JAKARTA - Trans Jogja kini memperluas jangkauan layanan transportasi publik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sistem rute yang lebih lengkap menghubungkan kawasan wisata, kampus, terminal, bandara, hingga sejumlah rumah sakit, sehingga memudahkan mobilitas warga sehari-hari. Penumpang kini dapat menikmati perjalanan lebih nyaman dan efisien tanpa harus bergantung pada kendaraan pribadi.
Ekspansi jalur ini hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang beraktivitas di kawasan padat, seperti perkantoran, pusat pendidikan, dan area keramaian. Dengan sistem trayek yang saling terhubung, penumpang dapat melakukan perjalanan lintas kota tanpa harus berganti banyak moda transportasi.
Salah satu fitur penting yang diterapkan Trans Jogja adalah sistem pembayaran nontunai. Penumpang dapat menggunakan kartu elektronik maupun dompet digital melalui aplikasi, sehingga perjalanan menjadi lebih praktis dan cepat.
Tidak perlu lagi menyiapkan uang tunai untuk naik bus, cukup melakukan scan barcode di dekat pintu masuk bus.
Rute Baru Menjangkau Titik Strategis Kota
Trans Jogja menambah 15 jalur baru yang mencakup kawasan Malioboro, Prambanan, kampus, terminal, dan rumah sakit. Beberapa rute utama menghubungkan lokasi wisata populer dan fasilitas penting, seperti Terminal Giwangan, Bandara Adisutjipto, dan sejumlah rumah sakit besar di kota.
Sebagai contoh, Jalur 1A menghubungkan Prambanan, Kalasan, Bandara Adisutjipto, Hotel Jayakarta, Janti, Ambarukmo, UIN/LPP, RS Bethesda, Mangkubumi, Malioboro, hingga kembali ke Prambanan.
Sementara Jalur 1B mengakomodasi perjalanan dari Bandara Adisutjipto menuju Jayakarta, RS Hardjolukito, Gembira Loka, TMP Kusumanegara, Stasiun Tugu, Titik Nol, Taman Pintar, dan kembali ke Bandara.
Jalur lainnya, seperti Jalur 2A dan 2B, menghubungkan Terminal Condongcatur dengan Monjali, Jombor, Malioboro, Taman Pintar, dan fasilitas pendidikan serta kesehatan. Jalur ini memastikan mahasiswa, wisatawan, dan masyarakat lokal bisa bepergian dengan lebih mudah.
Rute tambahan lainnya, seperti Jalur 3B dan 4A, juga mengakomodasi akses ke area penting di Jogja, termasuk museum, kampus, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan. Hal ini memudahkan berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pekerja, hingga wisatawan, untuk melakukan perjalanan tanpa kesulitan.
Selain itu, jalur seperti Jalur 5A dan 5B, serta Jalur 6A dan 6B, menghubungkan Terminal Jombor dan Halte Gamping dengan UMY, RS Sardjito, MM UGM, Bandara Adisutjipto, dan pusat perbelanjaan di kota. Jalur ini dirancang agar layanan publik tidak hanya melayani area padat penduduk, tetapi juga area pendidikan dan rekreasi.
Integrasi Dengan Pariwisata dan Aktivitas Lokal
Trans Jogja juga dirancang untuk mendukung sektor pariwisata. Beberapa jalur melewati kawasan ikonik, seperti Malioboro, Candi Prambanan, Monumen Jogja, hingga pusat perbelanjaan. Hal ini memudahkan wisatawan domestik maupun internasional untuk menjangkau destinasi favorit tanpa repot mencari transportasi tambahan.
Misalnya, Jalur 8 menghubungkan Terminal Jombor, UTY, Mirota Godean, Tugu Jogja, Kridosono, Malioboro, dan jalan Bhayangkara, memudahkan wisatawan menjelajahi pusat kota sekaligus ikon budaya.
Jalur ini memberikan opsi perjalanan hemat biaya dan terintegrasi bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Yogyakarta secara praktis.
Tarif dan Pembayaran Nontunai
Sesuai dengan SK Gubernur DIY Nomor 361/KEP/2022, tarif Trans Jogja ditetapkan sebesar Rp3.600 untuk reguler, Rp60 untuk pelajar, dan Rp2.700 untuk langganan reguler. Sistem pembayaran sepenuhnya nontunai, menggunakan kartu elektronik atau aplikasi dompet digital.
Penumpang juga bisa memanfaatkan metode scan barcode untuk pembayaran, sehingga tidak perlu repot menyiapkan uang tunai.
Direktur Trans Jogja menekankan, penggunaan nontunai tidak hanya mempermudah penumpang, tetapi juga mempercepat proses naik turun bus. Hal ini secara langsung meningkatkan efisiensi operasional dan kenyamanan perjalanan, terutama pada jam sibuk.
Manfaat Bagi Masyarakat
Dengan ekspansi jalur baru, masyarakat DIY mendapatkan manfaat nyata. Mahasiswa dapat mengakses kampus dengan lebih mudah, pekerja bisa menjangkau kantor tanpa macet, dan wisatawan memiliki transportasi publik yang terjangkau dan terintegrasi.
Keberadaan Trans Jogja juga berpotensi mengurangi kemacetan di kota dengan mendorong penggunaan transportasi massal.
Selain itu, integrasi jalur dengan kawasan wisata membantu pelaku usaha lokal. Wisatawan lebih mudah mengunjungi pusat kuliner, toko suvenir, dan destinasi budaya, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Yogyakarta.
Menuju Transportasi Publik Modern
Ekspansi Trans Jogja menunjukkan upaya serius pemerintah DIY dalam menyediakan transportasi publik yang modern, praktis, dan ramah lingkungan.
Sistem pembayaran nontunai, jalur yang terintegrasi, serta rute yang menjangkau pusat kota, kampus, dan rumah sakit, merupakan langkah penting menuju ekosistem transportasi kota yang efisien.
Ke depan, penambahan jalur dan peningkatan layanan diproyeksikan akan terus dilakukan, termasuk perluasan jangkauan dan penambahan armada.
Dengan demikian, Trans Jogja tidak hanya memenuhi kebutuhan mobilitas warga, tetapi juga mendukung pariwisata, pendidikan, dan aktivitas ekonomi lokal secara berkelanjutan.