JAKARTA - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menegaskan bahwa pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2026 akan semakin berpihak pada pengusaha UMKM.
Langkah ini diambil untuk mendorong kontribusi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus memperkuat kapasitas dan daya saing UMKM di berbagai sektor usaha.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menyampaikan bahwa pembiayaan KUR tahun ini telah mencapai Rp286 triliun dengan tingkat bunga rendah. Sementara itu, untuk tahun 2026 pemerintah menyiapkan plafon KUR sebesar Rp320 triliun, lebih tinggi dibanding tahun ini.
“Yang pasti kita ke depan harus semakin berpihak untuk pembiayaan UMKM,” ujar Temmy.
Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendorong pelaku usaha kecil agar dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
Realisasi KUR Tahun Ini Mencapai Target
Berdasarkan catatan Kementerian UMKM, realisasi KUR untuk UMKM tahun ini telah mencapai 83 persen, setara dengan Rp238 triliun dari target Rp286 triliun. Selain itu, jumlah debitur baru yang berhasil masuk dalam skema pembiayaan ini telah mencapai 2,25 juta orang, atau 96 persen dari target yang ditetapkan pemerintah.
Lebih lanjut, debitur graduasi yaitu UMKM yang berhasil naik kelas juga menunjukkan pencapaian positif. Dari target awal 1,2 juta UMKM, kini tercatat 1,3 juta UMKM telah berhasil meningkatkan kapasitas usaha mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa program KUR tidak hanya memberikan akses pembiayaan, tetapi juga mendorong UMKM untuk berkembang lebih produktif dan kompetitif.
Temmy menambahkan bahwa lebih dari 60 persen anggaran KUR tahun 2025 telah disalurkan ke sektor produksi, yang memiliki potensi besar dalam penyerapan tenaga kerja, yakni mencapai 11 juta orang. Fokus pada sektor produktif ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata di seluruh daerah.
Kebijakan Bunga Flat 6 Persen
Salah satu perubahan paling signifikan pada skema KUR tahun 2026 adalah penerapan bunga flat 6 persen untuk seluruh pengajuan, baik pertama maupun pengajuan ulang.
Sebelumnya, pengambilan KUR dibatasi hingga empat kali untuk debitur sektor produksi dan dua kali untuk sektor perdagangan, dengan skema bunga yang berjenjang dari 6 persen hingga 9 persen.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menjelaskan bahwa kebijakan bunga flat ini memungkinkan UMKM untuk mengajukan KUR berulang kali tanpa khawatir akan kenaikan bunga, sehingga memudahkan pelaku usaha untuk memperluas dan memperkuat kapasitas usahanya.
“Sekarang sudah dibuka, jadi bisa beberapa kali, repetisinya bisa beberapa kali sampai UMKM-nya betul-betul kuat dan siap untuk lepas,” kata Maman.
Kejutan Skema KUR Tahun 2026
Pemerintah juga menyiapkan sejumlah inovasi untuk skema KUR tahun depan. Walaupun detail skema baru belum sepenuhnya diumumkan, Temmy menyebut bahwa perubahan ini akan semakin berpihak pada UMKM dan memudahkan mereka mengakses pembiayaan.
Dengan plafon KUR yang lebih besar dan bunga yang tetap rendah, diharapkan lebih banyak UMKM dapat naik kelas, memperluas kapasitas produksi, serta meningkatkan daya saing di pasar domestik maupun internasional. Program ini sekaligus menjadi langkah strategis pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif.
Dampak Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi
Keberhasilan KUR tidak hanya diukur dari jumlah debitur atau nilai pembiayaan, tetapi juga dari dampaknya terhadap sektor produktif dan penyerapan tenaga kerja. Skema KUR yang lebih fleksibel diyakini akan mendorong UMKM untuk memperluas usaha, meningkatkan kapasitas produksi, serta membuka lapangan kerja baru.
Selain itu, akses pembiayaan yang lebih mudah akan membantu UMKM menghadapi tantangan bisnis, termasuk fluktuasi pasar dan biaya produksi yang meningkat. Dengan dukungan pemerintah melalui KUR, UMKM bisa lebih siap menghadapi kompetisi, baik di tingkat nasional maupun global.
Maman menekankan bahwa tujuan utama KUR adalah memastikan UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara berkelanjutan. Skema baru ini diharapkan mendorong pertumbuhan usaha mikro dan kecil yang lebih merata, menciptakan ekosistem bisnis yang lebih sehat, dan memperkuat fondasi ekonomi nasional.
Strategi Pemberdayaan UMKM
Selain peningkatan plafon KUR dan bunga flat, pemerintah juga mendorong diversifikasi sektor usaha yang mendapat pembiayaan. Fokus pembiayaan tidak hanya untuk perdagangan, tetapi juga produksi dan industri kreatif yang memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja.
Program KUR juga diharapkan dapat mendorong UMKM untuk mengadopsi teknologi digital, memperbaiki manajemen usaha, dan meningkatkan kualitas produk. Dengan demikian, UMKM dapat bersaing lebih efektif, baik di pasar lokal maupun internasional.
Temmy menekankan bahwa kombinasi pembiayaan, pelatihan, dan pendampingan usaha menjadi strategi penting dalam memberdayakan UMKM agar mampu tumbuh berkelanjutan. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan UMKM yang kuat, produktif, dan inovatif.
Dengan plafon KUR 2026 mencapai Rp320 triliun, bunga flat 6 persen, dan pengajuan tanpa batas, pemerintah menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional.
Skema ini diharapkan membantu pelaku usaha mikro dan kecil naik kelas, memperluas lapangan kerja, serta meningkatkan kontribusi mereka terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
KUR 2026 menjadi momentum penting bagi pengusaha mikro dan kecil untuk memanfaatkan peluang pembiayaan yang lebih mudah, fleksibel, dan transparan.
Dukungan pemerintah melalui Kementerian UMKM memastikan bahwa akses pembiayaan menjadi lebih adil dan berpihak bagi mereka yang berperan besar dalam perekonomian nasional.
Dengan begitu, program ini bukan sekadar memberikan kredit, tetapi menjadi katalisator bagi UMKM untuk tumbuh, berinovasi, dan berkontribusi lebih optimal terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.