7 Cara Sederhana Atasi Sembelit Pada Bayi Secara Aman Efektif

Rabu, 19 November 2025 | 13:01:21 WIB
7 Cara Sederhana Atasi Sembelit Pada Bayi Secara Aman Efektif

JAKARTA - Sembelit pada bayi adalah salah satu masalah pencernaan yang paling sering membuat orang tua khawatir. 

Bayi yang mengalami kesulitan buang air besar cenderung rewel, menangis, dan terlihat tidak nyaman. Padahal, kondisi ini cukup umum terjadi, terutama saat bayi mulai mengonsumsi makanan padat atau mengalami perubahan pola makan.

Menurut Dokter Spesialis Anak, Darmady Darmawan dari RS EMC Pulomas, ada beberapa cara sederhana yang aman dan efektif untuk mengatasi sembelit pada bayi.

Langkah-langkah ini membantu melancarkan pencernaan tanpa harus menggunakan obat kimia. Berikut panduan lengkap untuk orang tua yang ingin membantu bayi tetap nyaman saat BAB.

1. Perbanyak Asupan Cairan

Cairan adalah kunci utama untuk mencegah tinja menjadi keras. Untuk bayi yang masih mengonsumsi ASI eksklusif, biasanya ASI sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan cairannya. 

Namun, ketika bayi mulai mengonsumsi MPASI (Makanan Pendamping ASI), pemberian air putih sedikit demi sedikit sangat dianjurkan, sekitar 60–120 ml per hari sesuai usia dan saran dokter.

Asupan cairan yang cukup membantu menjaga tinja tetap lunak, sehingga bayi dapat buang air besar lebih mudah. Hal ini juga mencegah iritasi pada usus dan membuat bayi lebih nyaman. Orang tua sebaiknya membiasakan memberikan air putih setelah bayi mengenal makanan padat untuk menjaga hidrasi tubuhnya.

2. Berikan MPASI yang Kaya Serat

Saat bayi berusia di atas enam bulan, makanan padat mulai diperkenalkan. Memberikan makanan yang tinggi serat bisa menjadi solusi untuk mengatasi sembelit. Buah-buahan seperti pepaya, pir, dan apel kukus, serta sayuran lembut seperti labu dan brokoli, sangat direkomendasikan.

Serat bekerja dengan menarik air ke dalam usus, sehingga tinja menjadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan. Dengan kombinasi ASI, air, dan MPASI kaya serat, pola BAB bayi bisa lebih teratur dan nyaman. Darmady menekankan bahwa serat alami dari makanan lebih aman daripada menggunakan obat pencahar.

3. Pijat Lembut Perut Bayi

Pijatan lembut pada perut bayi dengan gerakan searah jarum jam menggunakan ujung jari dapat membantu merangsang pergerakan usus (motilitas usus). Teknik ini mendorong tinja keluar dan membuat bayi merasa nyaman.

Pijatan harus dilakukan dengan lembut, agar bayi tidak merasa sakit atau kaget. Orang tua bisa melakukannya beberapa menit setiap hari, terutama setelah bayi makan atau minum. Aktivitas sederhana ini juga bisa menjadi momen bonding antara orang tua dan bayi.

4. Lakukan Gerakan Kayuh Sepeda

Gerakan kaki bayi seperti sedang mengayuh sepeda merupakan cara efektif lainnya untuk merangsang aktivitas usus. Darmady menyarankan, “Lakukan dengan lembut selama beberapa menit, terutama setelah bayi makan atau minum, untuk membantu melancarkan pencernaan.”

Gerakan ini meniru pergerakan alami bayi saat merangkak atau menendang, sehingga tinja lebih mudah bergerak melalui usus. Latihan sederhana ini bisa dilakukan beberapa kali sehari untuk hasil yang optimal.

5. Mandi Air Hangat

Mandi dengan air hangat membantu otot perut dan panggul bayi lebih rileks. Banyak bayi yang merasa nyaman setelah mandi hangat, sehingga BAB menjadi lebih lancar.

Selain itu, mandi hangat juga membantu bayi merasa lebih tenang dan rileks, yang berkontribusi pada kelancaran pencernaan. Aktivitas ini dapat dilakukan rutin, terutama saat bayi tampak rewel karena sembelit.

6. Perhatikan Jenis Susu Formula

Bayi yang mengonsumsi susu formula tertentu kadang mengalami sembelit, terutama jika kandungan zat besinya tinggi. Tidak semua bayi cocok dengan jenis susu tertentu. Oleh karena itu, sebelum mengganti merek atau jenis susu formula, konsultasikan dengan dokter anak.

Tujuannya adalah memastikan bayi tetap mendapat nutrisi seimbang tanpa menimbulkan sembelit. Perubahan susu formula sebaiknya dilakukan secara bertahap untuk meminimalkan risiko gangguan pencernaan.

7. Hindari Obat Pencahar Sembarangan

Penggunaan obat pencahar, supositoria, atau cairan pembersih usus tanpa anjuran dokter sangat tidak disarankan. Darmady menjelaskan, penggunaan obat sembarangan bisa mengiritasi usus bayi dan mengganggu keseimbangan elektrolit tubuhnya.

Jika sembelit berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai gejala lain seperti muntah, demam, atau perut keras, segera konsultasikan ke dokter anak. Dengan langkah-langkah sederhana yang aman, sebagian besar kasus sembelit bisa diatasi tanpa obat.

Mengenal Sembelit pada Bayi

Sembelit atau konstipasi adalah kondisi ketika frekuensi BAB berkurang, tinja menjadi keras, atau bayi merasa tidak tuntas saat buang air besar. Sembelit biasanya terjadi ketika bayi mulai makan MPASI atau mengalami perubahan pola makan.

Meski jarang berbahaya, sembelit tetap harus diperhatikan agar bayi nyaman dan tidak rewel. Dengan langkah-langkah yang tepat, orang tua dapat membantu melancarkan pencernaan bayi tanpa perlu panik atau terburu-buru menggunakan obat kimia.

Penyebab Bayi Mengalami Sembelit

Perubahan Pola Makan: Sistem pencernaan bayi masih beradaptasi dengan MPASI atau susu formula baru, sehingga tinja kadang menjadi keras.

Kurang Cairan: Bayi yang belum cukup minum air, terutama saat cuaca panas atau setelah mulai makan padat, lebih rentan sembelit.

Jenis Susu Formula Tertentu: Beberapa susu formula tinggi zat besi dapat menyebabkan sembelit pada bayi yang sistem pencernaannya sensitif.

Kurang Gerak: Bayi yang lebih banyak berbaring cenderung memiliki pergerakan usus lambat. Gerakan menendang atau merangkak bisa merangsang proses pencernaan.

Kondisi Medis Tertentu: Jarang terjadi, tetapi kelainan pada sistem pencernaan atau saraf juga bisa menjadi penyebab. Jika disertai muntah atau perut bengkak, segera konsultasikan ke dokter.

Sembelit pada bayi bisa diatasi dengan langkah-langkah sederhana: memperbanyak cairan, memberikan MPASI kaya serat, pijat perut, gerakan kayuh sepeda, mandi air hangat, memperhatikan susu formula, dan menghindari obat pencahar sembarangan.

Orang tua perlu memantau frekuensi dan konsistensi BAB bayi serta berkonsultasi dengan dokter jika gejala tidak membaik. Dengan cara ini, bayi tetap nyaman dan sehat, sementara orang tua dapat lebih tenang menghadapi masalah pencernaan yang umum terjadi pada usia dini.

Terkini