Strategi Praktis Mengurangi Stres Sehari-hari Menurut Psikolog Profesional

Rabu, 03 Desember 2025 | 10:18:12 WIB
Strategi Praktis Mengurangi Stres Sehari-hari Menurut Psikolog Profesional

JAKARTA - Stres sering kali muncul tanpa disadari. Seringkali gejalanya muncul lewat perubahan emosi, respons tubuh, atau perilaku sehari-hari. 

Banyak orang berpikir stres hanya soal kecemasan, padahal efeknya bisa terasa secara fisik—mulai dari badan lemas, kualitas tidur menurun, hingga kesulitan berkonsentrasi.

Psikolog Sani B. Hermawan menjelaskan bahwa stres terjadi ketika seseorang menghadapi tekanan tetapi merasa tidak memiliki cukup daya untuk mengatasinya.

"Makanya kadang-kadang kalau kita stres tuh ada perilaku (respons tubuh) yang muncul, misalnya, diri kita kagetan, kadang banyak bengong, kadang jadi sensitif," ungkap Psikolog Sani.

Selain memengaruhi emosi, stres dapat menimbulkan dampak fisik. Tubuh terasa lemas, tidur tidak nyenyak, dan energi harian menurun.

"Kita secara emosional jadi mudah marah, atau secara perilaku misalnya jadi enggak bisa tidur, terus secara fisik juga badan juga jadi kayaknya lemas terus, itu kan gejala stres," tambah Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini.

Memahami stres dan cara meredakannya penting agar tekanan mental tidak menumpuk dan berdampak buruk jangka panjang. Berikut beberapa strategi yang direkomendasikan psikolog untuk mengelola stres sehari-hari.

1. Tarik Napas Dalam dan Lakukan Relaksasi

Pernapasan adalah salah satu cara paling sederhana untuk menenangkan tubuh dan pikiran. Teknik tarik napas dalam bisa menurunkan ketegangan otot dan menstabilkan emosional.

Psikolog Sani menyebut teknik ini sebagai bentuk regulasi emosi yang bisa dilakukan kapan saja, baik di rumah maupun saat bekerja.

"Regulasi emosi, kita juga harus tarik napas dalam, mendekatkan diri pada Tuhan untuk ketenangan, mencari orang-orang yang bisa dipercaya atau yang cukup bisa membesarkan hati untuk bisa keluar dari trauma bencana, misalnya," jelasnya.

Menggabungkan pernapasan dengan meditasi, doa, atau refleksi singkat dapat menambah ketenangan mental dan memberikan jeda sejenak dari tekanan sehari-hari.

2. Batasi Paparan Media Sosial

Di era digital, terlalu banyak informasi dapat memicu kecemasan dan tekanan mental. Konten negatif atau berita yang berlebihan membuat pikiran mudah stres.

Psikolog Sani menyarankan untuk menjauh sejenak dari media sosial, terutama konten yang memicu kecemasan. Mengurangi scrolling tidak penting membantu fokus pada hal positif, menenangkan pikiran, dan memberi waktu untuk refleksi diri.

3. Menekuni Hobi dan Aktivitas Positif

Mengisi waktu dengan kegiatan yang disukai adalah cara efektif melepaskan stres. Membaca, berkebun, memasak, atau aktivitas kreatif lainnya dapat menjadi outlet emosional yang aman.

Aktivitas positif membantu tubuh memproduksi hormon bahagia, seperti endorfin, yang menenangkan pikiran dan mengurangi tekanan mental. Selain itu, hobi membuat seseorang lebih fokus pada hal menyenangkan, bukan masalah yang menumpuk, sehingga meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.

4. Olahraga dan Aktivitas Fisik

Olahraga tidak hanya menyehatkan fisik, tetapi juga mental. Gerakan tubuh membantu mengurangi ketegangan akibat stres dan meningkatkan sirkulasi darah. Jalan kaki, yoga, senam ringan, atau peregangan sederhana dapat melemaskan otot yang tegang akibat tekanan mental.

Kombinasi olahraga dengan teknik relaksasi membuat tubuh lebih siap menghadapi tekanan sehari-hari. Bahkan olahraga ringan rutin dapat meningkatkan kualitas tidur, sehingga energi mental dan fisik tetap terjaga.

5. Mendekatkan Diri pada Tuhan dan Orang Terpercaya

Spiritualitas dapat menjadi sarana menenangkan diri bagi sebagian orang. Melakukan meditasi, doa, atau berbagi cerita dengan orang terpercaya bisa mengurangi beban mental.

Interaksi sosial yang sehat memberi dukungan emosional dan membantu mengelola tekanan mental. Memiliki orang yang dapat dipercaya untuk berbagi pengalaman atau curhat bisa membuat seseorang merasa lebih lega dan lebih mampu menghadapi stres.

6. Kenali Gejala Stres dan Cari Bantuan Bila Perlu

Langkah pertama untuk mengelola stres adalah mengenali gejalanya. Tanda-tanda stres meliputi mudah marah, tubuh tegang, sulit tidur, atau perilaku impulsif. Mengenali gejala ini memungkinkan tindakan preventif sebelum stres menjadi lebih serius.

Jika gejala stres berlanjut, konsultasi dengan psikolog atau tenaga profesional kesehatan mental sangat disarankan. 

Mereka dapat membantu memahami akar masalah dan menentukan strategi pengelolaan yang tepat. Banyak layanan konsultasi psikologi gratis maupun sumber edukasi kesehatan mental yang tersedia secara daring maupun offline.

7. Perkuat Rutinitas Harian Positif

Menerapkan rutinitas harian yang sehat dan konsisten membantu mengurangi stres. Jadwal tidur yang teratur, pola makan seimbang, dan waktu untuk relaksasi atau hobi membuat tubuh dan pikiran lebih stabil.

Rutinitas positif memberikan struktur harian yang dapat menurunkan kecemasan. Dengan mengetahui kegiatan apa yang akan dilakukan setiap hari, seseorang merasa lebih terkendali dan mampu menghadapi tekanan mental dengan lebih tenang.

Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan, tetapi bisa dikelola dengan strategi sederhana namun konsisten. Tarik napas dalam, membatasi paparan media sosial, menekuni hobi, berolahraga, mendekatkan diri pada Tuhan atau orang terpercaya, mengenali gejala stres, dan menerapkan rutinitas positif adalah langkah efektif.

Psikolog Sani menekankan bahwa kunci utama mengatasi stres adalah mengenali kondisi diri sendiri, memanfaatkan sumber daya yang ada, dan melakukan kegiatan rutin yang bermanfaat. Dengan pendekatan ini, stres dapat dikelola sebelum berdampak pada kesehatan fisik dan mental.

Merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Mengelola stres sejak dini membuat tubuh dan pikiran tetap bertenaga, fokus, dan siap menghadapi tekanan hidup dengan lebih baik.

Terkini