JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyoroti prototipe Fasilitas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Badan Gizi Nasional (BGN) di Kebumen, Jawa Tengah.
Menurutnya, dapur ini setara dengan hotel bintang lima dan akan menjadi model utama pembangunan dapur BGN di seluruh Indonesia.
Prototipe Dapur BGN Kebumen Jadi Standar Nasional
Menteri Dody menjelaskan bahwa prototipe dapur BGN di Kebumen merupakan tonggak penting dalam penyediaan layanan gizi masyarakat. Dapur ini dirancang untuk menjadi standar pembangunan SPPG lainnya di berbagai wilayah, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Ini prototipe baru yang kualitasnya tidak kalah dengan dapur hotel bintang lima. Sesuai instruksi Pak Presiden, makanan yang diproduksi dari dapur ini harus benar-benar berkualitas tinggi, aman, dan higienis,” ujar Dody.
Prototipe ini menekankan standar tinggi untuk keamanan makanan, higienitas, dan kualitas pelayanan. Menurut Dody, dapur SPPG bukan sekadar tempat memasak, melainkan fasilitas strategis untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara merata di seluruh Indonesia.
Fasilitas Lengkap Mendukung Operasional
Dapur BGN Kebumen dilengkapi berbagai fasilitas yang mendukung produksi makanan berkualitas. Fasilitas meliputi area penerimaan bahan baku, gudang kering dan basah, ruang cuci, area persiapan dan memasak, ruang penyajian, distribusi, serta cold storage untuk penyimpanan bahan dengan suhu rendah.
Selain itu, dapur ini memiliki sistem utilitas yang andal, termasuk genset sebagai sumber daya cadangan listrik. Dody menegaskan, kelancaran operasional dapur sangat bergantung pada ketersediaan listrik yang stabil, terutama untuk penyimpanan protein seperti daging dan ikan.
“Kalau menyimpan daging atau ikan, listrik tidak boleh putus. Maka, saya minta seluruh prototipe dapur wajib dilengkapi genset,” katanya.
Keandalan utilitas ini memastikan makanan yang diproduksi tetap segar, aman, dan sesuai standar MBG yang ditetapkan pemerintah.
Kolaborasi Kearifan Lokal dan Standar Modern
Menteri Dody menekankan pentingnya memadukan standar modern dengan kearifan lokal. Desain dapur BGN yang baik harus tetap memperhatikan budaya dan lingkungan setempat agar penerimaan masyarakat terhadap program MBG lebih tinggi.
“Desain untuk BGN harus di-review (ditinjau) oleh Dirjen terkait agar kearifan lokal lebih kuat,” tutur Dody.
Prototipe Kebumen ini akan menjadi acuan bagi pembangunan 222 dapur BGN lainnya yang direncanakan secara nasional, khususnya di wilayah prioritas. Kombinasi standar profesional dan nilai lokal diharapkan mendukung keberhasilan program MBG serta memaksimalkan manfaat bagi masyarakat.
Dampak Positif MBG bagi Masyarakat
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan. Keberadaan dapur prototipe ini menjadi kunci untuk memastikan kualitas makanan tetap tinggi, aman, dan higienis, sehingga manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.
Dapur BGN juga berperan sebagai pusat edukasi bagi keluarga mengenai pola makan sehat. Dengan prototipe dapur berkualitas tinggi, edukasi gizi dan distribusi makanan bergizi dapat dilakukan secara efektif, teratur, dan konsisten di seluruh wilayah target MBG.
Selain itu, kualitas dapur yang baik mendukung profesionalisme petugas dapur serta optimalisasi pemanfaatan bahan baku. Infrastruktur modern ini memastikan program MBG berjalan lancar, aman, dan tepat sasaran.
Prototipe Dapur Sebagai Model Replikasi
Dody menegaskan bahwa dapur SPPG Kebumen bukan hanya proyek percontohan lokal, melainkan model standar nasional yang akan direplikasi untuk seluruh dapur BGN. Setiap dapur yang dibangun di daerah lain diharapkan mampu meniru kualitas layanan, higienitas, dan keselamatan dapur prototipe ini.
“Ini model yang akan kita gunakan ke depan. Kualitas harus terjaga, dan pelayanannya harus menjadi yang terbaik,” kata Dody.
Dengan replikasi dapur ini, pemerintah menargetkan peningkatan akses masyarakat terhadap makanan bergizi berkualitas tinggi, yang menjadi bagian dari program MBG untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara merata.
Implementasi Nasional dan Strategi Ekonomi
Program MBG melalui dapur BGN tidak hanya fokus pada aspek gizi. Pembangunan dapur juga mendorong penguatan ekonomi lokal. UMKM pangan, koperasi desa, petani, dan nelayan dilibatkan sebagai rantai pasok bahan makanan, sehingga memberikan dampak ekonomi positif bagi komunitas lokal.
Prototipe dapur Kebumen menunjukkan bahwa kualitas pelayanan gizi bisa disinergikan dengan strategi ekonomi. Dengan pendekatan ini, MBG tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi di tingkat lokal.
Standarisasi dan Profesionalisme
Dody menekankan bahwa semua dapur BGN harus memenuhi standar yang sama, termasuk sertifikasi laik higienis dan keselamatan pangan. Hal ini penting untuk memastikan seluruh dapur mampu menghasilkan makanan yang aman dan bergizi sesuai prinsip MBG.
Penerapan standar yang konsisten di seluruh dapur BGN juga meningkatkan kredibilitas program, membangun kepercayaan publik, serta memastikan setiap anak dan keluarga menerima layanan gizi yang optimal.
Prototipe dapur BGN Kebumen menjadi contoh nyata keberhasilan pemerintah dalam menggabungkan standar profesional, keamanan, higienitas, dan kearifan lokal. Dengan fasilitas ini, program MBG dapat dijalankan secara merata dan berkualitas tinggi di seluruh Indonesia.
Keberhasilan dapur prototipe ini diharapkan memacu pembangunan dapur BGN lainnya, memperluas jangkauan layanan gizi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Melalui inovasi, kolaborasi, dan profesionalisme, MBG dapat menjadi fondasi bagi generasi yang lebih sehat dan kuat, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan.