Strategi Babel Kembangkan Hilirisasi Lada Putih Melalui Petani Milenial

Strategi Babel Kembangkan Hilirisasi Lada Putih Melalui Petani Milenial

JAKARTA - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) tengah gencar mendorong program petani milenial untuk mendukung industrialisasi komoditas ekspor unggulan, khususnya lada putih. 

Program ini dirancang agar generasi muda tertarik menjadi petani sekaligus mengoptimalkan produksi dan nilai tambah lada putih, yang selama ini menjadi salah satu komoditas andalan daerah.

Langkah strategis tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Anggaran sebesar Rp300 triliun telah disiapkan untuk hilirisasi perkebunan, dengan lada putih sebagai salah satu fokus utama. 

Baca Juga

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

Pendanaan ini diharapkan bisa menjadi modal besar untuk memperkuat sektor pertanian dan memperluas peluang kerja bagi generasi muda.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel, Erwin Krisnawinata, menegaskan bahwa regenerasi petani dan penyiapan lahan baru menjadi kunci keberhasilan program ini. 

“Saat ini pekebun lada didominasi oleh petani lanjut usia. Minat generasi muda untuk berkebun lada masih kurang, sehingga diperlukan upaya keras agar program hilirisasi perkebunan ini dapat berhasil dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Dukungan Pusat dan Tantangan Penurunan Petani

Program hilirisasi perkebunan lada putih yang digagas Kementerian Pertanian RI mendapat alokasi dana hingga Rp300 triliun. Lada putih atau muntok white pepper dari Kepulauan Bangka Belitung menjadi prioritas utama, mengingat potensi ekspornya yang tinggi.

Namun, tantangan utama adalah penurunan jumlah pekebun lada di Babel dalam beberapa tahun terakhir. Data resmi menunjukkan bahwa jumlah pekebun turun dari 62.672 orang pada 2019 menjadi 44.257 orang pada 2023, lalu terus menurun menjadi 41.916 orang pada 2024. 

Penurunan ini menunjukkan adanya krisis regenerasi petani yang memerlukan perhatian serius.

Untuk mendukung keberlanjutan produksi, Kementerian Pertanian menetapkan syarat bagi pemerintah daerah, yaitu memperbanyak calon petani muda dan menyiapkan lahan baru. 

Persyaratan ini menekankan pentingnya regenerasi petani agar produksi lada tetap berkelanjutan dan komoditas ekspor daerah tidak terganggu.

Strategi Babel Optimalkan Petani Milenial

Dalam menghadapi krisis regenerasi, Pemprov Babel aktif mendorong kabupaten-kabupaten untuk mengoptimalkan program petani milenial. 

Program ini bertujuan mencetak generasi muda yang mampu mengelola perkebunan lada putih dengan pendekatan modern, sekaligus meningkatkan nilai tambah komoditas lokal.

Erwin Krisnawinata menekankan perlunya strategi tepat untuk menarik generasi muda. “Strategi tersebut harus mampu mengatasi stigma bahwa bertani adalah pekerjaan yang kurang menarik bagi kaum muda,” katanya.

Upaya yang dilakukan antara lain pendidikan pertanian, pelatihan teknis, fasilitasi akses modal, dan penerapan teknologi modern dalam bercocok tanam. Semua ini dirancang agar bertani lada putih menjadi pilihan menarik dan menguntungkan bagi generasi muda.

Regenerasi Petani untuk Keberlanjutan Produksi

Regenerasi petani menjadi faktor penting bagi keberlanjutan produksi lada putih sebagai komoditas ekspor unggulan. Tanpa petani muda yang kreatif dan bersemangat, program hilirisasi lada putih berisiko tidak berjalan maksimal.

Selain itu, keberadaan petani milenial dapat menjaga posisi Babel sebagai produsen utama lada putih di pasar global. Dengan memadukan inovasi, teknologi, dan semangat generasi muda, produksi lada putih diharapkan meningkat, sehingga mampu memenuhi permintaan ekspor sekaligus meningkatkan pendapatan petani lokal.

Potensi Ekonomi dan Peluang Kerja

Hilirisasi lada putih bukan hanya soal menambah produksi, tetapi juga menciptakan nilai tambah melalui pengolahan, branding, dan distribusi. Generasi muda yang terlibat sebagai petani dan pengelola hilirisasi berkesempatan memperoleh keterampilan baru, membuka peluang kerja, dan menumbuhkan ekonomi lokal.

Program ini juga diharapkan memberikan efek domino pada sektor terkait, seperti transportasi, logistik, dan industri pengolahan. 

Dengan demikian, upaya mengangkat petani milenial menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan daya saing ekonomi Babel di pasar global.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengambil langkah strategis melalui program petani milenial untuk mendukung hilirisasi lada putih. Dukungan dana sebesar Rp300 triliun dari pemerintah pusat menunjukkan perhatian serius terhadap komoditas ini.

Regenerasi petani muda menjadi kunci keberhasilan program. Dengan strategi edukasi, akses modal, dan teknologi modern, diharapkan minat generasi muda meningkat, jumlah petani bertambah, dan produksi lada putih tetap berkelanjutan.

Keberhasilan program ini tidak hanya akan mengamankan posisi Babel sebagai produsen lada putih terkemuka, tetapi juga memberikan peluang ekonomi dan lapangan kerja baru bagi generasi muda.