MAKI: Pencabutan Status Cekal Victor Hartono Mengusik Rasa Keadilan

MAKI: Pencabutan Status Cekal Victor Hartono Mengusik Rasa Keadilan
Direktur Utama PT Djarum Victor Hartono. (Foto/Istimewa)

JAKARTA Langkah Kejaksaan Agung (Kejagung) mencabut status pencekalan  ke luar negeri terhadap Direktur Utama (Dirut) PT Djarum Victor Rachmat Hartono dinilai bernuansa diskriminatif dan mengusik rasa keadilan masyarakat.

“Rasanya tidak adil. Yang satu dicabut {cekalnya), yang lain tidak dicabut. Mestinya semuanya tidak dicabut,” ungkap Boyamin Saiman, Koordinator LSM Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) saat dimintai tanggapan, Sabtu (6/12/2025) sehubungan pencabutan status cekal Victor Hartono oleh Kejagung.

Faktanya, sambung Boyamin, yang dicabut status cekalnya adalah yang paling kaya atau memiliki harta paling banyak. Sementara mereka yang tidak dicabut status cekalnya bisa dikatakan menengah bawah.

Baca Juga

MAKI: Pencabutan Status Cekal Victor Hartono Mengusik Rasa Keadilan

“Jelas terasa ada diskriminasi dan mengusik rasa keadilan masyarakat,” tegasnya.

Mestinya Tidak Ada yang Dicabut

Boyamin sendiri mendesak Kejagung untuk tidak mencabut status cekal semua pihak yang diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi pajak tersebut. “Saya sendiri mendesak jangan ada yang dicabut status cekalnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Anang Supriatna menyebut pencabutan status cekal terhadap Victor Hartono karena yang bersangkutan kooperatif selama penyidikan.

“Benar terhadap yang bersangkutan telah dimintakan pencabutan oleh penyidik dikarenakan menurut penyidik yang bersangkutan kooperatif,” katanya, Sabtu (29/11).

Kejagung diketahui mengajukan permohonan cekal ke luar negeri terhadap Victor dan empat orang lainnya terkait dugaan kasus korupsi pembayaran pajak periode 2016-2020.

Selain Victor Hartono, empat orang lainnya ada;ah mantan Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi, Karl Layman selaku pemeriksa pajak muda di Ditjen Pajak, Ning Dijah Prananingrum selaku Kepala KPP Madya Dua Semarang, dan Heru Budijanto Prabowo selaku konsultan pajak. Kejagung juga telah melakukan penggeledahan di sejumpah tempat terkait kasus tersebut.

Lima orang tersebut resmi dicegah ke luar negeri terhitung sejak Kamis (14/11) hingga enam bulan ke depan atau pada Kamis (14/5/2026).

Sebelumnya, Anang Supriatna mengungkapkan bahwa dalam kasus ini terdapat pegawai Ditjen Pajak Kementerian Keuangan yang kongkalikong dengan wajib pajak.

Menurutnya, permufakatan keduanya itu dilakukan agar pembayaran pajak dari wajib pajak atau perusahaan dapat lebih rendah. Sebagai imbalannya, kata Anang, wajib pajak akan memberikan kompensasi kepada petugas tersebut.

Pihak PT Djarum sejauh ini menyatakan menghormati proses hukum yang tengah dilakukan.

Redaksi

Redaksi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Hutama Karya Salurkan Bantuan Terintegrasi untuk Korban Bencana Hidrometeorologi

Hutama Karya Salurkan Bantuan Terintegrasi untuk Korban Bencana Hidrometeorologi

Kilang Pertamina Siaga Penuh Amankan Pasokan BBM Selama Libur Nataru

Kilang Pertamina Siaga Penuh Amankan Pasokan BBM Selama Libur Nataru

Kilang Pertamina Perkuat Produksi BBM Menghadapi Mobilitas Tinggi Libur Nataru

Kilang Pertamina Perkuat Produksi BBM Menghadapi Mobilitas Tinggi Libur Nataru

Jelang Libur Nataru, Pertamina Jamin Kilang Beroperasi Tanpa Henti

Jelang Libur Nataru, Pertamina Jamin Kilang Beroperasi Tanpa Henti

Cara Private Akun Twitter dengan Mudah, Anti Ribet!

Cara Private Akun Twitter dengan Mudah, Anti Ribet!