Industri Konstruksi RI Diprediksi Memasuki Fase Pemulihan Tahun 2026

Selasa, 02 Desember 2025 | 09:19:20 WIB
Industri Konstruksi RI Diprediksi Memasuki Fase Pemulihan Tahun 2026

JAKARTA - Setelah melewati dua tahun stagnasi pada 2024–2025, industri konstruksi nasional diproyeksikan memasuki fase pemulihan secara bertahap mulai tahun 2026. 

Prediksi ini didasarkan pada sejumlah indikator awal yang menunjukkan pergerakan lebih positif dibanding periode sebelumnya, baik dari sisi pemerintah maupun sektor swasta.

Indikator Positif dan Sentimen Pemulihan

Wakil Sekjen III BPP Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), Errika Ferdinata, menyatakan bahwa sejumlah faktor memberi sinyal optimisme bagi industri konstruksi. 

Kenaikan belanja modal pemerintah, percepatan proyek strategis nasional (PSN), serta meningkatnya belanja modal pemerintah daerah seiring meredanya dinamika politik pasca pemilu menjadi beberapa pendorong utama.

“Dengan demikian, GAPENSI melihat outlook 2026 sebagai fase pemulihan bertahap namun lebih optimis dibanding dua tahun sebelumnya,” ungkap Errika.

Selain itu, sektor swasta mulai menunjukkan sinyal ekspansi. Industri manufaktur, logistik, data center, hingga perumahan komersial menjadi kelompok yang kembali bergerak setelah dua tahun cenderung berhati-hati. 

Kombinasi dorongan dari pemerintah, sektor swasta, dan faktor struktural pasar diharapkan menjadi katalis bagi pemulihan industri.

Peran Pemerintah dan Infrastruktur

Dari sisi pemerintah, pembangunan infrastruktur dasar tetap menjadi prioritas. Jalan, sanitasi, air minum, dan irigasi menjadi proyek utama yang mendorong aktivitas konstruksi. Percepatan PSN dan peningkatan konektivitas antarwilayah juga diharapkan menjadi penopang utama pertumbuhan industri.

Program renovasi fasilitas pendidikan dan kesehatan diproyeksikan meningkat signifikan, seiring fokus pemerintah pada pembangunan yang inklusif dan merata.

Selain itu, digitalisasi pengadaan melalui SPSE, e-Katalog, serta integrasi PPK/PP diperkirakan mampu meningkatkan transparansi dan efisiensi eksekusi proyek, mengurangi potensi keterlambatan, dan membuka ruang bagi partisipasi kontraktor kecil maupun menengah.

Kebangkitan Sektor Swasta

Sektor swasta juga mulai menghidupkan kembali pipeline investasinya. Errika menjelaskan, proyek pembangunan kawasan industri dan manufaktur baru, pertumbuhan logistik dan pergudangan, pembangunan data center serta infrastruktur digital, hingga proyek perumahan komersial mulai menunjukkan tren positif.

“Pembangunan kawasan industri dan manufaktur baru, pertumbuhan logistik dan pergudangan, pembangunan data center dan infrastruktur digital, serta proyek perumahan komersial yang mulai pulih,” papar Errika.

Kebangkitan sektor swasta ini diharapkan menjadi penggerak tambahan selain belanja pemerintah, sehingga pemulihan industri konstruksi tidak hanya bertumpu pada proyek publik tetapi juga mencakup investasi komersial dan digitalisasi infrastruktur.

Perbaikan Struktural dan Stabilitas Pasar

Gapensi juga menyoroti perbaikan struktural yang terjadi di pasar konstruksi, termasuk stabilisasi harga material dan proses restrukturisasi BUMN Karya. Kondisi ini diharapkan membuka ruang bagi pasar yang lebih sehat dan kompetitif setelah beberapa tahun tertekan.

Perbaikan harga material dipandang penting untuk mengurangi risiko proyek yang tertunda atau biaya yang membengkak. Sementara itu, restrukturisasi BUMN Karya diharapkan meningkatkan efisiensi operasional dan kolaborasi dengan kontraktor swasta, menciptakan ekosistem konstruksi yang lebih adil dan berkelanjutan.

Dukungan bagi Kontraktor Kecil dan Menengah

Meskipun optimistis, Gapensi menegaskan pentingnya menjaga struktur pasar yang adil, terutama bagi kontraktor kecil dan menengah yang menjadi tulang punggung industri konstruksi nasional. 

Akses pembiayaan, regulasi proporsional, dan mekanisme pengadaan yang adil menjadi kunci agar segmen ini tetap berperan aktif dalam pemulihan industri.

“Peran kontraktor kecil dan menengah sebagai tulang punggung industri konstruksi Indonesia harus dijamin melalui regulasi yang proporsional, mekanisme pengadaan yang adil, serta akses pembiayaan yang layak,” tandas Errika.

Outlook 2026: Pemulihan Bertahap

Dengan berbagai indikator positif, Gapensi memandang 2026 sebagai tahun pemulihan bertahap. Aktivitas konstruksi diharapkan meningkat, baik pada proyek pemerintah maupun sektor swasta, dengan fokus pada efisiensi, kualitas, dan nilai tambah. 

Percepatan proyek strategis nasional dan digitalisasi pengadaan menjadi faktor kunci dalam mempercepat pemulihan.

Industri konstruksi diperkirakan akan kembali menjadi salah satu sektor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, terutama ketika proyek infrastruktur dan investasi swasta berjalan bersamaan. 

Kombinasi belanja pemerintah, ekspansi sektor swasta, dan stabilitas pasar menjadi fondasi bagi fase pemulihan yang lebih solid dibanding dua tahun sebelumnya.

Industri konstruksi Indonesia yang stagnan selama 2024–2025 diproyeksikan memasuki fase pemulihan mulai 2026. Faktor pendorong meliputi belanja modal pemerintah, percepatan PSN, renovasi fasilitas publik, serta investasi swasta di kawasan industri, data center, logistik, dan perumahan. 

Stabilitas harga material dan restrukturisasi BUMN Karya diharapkan mendukung ekosistem konstruksi yang lebih sehat dan kompetitif.

Gapensi menekankan pentingnya dukungan terhadap kontraktor kecil dan menengah sebagai tulang punggung industri, agar pemulihan industri konstruksi berkelanjutan dan inklusif. 

Dengan kombinasi stimulus pemerintah, tren positif sektor swasta, dan perbaikan struktural pasar, industri konstruksi diharapkan menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional pada 2026.

Terkini