JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kewaspadaan terhadap kemungkinan gejolak harga seiring memasuki musim hujan, yang berdampak pada produksi pangan di Tanah Air.
Kementerian ini menilai kondisi cuaca ekstrem bisa menimbulkan tekanan harga, terutama pada komoditas pangan, sehingga perlu langkah antisipatif.
Langkah ini muncul merespons data inflasi November 2025 yang tercatat melambat ke level 2,72% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dibanding Oktober 2025 yang mencapai 2,86% (yoy). Meski demikian, laju inflasi masih berada di atas target pemerintah sebesar 2,5%.
Perlambatan Inflasi Didukung Stabilitas Harga Pangan
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyampaikan bahwa perlambatan inflasi sejalan dengan meredanya tekanan volatile food, yang turun ke 5,48% (yoy) dari 6,59% (yoy). Perbaikan ini disokong oleh berbagai langkah stabilisasi harga pangan yang konsisten dilakukan pemerintah. Beberapa komoditas mulai menunjukkan penurunan harga, termasuk beras, cabai merah, dan daging ayam.
“Perbaikan ini didukung oleh berbagai langkah stabilisasi harga pangan yang terus konsisten dilakukan sehingga beberapa harga komoditas mulai menurun, seperti beras, cabai merah, dan daging ayam,” ujar Febrio.
Inflasi Inti dan Harga Terkendali
Selain volatile food, inflasi inti juga menunjukkan tren yang stabil, berada di level 2,36% (yoy), mencerminkan daya beli masyarakat yang tetap terjaga. Sementara itu, inflasi Administered Price atau harga yang diatur pemerintah mengalami sedikit peningkatan menjadi 1,58% (yoy) dari 1,45% (yoy). Kenaikan ini dipengaruhi oleh tarif angkutan udara yang meningkat seiring bertambahnya permintaan di musim libur.
Kemenkeu menekankan bahwa inflasi inti yang stabil menunjukkan kemampuan masyarakat menjaga konsumsi dalam menghadapi fluktuasi harga, sementara pengawasan terhadap harga yang diatur pemerintah membantu mengantisipasi lonjakan biaya transportasi dan kebutuhan pokok.
Persiapan Menjelang Natal dan Tahun Baru
Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional seperti Natal dan Tahun Baru, pemerintah juga memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan masyarakat. Langkah ini bertujuan mencukupi kebutuhan program prioritas pemerintah dan menjaga stabilitas harga, meski menghadapi tantangan cuaca ekstrem yang bisa mengganggu produksi dan distribusi pangan.
Febrio menekankan bahwa pemerintah terus memantau kondisi pasar dan melakukan intervensi sesuai kebutuhan untuk menghindari gejolak harga yang signifikan. Ketersediaan pangan dan pengelolaan pasokan menjadi fokus utama untuk menjaga inflasi tetap terkendali.
Langkah Pemerintah untuk Menjaga Stabilitas Harga
Berbagai langkah antisipatif telah dilakukan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan. Operasi pasar menjadi salah satu instrumen utama, diikuti penguatan stok dan cadangan pangan. Pemerintah juga melakukan intervensi harga secara selektif untuk mengatasi potensi lonjakan harga akibat cuaca ekstrem atau permintaan musiman yang tinggi.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan efek jangka pendek dan menengah, memastikan masyarakat tetap mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau, serta mengurangi risiko inflasi bergejolak.
Peran Strategis Kemenkeu dalam Stabilitas Ekonomi
Kemenkeu menegaskan peran pentingnya dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui pengelolaan fiskal yang cermat, khususnya dalam menghadapi risiko inflasi akibat faktor eksternal seperti cuaca. Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta, diharapkan distribusi pangan tetap lancar dan harga tetap terjaga.
Selain itu, pengawasan harga komoditas strategis dan koordinasi dengan Badan Pangan Nasional juga menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam mengantisipasi gejolak harga. Kombinasi ini diharapkan dapat menjaga inflasi di kisaran target, sehingga pertumbuhan ekonomi tetap stabil.
Kewaspadaan dan Persiapan Penting Menjelang Akhir Tahun
Secara keseluruhan, Kemenkeu menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap inflasi akhir tahun, terutama di tengah musim hujan yang berpotensi memengaruhi produksi pangan. Perlambatan inflasi November 2025 menjadi indikasi bahwa langkah stabilisasi harga berjalan efektif, namun pengawasan dan antisipasi tetap diperlukan.
Dengan operasi pasar, penguatan stok, cadangan pangan, serta intervensi harga, pemerintah berharap gejolak harga dapat diminimalkan, masyarakat tetap terlindungi, dan inflasi dapat dikendalikan sesuai target. Kesiapan ini menjadi bagian dari upaya menjaga stabilitas ekonomi nasional menjelang akhir tahun dan memastikan konsumsi masyarakat tetap terjaga.