JAKARTA - PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) kembali hadir dengan langkah strategis dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
Emiten properti ini akan merilis surat utang baru dengan target total penerbitan mencapai Rp 1,75 triliun, sebagai bagian dari upaya refinancing utang jangka panjang serta memperkuat likuiditas perusahaan. Hingga pukul 09.54 WIB pagi ini, saham BSDE tercatat turun 1,04% ke level Rp 950 per saham.
Penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II
Langkah pertama dalam penerbitan surat utang ini adalah obligasi berkelanjutan IV tahap II senilai Rp 1,25 triliun. Penerbitan obligasi ini menambah target dana keseluruhan sebesar Rp 2 triliun, mengingat tahap I sebelumnya telah menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar.
Obligasi ini diterbitkan dalam empat seri, dengan tenor dan kupon yang berbeda, memberi fleksibilitas bagi investor untuk menyesuaikan kebutuhan investasi mereka.
Seri A ditawarkan sebesar Rp 73,405 miliar dengan bunga tetap 5,5% per tahun dan tenor tiga tahun. Seri B senilai Rp 458,2 miliar menawarkan kupon 6% untuk tenor lima tahun.
Seri C senilai Rp 509,25 miliar diterbitkan dengan kupon 6,25% dan tenor tujuh tahun. Seri D, yang memiliki tenor terpanjang 10 tahun, dirilis sebesar Rp 210 miliar dengan kupon 6,5%.
Langkah ini menunjukkan manajemen BSDE fokus menjaga likuiditas dan merestrukturisasi kewajiban finansial, sehingga risiko bunga dapat ditekan dan arus kas jangka panjang tetap stabil.
Penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Tahap II
Selain obligasi, BSDE juga menerbitkan sukuk ijarah berkelanjutan II tahap II senilai Rp 500 miliar, bagian dari target dana Rp 1 triliun dari penerbitan sukuk sebelumnya.
Sukuk ijarah ini dibagi menjadi dua seri: Seri A senilai Rp 340 miliar dengan imbalan ijarah Rp 21,25 miliar per tahun atau setara 6,25% untuk tenor tujuh tahun. Seri B senilai Rp 160 miliar menawarkan imbalan ijarah Rp 10,4 miliar per tahun atau 6,5% untuk tenor 10 tahun.
Sukuk ijarah memberikan alternatif investasi berbasis syariah bagi investor, sekaligus memperluas basis investor BSDE. Dengan imbalan tetap selama tenor berjalan, sukuk ini menjadi instrumen yang menarik bagi investor yang mencari kepastian pendapatan dalam prinsip syariah.
Rating Kredit dan Penjamin Emisi
Surat utang BSDE telah memperoleh peringkat idAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), menunjukkan risiko kredit yang rendah dan stabilitas perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Penjamin emisi obligasi dan sukuk ijarah antara lain PT Aldiracita Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Sucor Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Adanya dukungan lembaga keuangan terkemuka menambah keyakinan investor terhadap keamanan dan kredibilitas penerbitan surat utang ini. Investor institusi maupun individu dapat lebih percaya diri dalam menempatkan dana pada obligasi dan sukuk BSDE.
Jadwal Penawaran dan Distribusi
Penawaran umum obligasi dan sukuk dijadwalkan mulai 10-12 Desember 2025. Penjatahan akan dilakukan pada 15 Desember, distribusi dana dan pengembalian uang pada 17 Desember, sedangkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 18 Desember 2025.
Dengan jadwal yang sudah jelas ini, investor memiliki kesempatan untuk merencanakan strategi pembelian sesuai preferensi tenor dan kupon yang diinginkan. Penawaran yang transparan juga menunjukkan tata kelola perusahaan yang baik dan profesional dalam pengelolaan instrumen pasar modal.
Strategi Penggunaan Dana Hasil Penerbitan
Manajemen BSDE menyampaikan dalam prospektus bahwa 84,9% dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk melunasi pokok pinjaman jangka panjang dari BTN senilai Rp 1,06 triliun dengan bunga 7%.
Sisanya, 15,1%, akan digunakan untuk membayar lebih awal pinjaman PT Bank Permata Tbk senilai Rp 187,5 miliar dengan bunga 7%.
Pendekatan ini mencerminkan strategi manajemen untuk mengurangi beban bunga sekaligus memperbaiki struktur utang. Dengan melunasi pinjaman existing, BSDE bisa meningkatkan fleksibilitas keuangan untuk mendukung pengembangan proyek properti tanpa mengganggu arus kas operasional.
Daya Tarik bagi Investor
Obligasi berjangka menengah hingga panjang ini memberikan pilihan menarik bagi investor yang menginginkan instrumen pendapatan tetap dengan kupon kompetitif.
Seri D dengan tenor 10 tahun menawarkan kupon 6,5%, lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah dengan tenor sama, sehingga menjadi opsi menarik bagi investor institusi maupun ritel.
Sementara sukuk ijarah menjadi pilihan bagi investor syariah, dengan imbalan tetap yang memberikan kepastian pendapatan. Kombinasi obligasi dan sukuk ini menunjukkan fleksibilitas BSDE dalam menawarkan berbagai alternatif investasi sekaligus memenuhi kebutuhan berbagai segmen investor.
Perspektif Pasar Properti dan Keuangan
Penerbitan surat utang ini mencerminkan tren yang umum terjadi di kalangan perusahaan properti besar di Indonesia. Instrumen obligasi dan sukuk digunakan untuk refinancing utang, memperkuat likuiditas, serta menyediakan modal untuk proyek-proyek baru.
BSDE, dengan proyek ikonik BSD City, tetap menjadi salah satu pengembang terbesar yang mengandalkan strategi finansial matang untuk pertumbuhan jangka panjang.
Investasi pada surat utang BSDE juga menunjukkan potensi stabilitas dan keamanan karena dukungan rating kredit idAA serta strategi penggunaan dana yang jelas. Investor dapat merencanakan portofolio mereka dengan memperhitungkan tenor, kupon, dan instrumen syariah.
Penerbitan obligasi dan sukuk ijarah BSDE menjadi momentum penting menjelang akhir 2025. Dengan kupon kompetitif, tenor bervariasi, serta dukungan rating kredit tinggi, investor memiliki berbagai pilihan instrumen pendapatan tetap yang aman dan menguntungkan.
Langkah ini juga menunjukkan kemampuan BSDE dalam menjaga likuiditas, menurunkan risiko bunga, serta memastikan pengembangan proyek properti berjalan lancar.
Penerbitan surat utang ini menjadi perhatian utama pasar modal dan sektor properti, sekaligus memberikan peluang bagi investor untuk memperoleh instrumen dengan return menarik menjelang akhir tahun.