Tujuh Program Strategis Pemerintah Tingkatkan Kualitas dan Kesejahteraan Guru Nasional

Selasa, 25 November 2025 | 12:36:25 WIB
Tujuh Program Strategis Pemerintah Tingkatkan Kualitas dan Kesejahteraan Guru Nasional

JAKARTA - Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 menjadi momentum strategis bagi pemerintah untuk menegaskan komitmen terhadap peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan perlindungan guru di seluruh Indonesia. 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan, guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga agen perubahan yang menyiapkan generasi masa depan menghadapi era digital dan kompleksitas sosial.

Dalam pidato resmi HGN 2025, Mendikdasmen merinci tujuh program konkret yang telah dan akan diluncurkan untuk memperkuat posisi guru, baik dari sisi profesional maupun kesejahteraan. 

“Pemerintah menyadari berbagai insentif dan tunjangan untuk guru belum sebagaimana yang diharapkan. Tetapi, pemerintah berkomitmen untuk berbuat yang lebih baik. Tahun 2026, kesempatan melanjutkan studi dengan beasiswa dibuka untuk 13.000 guru,” ujar Mendikdasmen.

Beasiswa untuk Guru Tingkat D4 dan S1

Program pertama adalah pemberian beasiswa bagi guru yang belum memiliki gelar D4 atau S1. Tahun ini, melalui skema Rekognisi Pembelajaran Lampau, sebanyak 12.000 guru akan menerima beasiswa Rp 3 juta per semester. 

Tujuannya untuk mendorong guru meningkatkan kualifikasi pendidikan mereka sehingga mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan era digital.

Mendikdasmen menekankan bahwa pendidikan formal ini merupakan fondasi penting bagi guru agar tetap relevan dalam metode pengajaran modern. Dengan adanya beasiswa ini, pemerintah berharap guru dapat lebih fokus pada pengembangan kompetensi profesional dan memotivasi siswa secara efektif.

Pelatihan Profesional dan Kompetensi Guru

Selain pendidikan formal, pemerintah juga menyediakan beragam pelatihan profesional. Mulai dari Pendidikan Profesi Guru (PPG), pelatihan Bimbingan Konseling (BK), deep learning, coding, kepemimpinan sekolah, hingga penguatan kompetensi digital.

“Pelatihan ini bertujuan memastikan guru tidak hanya menguasai metode pembelajaran, tetapi juga mampu membimbing siswa menghadapi tantangan global,” ujar Mendikdasmen. Dengan program ini, guru diharapkan lebih siap menghadapi perkembangan teknologi dan tuntutan pendidikan abad 21.

Tunjangan Sertifikasi Guru Non-ASN

Untuk meningkatkan kesejahteraan, pemerintah memberikan tunjangan sertifikasi bagi guru non-Aparatur Sipil Negara (ASN) sebesar Rp 2 juta per bulan. Sementara guru ASN menerima tunjangan setara satu kali gaji pokok. Transfer dilakukan langsung ke rekening guru, memastikan transparansi dan akuntabilitas.

Kebijakan ini menjadi bukti nyata pemerintah memperhatikan kesejahteraan guru sekaligus menjaga motivasi mereka untuk terus mendidik dengan profesional.

Insentif Guru Honorer

Bagi guru honorer, pemerintah menyiapkan insentif Rp 300.000 per bulan, dengan rencana kenaikan menjadi Rp 400.000 pada tahun berikutnya. Menurut Mendikdasmen, kebijakan ini diharapkan meringankan beban ekonomi guru sekaligus menjaga semangat mereka dalam melaksanakan tugas pengajaran di berbagai daerah, termasuk wilayah terpencil.

“Pemerintah menyadari berbagai insentif belum memadai, tetapi kami berkomitmen meningkatkan kesejahteraan guru,” ujarnya.

Pengurangan Tugas Administratif Guru

Untuk memungkinkan guru fokus pada tugas utama mengajar, pemerintah mengurangi beban administratif. Kini kewajiban mengajar tidak mutlak 24 jam per minggu, dan guru memiliki satu hari khusus untuk pengembangan diri atau pembelajaran mandiri.

Langkah ini dirancang agar guru dapat lebih fokus meningkatkan kualitas pembelajaran, membimbing murid, dan mengembangkan kompetensi profesional secara berkelanjutan.

Restorative Justice untuk Perlindungan Guru

Di era digital dan sosial yang kompleks, guru sering menghadapi tekanan moral, sosial, dan psikologis. Pemerintah bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia untuk menyediakan mekanisme restorative justice, melindungi guru yang menghadapi masalah dengan murid, orang tua, atau lembaga terkait tugas mendidik.

“Kehadiran guru sebagai agen peradaban semakin diperlukan di tengah kompleksitas permasalahan murid. Guru harus tampil lebih percaya diri dan berwibawa di mata murid,” jelas Mendikdasmen. Program ini bertujuan agar guru tetap aman dalam melaksanakan tugas tanpa merasa terancam secara hukum maupun sosial.

Penguatan Peran Guru sebagai Agen Perubahan

Mendikdasmen menegaskan bahwa guru harus menjadi teladan dan inspirasi bagi murid, baik dalam akademik maupun moral, sosial, dan etika. Guru diharapkan menjadi mentor, motivator, dan sahabat bagi siswa dalam suka dan duka.

“Guru dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari masalah akademik, sosial, moral, pornografi, penyalahgunaan gawai, judi online, hingga kesulitan ekonomi. Kehadiran guru semakin penting sebagai figur inspiratif di dalam dan di luar kelas,” tambah Mendikdasmen.

Peringatan Hari Guru Nasional 2025 bukan sekadar seremoni, melainkan momen penting untuk mengevaluasi dan mendorong guru Indonesia. 

Dengan tujuh program prioritas mulai dari beasiswa, pelatihan, tunjangan, insentif, pengurangan beban administratif, hingga perlindungan hukum pemerintah menunjukkan komitmen nyata dalam meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan guru.

Mendikdasmen juga mengajak masyarakat, orang tua, dan semua pihak untuk menghargai jerih payah guru. “Jangan hanya menilai kinerja mereka dari angka-angka. Guru adalah pilar pembangunan pendidikan dan agen peradaban yang membentuk masa depan bangsa,” ujarnya.

Dengan dukungan pemerintah, diharapkan guru dapat menjalankan tugasnya lebih optimal, menyiapkan generasi yang cerdas, adaptif, dan berakhlak mulia, serta menjaga kualitas pendidikan Indonesia di tengah tantangan global dan era digital.

Terkini