JAKARTA - Jaringan Tol Trans Jawa kembali mengalami perluasan signifikan menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026.
Dua ruas baru, yakni Gending-Kraksaan sepanjang 12,88 kilometer dan Kraksaan-Paiton sepanjang 11,20 kilometer, siap digunakan secara fungsional untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas masyarakat.
Perluasan ini diharapkan mampu mengurangi kepadatan dan mempercepat mobilitas antarwilayah di Jawa Timur, khususnya bagi masyarakat dan wisatawan yang akan melakukan perjalanan panjang.
Uji Laik Fungsi dan Operasional
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mencatat bahwa kedua ruas tol tersebut telah melalui proses Uji Laik Fungsi dan Operasional (ULFO) pada 22-24 Oktober 2025.
Uji ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui BPJT, bersama Ditjen Bina Marga, Kementerian Perhubungan, Korlantas Polri, dan PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
“Jalan Tol Prosiwangi Seksi 1 dan 2 direncanakan difungsionalkan pada periode Natal dan Tahun Baru 2025/2026 guna mendukung kelancaran mobilitas pada periode padat lalu lintas,” tulis BPJT.
BPJT menambahkan bahwa penyempurnaan pasca-ULFO akan terus dilakukan oleh BUJT untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Hal ini menjadi perhatian penting mengingat volume kendaraan yang meningkat pada masa libur panjang biasanya menimbulkan potensi kemacetan dan risiko kecelakaan.
Detail Ruas Tol Probolinggo-Banyuwangi
Secara keseluruhan, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi terbagi atas tujuh seksi, yang masing-masing memiliki panjang berbeda:
Seksi 1: Gending-Kraksaan (12,88 km)
Seksi 2: Kraksaan-Paiton (11,20 km)
Seksi 3: Paiton-Besuki (25,60 km)
Seksi 4: Besuki-Situbondo (42,30 km)
Seksi 5: Situbondo-Asembagus (16,76 km)
Seksi 6: Asembagus-Bajulmati (37,45 km)
Seksi 7: Bajulmati-Ketapang (29,21 km)
Ruas terbaru, yakni Seksi 1 dan 2, diharapkan menjadi penghubung yang mempersingkat waktu perjalanan dari Probolinggo menuju Paiton, serta mempermudah akses ke wilayah Banyuwangi dan sekitarnya.
Proyek ini juga memperkuat konektivitas transportasi darat di Pulau Jawa, terutama dalam mendukung mobilitas ekonomi dan pariwisata.
Peran Tol Trans Jawa dalam Mobilitas Nasional
Hingga Agustus 2025, jaringan tol di Indonesia telah mencapai total panjang 3.092,7 kilometer. Secara rinci, panjang tol tersebut tersebar di beberapa pulau:
Pulau Jawa: 1.838,06 km
Pulau Sumatera: 1.085,93 km (16 ruas)
Pulau Kalimantan: 97,27 km (1 ruas)
Pulau Sulawesi: 61,45 km (3 ruas)
Pulau Bali: 10,07 km (1 ruas)
Untuk Pulau Jawa, total ruas yang sudah beroperasi terdiri dari 22 ruas sepanjang 379,84 km di Jabodetabek, 20 ruas Tol Trans Jawa dengan panjang 1.065,49 km, dan 12 ruas non-Trans Jawa serta non-Jabodetabek sepanjang 392,73 km.
Dengan tambahan dua ruas tol baru ini, panjang Tol Trans Jawa semakin optimal, memudahkan distribusi barang, mobilitas pekerja, serta kegiatan pariwisata selama periode liburan panjang.
Strategi Penyelesaian dan Kesiapan Operasional
BPJT dan PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi menegaskan bahwa tol Gending-Kraksaan dan Kraksaan-Paiton telah siap untuk difungsionalkan secara fungsional. Artinya, meskipun masih ada beberapa penyempurnaan minor, kedua ruas tol dapat digunakan masyarakat untuk perjalanan jangka pendek maupun panjang.
“Jalan tol ini difungsionalkan khusus untuk mendukung mobilitas masyarakat pada masa libur Natal dan Tahun Baru. Kami pastikan fasilitas dan layanan keamanan tetap optimal,” jelas pihak BPJT.
Penerapan fungsional ini juga dilakukan untuk mengurangi kepadatan di jalur arteri nasional yang sering mengalami kemacetan, terutama saat arus balik libur panjang. Dengan demikian, tol yang diperluas ini tidak hanya mempercepat perjalanan, tetapi juga meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
Manfaat Ekonomi dan Pariwisata
Tidak hanya soal transportasi, keberadaan tol baru ini juga berdampak pada perekonomian lokal. Jalur yang lebih cepat dan aman memudahkan distribusi logistik, mendukung sektor pariwisata di Banyuwangi dan sekitarnya, serta membuka peluang ekonomi baru bagi UMKM di sepanjang jalur tol.
Selain itu, pembangunan tol ini juga menyerap tenaga kerja konstruksi dalam jumlah besar. Puluhan ribu pekerja lokal terlibat dalam pembangunan dan penyelesaian proyek ini, sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap pengurangan pengangguran di wilayah tersebut.
Perspektif Jangka Panjang
Tol Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi menjadi bagian dari strategi nasional dalam mengembangkan infrastruktur darat Pulau Jawa. Dengan panjang total tujuh seksi, proyek ini menegaskan komitmen pemerintah untuk membangun konektivitas lintas wilayah secara merata.
Keberadaan tol ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk memperlancar transportasi selama puncak arus mudik dan liburan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata di wilayah timur Pulau Jawa.
BPJT menegaskan bahwa fungsionalisasi dua ruas ini akan menjadi pijakan penting bagi pembukaan seksi lainnya, seperti Paiton-Besuki dan Besuki-Situbondo, sehingga jalur tol secara keseluruhan bisa beroperasi penuh dalam waktu dekat.
Dengan penambahan 24 km pada Tol Trans Jawa, khususnya Gending-Kraksaan dan Kraksaan-Paiton, masyarakat dapat merasakan perjalanan lebih cepat dan nyaman pada libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026.
Proyek ini tidak hanya meningkatkan mobilitas masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan mendukung pengembangan sektor pariwisata di Jawa Timur.