Progres Konstruksi MRT Jakarta Fase Dua Capai Lima Puluh Persen

Kamis, 13 November 2025 | 14:50:38 WIB
Progres Konstruksi MRT Jakarta Fase Dua Capai Lima Puluh Persen

JAKARTA - Pembangunan MRT Jakarta fase 2A dari Bundaran HI menuju Kota terus menunjukkan perkembangan signifikan. 

Hingga Oktober 2025, progres konstruksi telah mencapai 54,36%, melebihi target akhir tahun sebesar 53,29%. Kecepatan pengerjaan ini menandai kesiapan proyek menghadapi jadwal operasi yang ditargetkan pada 2027.

Fase 2A ini membentang sepanjang 5,8 kilometer, mencakup tujuh stasiun bawah tanah Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Total biaya pembangunan fase ini mencapai Rp25,3 triliun, atau sekitar Rp4,36 triliun per kilometer, melalui kerja sama pembiayaan antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.

Proyek ini tidak hanya membangun stasiun dan terowongan, tetapi juga mengembangkan kawasan di sekitar stasiun dengan konsep Transit-Oriented Development (TOD), mengintegrasikan transportasi publik dengan pengembangan kawasan komersial dan hunian.

Pengerjaan Stasiun Thamrin

Stasiun Thamrin, yang memiliki sembilan entrance dan panjang hingga 440 meter, menjadi stasiun dengan entrance terbanyak serta stasiun transit utama lintas Timur-Barat. Pekerjaan utama meliputi:

Test pit utilitas dan pemasangan traffic decking pada entrance 1.

Pemasangan boredpile pada entrance 3.

Waterproofing dan rebar base slab.

Pekerjaan arsitektural dinding pada combine building entrance 4 CTVT.

Pemasangan rebar untuk dinding entrance 5, 7, dan 8.

Jet grouting di entrance 6.

Selain itu, tim konstruksi juga melakukan instalasi homogeneous tile, dinding ACP, drywall, rangka ceiling, pipa, ducting, cable tray, fireboard, dan hydrant box di level concourse dan platform.

Dengan ukuran dan kompleksitasnya, Stasiun Thamrin menjadi salah satu fokus utama dalam fase 2A, di mana kesiapan infrastrukturnya menentukan kelancaran operasional lintas Timur-Barat.

Pembangunan Stasiun Monas

Sementara itu, Stasiun Monas tengah menyelesaikan sejumlah pekerjaan penting, di antaranya:

Reinstatement entrance 1.

Pengecoran dinding dan atap entrance 2.

Penyelesaian arsitektural koridor entrance 1 dan 2.

Instalasi steel structure elevator 1 di level ground.

Pemasangan granit dan handrail tangga, serta shutter pada entrance 1.

Instalasi travelator, pipa, ducting, dan partial acceptance test untuk station fan, socket outlet, serta lighting fixtures.

Kedua stasiun ini ditargetkan beroperasi secara penuh pada 2027 mendatang, mendukung kelancaran transportasi di pusat kota Jakarta.

Perkembangan Paket CP202 dan CP203

Paket CP202, yang mencakup Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar, telah mencapai 59,36%. Pekerjaan utama meliputi ekskavasi boks stasiun, pengecoran base slab, waterproofing canal underpass, hingga persiapan breakthrough TBM 1 di sisi udara Stasiun Sawah Besar.

Paket CP203, yang mencakup Stasiun Glodok dan Kota, mencapai 79,11%. Fokus pekerjaan termasuk struktur kolom entrance stasiun, backfill, dan instalasi platform screen doors. Di Stasiun Glodok, tim konstruksi tengah mempersiapkan breakthrough TBM 1 menuju Stasiun Mangga Besar.

Sistem Perkeretaapian dan Kereta Baru

Paket CP205, yang mencakup sistem perkeretaapian dan rel, telah mencapai 28,67%. Pekerjaan mencakup produksi cable tray untuk peralatan persinyalan di segmen Bundaran HI—Monas, test pit, serta konstruksi saluran kabel tegangan tinggi 150kV.

PT MRT Jakarta juga telah membeli delapan trainset baru untuk mendukung perjalanan dari Lebak Bulus hingga Kota. Paket CP206 yang menangani kereta baru, baru saja menandatangani kontrak dengan Sumitomo Corporation untuk desain dan pengadaan. 

Paket CP207, sistem pembayaran otomatis (automatic fare collection system), saat ini sedang dalam proses klarifikasi dokumen tender.

Biaya dan Kompleksitas Pembangunan

Fase 2A MRT Jakarta menelan biaya total sekitar Rp25,3 triliun, atau Rp4,36 triliun per kilometer. Biaya ini tinggi karena proyek mencakup tujuh stasiun bawah tanah, terowongan bertingkat pertama di Indonesia dengan kedalaman 28 meter, panjang 390 meter, dan diameter enam meter.

Proyek ini juga menghadirkan tantangan teknik dan manajemen, mulai dari penggalian bawah tanah, pengaturan alur lalu lintas kota, hingga pengembangan TOD di sekitar stasiun. Kompleksitas ini menjadi alasan mengapa biaya pembangunan per kilometer termasuk yang tertinggi di dunia untuk transportasi massal perkotaan.

Transit-Oriented Development dan Manfaat Sosial

Selain infrastruktur MRT, fase 2A mengembangkan kawasan TOD, mengintegrasikan stasiun dengan hunian, perkantoran, dan area komersial. Strategi ini bertujuan mendorong penggunaan transportasi publik, mengurangi kemacetan, serta meningkatkan mobilitas warga Jakarta.

Setelah selesai, MRT fase 2A akan menghubungkan pusat bisnis Bundaran HI hingga Kota, mempercepat mobilitas, dan mendukung pengembangan ekonomi kawasan. Keberadaan stasiun transit besar seperti Thamrin akan meningkatkan konektivitas lintas Timur-Barat sekaligus mengurangi beban transportasi di jalan raya.

Target Penyelesaian dan Tahapan Selanjutnya

Fase 2A dibagi menjadi dua segmen:

Segmen Bundaran HI—Harmoni, ditargetkan selesai 2027.

Segmen Harmoni—Kota, ditargetkan selesai 2029.

Fase 2B, yang akan melanjutkan rute dari Kota ke Depo Ancol Barat, saat ini masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).

Dengan progres konstruksi yang melampaui target, fase 2A menunjukkan kesiapan MRT Jakarta untuk menghadirkan sistem transportasi bawah tanah modern, efisien, dan terintegrasi. 

Pembangunan ini juga memperkuat komitmen pemerintah untuk menghadirkan transportasi massal yang aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi warga Jakarta.

Terkini