Polri Optimalkan Kinerja K9 dalam Pencarian Korban Banjir Sumut

Kamis, 04 Desember 2025 | 08:11:25 WIB
Polri Optimalkan Kinerja K9 dalam Pencarian Korban Banjir Sumut

JAKARTA - Dalam upaya mempercepat proses pencarian korban bencana di Sumatera Utara, peran Unit SAR K-9 Ditpolsatwa Polri kembali menjadi sorotan.

Pendekatan berbasis ketepatan dan kecepatan pencarian melalui kemampuan anjing pelacak dinilai menjadi elemen penting dalam operasi penyelamatan, terutama ketika kondisi lapangan sulit diakses secara manual. Melalui dukungan personel K-9 yang terlatih dan satwa pelacak berkemampuan tinggi, Polri menegaskan komitmennya untuk mempercepat proses identifikasi dan penemuan korban di wilayah terdampak banjir dan longsor.

Operasi Pencarian di Bantaran Sungai Huta Raja

Salah satu operasi yang kini berjalan intensif berada di bantaran Sungai Desa Huta Raja, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pada Selasa, 2 Desember 2025, tim K-9 diterjunkan untuk membantu pencarian korban yang diduga tertimbun material atau hanyut terbawa arus. Keberadaan tim ini dianggap penting karena medan licin, tertutup lumpur, dan sulit dijangkau, sehingga kemampuan pelacakan satwa K-9 menjadi penopang utama pencarian.

Kabagpenum Ropenmas Divhumas Polri Kombes Pol. Erdi A. Chaniago menegaskan bahwa pengerahan K-9 merupakan bagian dari komitmen Polri dalam menghadirkan upaya terbaik untuk operasi kemanusiaan. “Polri melalui Unit SAR K9 Ditpolsatwa Baharkam terus mengerahkan kemampuan terbaik dalam membantu pencarian korban bencana,” ujar Erdi.

Tim Lapangan dan Satwa Pelacak yang Dikerahkan

Dalam operasi kali ini, Polri menurunkan 10 personel yang terdiri dari para handler, pengawas lapangan, serta pendukung teknis. Mereka dilengkapi empat anjing pelacak spesialisasi cadaver—jenis pelacakan yang fokus pada pencarian jenazah—yakni Walet, Ari, Rubin, dan Dasa. Keempat satwa ini bertugas menelusuri titik-titik yang diperkirakan menjadi lokasi korban tertutup material atau terbawa arus sungai.

Operasi berlangsung di bawah pimpinan Kompol Kadarman selaku pengawas, dengan Iptu Erasmus sebagai ketua tim K-9. Para personel bekerja beriringan dengan unsur masyarakat serta tim SAR gabungan lainnya untuk memperluas jangkauan pencarian.

Temuan Penting dari Penyisiran Lapangan

Melalui sejumlah penyisiran di area rawan, satwa K-9 memberikan sinyal penting terkait lokasi yang memiliki indikasi keberadaan korban. Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh warga sekitar yang melakukan penggalian di bantaran sungai. Hasilnya, tim berhasil menemukan seorang korban perempuan dalam kondisi meninggal dunia. Identitasnya belum diketahui karena tubuh telah mengalami kerusakan akibat terbawa arus.

Erdi menyampaikan bahwa penggunaan K-9 sangat signifikan dalam operasi semacam ini. “Kehadiran K-9 sangat membantu menemukan titik-titik penting yang sulit dijangkau secara manual,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kolaborasi seluruh unsur—Polri, tim SAR gabungan, serta masyarakat—berjalan baik, sehingga pencarian dapat dilakukan lebih aman dan cepat meski kondisi medan masih cukup berat.

Strategi Kombinasi untuk Memperluas Zona Pencarian

Selain mengandalkan kemampuan K-9, strategi pencarian turut diperkaya dengan pengamatan visual, pendataan laporan warga, dan penyusunan ulang zona pencarian berdasarkan alur arus sungai. Dengan kombinasi tersebut, operasi diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih optimal dalam waktu lebih singkat.

Komitmen Polri dalam Operasi Kemanusiaan

Operasi pencarian masih terus berlanjut di Desa Huta Raja. Upaya ini dilakukan untuk memastikan tidak ada korban yang terlewat dan semua laporan kehilangan dapat ditindaklanjuti hingga tuntas. “Kami berkomitmen mendukung penuh seluruh upaya kemanusiaan hingga proses pencarian dinyatakan selesai,” ujar Erdi menegaskan.

Peran Vital K9 dalam Penanganan Bencana

Dari berbagai kejadian bencana di Sumatera Utara, termasuk banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah, kebutuhan akan teknologi pencarian dan kehadiran tim spesialis semakin penting. Kemampuan K-9 yang dapat mendeteksi keberadaan jenazah melalui penciuman, bahkan dalam kondisi tertutup material, menjadi keunggulan yang sangat dibutuhkan dalam operasi semacam ini.

Kehadiran tim K-9 di lapangan menunjukkan bahwa Polri tidak hanya mengandalkan kemampuan personel manusia, tetapi juga memaksimalkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki, termasuk satwa pelacak yang terlatih. Pendekatan terpadu ini menjadi aspek kunci untuk menghadapi situasi darurat yang menuntut ketelitian, kecepatan, dan koordinasi tinggi.

Sinergi Polri dan Warga dalam Pencarian Korban

Dalam operasi di Batang Toru, kerja sama antara Polri dan masyarakat setempat menjadi bukti bahwa penanganan bencana adalah tanggung jawab bersama. Setiap informasi dari warga, setiap titik lokasi yang dicurigai, dan setiap upaya penyisiran terus dikonsolidasikan agar proses pencarian tidak menemui hambatan berarti.

Dengan medan yang masih penuh tantangan, upaya pencarian dipastikan berlangsung setahap demi setahap hingga seluruh zona terakses dan semua korban ditemukan. Polri menegaskan bahwa operasi ini tidak akan dihentikan sampai seluruh proses pencarian dinyatakan tuntas.

Penegasan Peran K9 sebagai Elemen Kemanusiaan

Melalui berbagai langkah tersebut, Unit SAR K-9 Ditpolsatwa Polri tidak hanya menjadi bagian dari mekanisme pencarian korban, tetapi juga wujud komitmen institusi dalam memberikan layanan kemanusiaan terbaik. Operasi di Sumatera Utara pun menjadi pengingat bahwa kemampuan pelacakan satwa K-9 berperan vital dalam setiap fase penanganan bencana, terutama ketika kondisi medan sulit dihadapi dengan metode manual.

Terkini