Indo Tambangraya Megah (ITMG) Catat Penjualan Batubara Dominasi Ekspor

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:43:49 WIB
Indo Tambangraya Megah (ITMG) Catat Penjualan Batubara Dominasi Ekspor

JAKARTA - Industri batubara Indonesia kembali menunjukkan dinamika positif. 

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan penjualan signifikan hingga September 2025, dengan dominasi pasar ekspor mencapai 75 persen. Strategi perseroan untuk menembus pasar global dan pencapaian target produksi menjadi fokus utama menuju akhir tahun.

Realisasi Penjualan Batubara ITMG Hingga September 2025

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, Indo Tambangraya Megah berhasil menjual total 17,9 juta ton batubara. Angka ini mendekati target penjualan perseroan yang dipatok 24,5 juta ton hingga akhir tahun.

Direktur ITMG, Yulius Kurniawan Gozali, menegaskan, “Hingga bulan September 2025, perusahaan telah membukukan volume penjualan sebesar 17,9 juta ton, dari target penjualan sebesar 24,5 juta ton. Saat ini, perseroan fokus pada penerapan strategi untuk mencapai target tersebut.”

Penjualan batubara ini menjadi salah satu tolok ukur kinerja perusahaan, di tengah tantangan fluktuasi harga batubara global. Keberhasilan mencapai angka penjualan mendekati target menunjukkan manajemen perseroan cukup efektif dalam mengelola produksi dan distribusi.

Dominasi Pasar Ekspor dan Tujuan Utama

Dari total penjualan batubara ITMG, 75 persen dialokasikan untuk pasar ekspor. Negara tujuan terbesar antara lain China, Jepang, India, Filipina, dan Bangladesh.

Yulius menambahkan, “ITM mengalokasikan 75% dari total produksi batubara tahun 2025 untuk penjualan ke luar negeri.” Langkah ini memperkuat posisi ITMG dalam rantai pasokan energi global sekaligus menjaga stabilitas pendapatan dari fluktuasi harga domestik.

Fokus pada pasar ekspor sejalan dengan tren permintaan energi di Asia yang meningkat, sehingga menjadikan strategi ekspor sebagai salah satu pilar utama pertumbuhan perusahaan.

Target Produksi Hingga Akhir Tahun 2025

Sampai tutup tahun, ITMG menargetkan produksi batubara sebesar 21,1 juta ton. Target ini lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi tahun 2024 yang mencapai 20,2 juta ton.

Menurut Yulius, perusahaan optimistis dengan potensi kenaikan ekspor tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menegaskan, “Dengan perbandingan target produksi 2025 yang lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi 2024 sebesar 20,2 juta ton, volume ekspor batubara ITM pada tahun 2025 tidak mengalami penurunan.”

Fokus perseroan saat ini adalah memastikan pencapaian target 2025 tetap konsisten, sambil mempersiapkan strategi untuk tahun berikutnya.

Prospek dan Ekspansi 2026

Meskipun fokus utama ITMG saat ini adalah menyelesaikan target tahun 2025, perusahaan sudah mulai menyiapkan kajian untuk target 2026. Salah satu opsi yang dibahas adalah ekspansi ke sektor mineral lain, termasuk produksi dan penjualan mineral non-batubara.

“Ini termasuk target produksi dan penjualan. Perihal ekspansi ke mineral lain juga merupakan salah satu opsi yang kami pertimbangkan,” ungkap Yulius.

Langkah ini menunjukkan ITMG tidak hanya mengandalkan batubara, tetapi juga melakukan diversifikasi untuk memperkuat portofolio bisnis jangka panjang.

Investasi di Sektor Nikel

Sebagai bagian dari strategi diversifikasi, ITMG telah melakukan ekspansi ke sektor pertambangan nikel melalui akuisisi saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE). Pada 4 Juli 2025, ITMG membeli 585 juta saham NICE, setara 9,62 persen kepemilikan, dengan harga Rp 438 per saham, menelan total investasi Rp 285,48 miliar.

Menurut Corporate Secretary ITMG, Monika I. Krisnamurti, transaksi ini bertujuan untuk investasi jangka panjang sekaligus memperluas portofolio pertambangan perusahaan. NICE sendiri bergerak di pertambangan bijih nikel dan berdiri sejak 2008, berlokasi di Desa Lameruru, Kecamatan Langgikima, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Langkah strategis ini memperlihatkan kesiapan ITMG untuk memasuki sektor mineral selain batubara, sejalan dengan tren global permintaan nikel untuk industri baterai kendaraan listrik.

Strategi Perusahaan Menghadapi Tantangan Pasar

Dengan pasar ekspor yang menjadi fokus utama, ITMG menghadapi tantangan dari fluktuasi harga batubara global. Namun, strategi diversifikasi dan ekspansi ke mineral lain dipandang sebagai solusi untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan.

Manajemen perusahaan terus memantau harga global dan tren permintaan, serta menyesuaikan strategi produksi dan distribusi agar tetap efisien. Hal ini juga untuk memastikan pencapaian target tahunan tetap realistis dan stabil.

Hingga September 2025, Indo Tambangraya Megah menunjukkan kinerja positif dengan penjualan 17,9 juta ton batubara dan dominasi pasar ekspor sebesar 75 persen. Target produksi 21,1 juta ton hingga akhir tahun dinilai realistis, dengan strategi fokus pada ekspor dan diversifikasi mineral.

Ekspansi ke sektor nikel melalui pembelian saham NICE menandai langkah strategis perusahaan untuk memperluas portofolio investasi. 

Fokus ITMG ke pasar ekspor, diversifikasi, dan penguatan portofolio mineral diharapkan mampu mendukung pertumbuhan jangka panjang dan menjaga posisi perusahaan dalam industri pertambangan nasional maupun global.

Terkini