunaan bahan baku akan disesuaikan dengan fluktuasi harga: "Jika harga komoditas jatuh, maka BGN instruksikan ke SPPG untuk menggunakan komoditas itu. Untuk harga yang naik, kita juga akan tekan agar mengurangi penggunaan bahan itu."

Diversifikasi Bahan Baku untuk Stabilisasi Harga

Nanik menyoroti pentingnya diversifikasi bahan baku oleh SPPG. Beberapa insiden keamanan pangan membuat SPPG cenderung memilih bahan baku yang aman dan familiar bagi masyarakat, sehingga substitusi bahan pangan kurang dilakukan.

"Substitusi kurang dilakukan, terutama setelah terjadi beberapa insiden keamanan pangan. SPPG cenderung menggunakan bahan yang aman dan itu-itu saja," jelas Nanik.

Untuk mengatasi hal ini, BGN mendorong diversifikasi menu MBG agar ketersediaan bahan baku lebih merata dan harga pasar tetap stabil. Nanik menyampaikan rencana koordinasi dengan Kedeputian Sistem dan Tata Kelola BGN (Sistakol) untuk mendukung inisiatif tersebut. 

"Saya juga akan meminta Sistakol agar mendorong diversifikasi MBG oleh SPPG-SPPG agar dapat menekan harga pasar, terutama di Bulan Desember, menjelang Nataru," tambahnya.

Peran Kepala Daerah dan Masyarakat

Salah satu strategi utama BGN adalah mendorong pemerintah daerah agar mengimbau masyarakat memanfaatkan lahan yang ada. Nanik menekankan bahwa partisipasi warga dalam menanam dan beternak merupakan bagian integral dari ketahanan pangan lokal.

Dengan meningkatnya keterlibatan masyarakat, diharapkan penyediaan bahan baku untuk MBG tidak hanya bergantung pada pasokan dari luar daerah, tetapi juga memaksimalkan produksi lokal. 

Hal ini diyakini dapat menekan harga pangan di pasar dan memastikan program MBG dapat berjalan lancar tanpa menimbulkan tekanan inflasi.

Strategi Jangka Panjang

Selain mengatur penggunaan bahan baku berdasarkan harga, BGN juga melihat perlunya strategi jangka panjang melalui edukasi dan pembinaan masyarakat. Dengan pemanfaatan lahan yang optimal, masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi langsung dan membantu stabilitas harga pangan.

Pelibatan warga dalam program pertanian dan peternakan juga sejalan dengan upaya meningkatkan gizi masyarakat, karena produksi lokal menyediakan sayuran, buah, dan protein hewani segar yang dapat diolah untuk MBG.

Inisiatif BGN untuk mengajak masyarakat bertani dan beternak menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan warga dalam menjaga stabilitas pangan. 

Program MBG, dengan basis SPPG yang terus berkembang, membutuhkan pengelolaan bahan baku yang cermat agar dapat mendukung gizi masyarakat tanpa menimbulkan inflasi.

Diversifikasi bahan baku, koordinasi harga, dan pemanfaatan lahan lokal menjadi strategi utama dalam memastikan keberhasilan program ini, sekaligus mendorong kemandirian pangan di tingkat komunitas.

Dengan langkah ini, diharapkan masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat MBG, tetapi juga menjadi bagian dari rantai pasokan bahan baku, sehingga program dapat berkelanjutan dan stabil.

Terkini