Kepala LAN Ajak Bangun Kolaborasi Nasional untuk Pengembangan Kompetensi

Kamis, 04 Desember 2025 | 08:11:31 WIB
Kepala LAN Ajak Bangun Kolaborasi Nasional untuk Pengembangan Kompetensi

JAKARTA - Upaya memperkuat kualitas aparatur sipil negara dan mempercepat transformasi kompetensi nasional kembali mendapat sorotan melalui pernyataan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Muhammad Taufiq. 

Dalam forum National Future Learning Forum 2025 di Jakarta, Taufiq menegaskan bahwa Indonesia tidak dapat lagi bertahan dengan pola kerja sektoral yang terpisah. Ia mengajak seluruh pihak untuk mengubah cara kerja yang selama ini berorientasi pada kepentingan sendiri atau egosystem menjadi pola kerja kolektif berbasis ekosistem besar yang terintegrasi.

Melalui perubahan pola pikir dan pola kerja tersebut, Taufiq berharap pembangunan kompetensi sumber daya manusia Indonesia dapat dilakukan secara lebih cepat, merata, dan efektif. Baginya, kemampuan bangsa dalam menghadapi perubahan global sangat bergantung pada bagaimana seluruh sektor mampu bekerja sama dalam satu ekosistem pembelajaran yang saling mendukung.

“Kita rombak apa yang disebut dengan egosystem, bagaimana kita kerja sendiri-sendiri, kita rombak menjadi sebuah cara kolaboratif, yaitu ecosystem,” ujar Taufiq dalam sambutannya. Ia menegaskan bahwa pendekatan baru ini merupakan fondasi penting untuk menciptakan SDM unggul, sekaligus menjawab berbagai tantangan modern di sektor pemerintahan maupun swasta.

Dorongan Penguatan Kompetensi Nasional

Dalam penjelasannya, Taufiq menggarisbawahi bahwa pengembangan kompetensi merupakan kunci membentuk bangsa yang unggul. Namun, ia melihat masih banyak hambatan yang membuat pengembangan kapasitas SDM tidak berlangsung optimal. Instansi pemerintah, lembaga publik, sektor swasta, dan para pakar cenderung berjalan sendiri-sendiri dan belum berada dalam satu kerangka kolaboratif yang solid.

“Di era kita human capital sebagai ujung tombak, perlu sebuah perubahan besar bagaimana kita melakukan pengembangan kompetensi di Indonesia,” katanya.

Menurut Taufiq, menciptakan manusia Indonesia yang unggul, terutama aparatur sipil negara (ASN), bukan sekadar tugas LAN atau unit tertentu, tetapi kesadaran bersama yang harus didorong oleh seluruh sektor. Pengembangan kompetensi, menurut dia, tidak lagi bisa hanya mengikuti pola administrasi lama, melainkan harus melibatkan partisipasi publik dan swasta secara seimbang.

Pentingnya Menghapus Sekat Antar Sektor

Lebih jauh, Taufiq menegaskan pentingnya menghilangkan sekat-sekat yang selama ini menjadi batas antara sektor publik dan privat. Dengan pesatnya perubahan global dan semakin terbatasnya sumber daya yang tersedia, kolaborasi menjadi kebutuhan mutlak.

“Kita buka pintu-pintu, jendela-jendela, tembok-tembok yang memisahkan private sector-public sector. Kementerian, lembaga, pemerintah pusat, pemerintah daerah, semua expert yang ada, kita buka semuanya menjadi sebuah ekosistem,” kata Taufiq.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi dalam pengembangan kompetensi bukan lagi sekadar mandat Undang-Undang ASN, tetapi sudah menjadi keharusan. Di tengah persaingan global yang makin ketat, Indonesia harus menciptakan ekosistem pembelajaran yang memungkinkan transfer pengetahuan secara cepat dan masif di semua level pemerintahan.

Langkah Kolaboratif Lewat Program Pengembangan ASN

Dalam dua tahun terakhir, LAN telah melakukan berbagai inisiatif untuk memperkuat kolaborasi dalam pengembangan kompetensi ASN. Taufiq menjelaskan bahwa LAN menggandeng kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, serta sektor swasta untuk mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran yang lebih inklusif.

Salah satu program yang menjadi contoh konkret adalah ASN Talent Academy. Program ini dirancang untuk generasi milenial ASN yang memiliki potensi menjadi pemimpin masa depan. Pengguna program ini menunjukkan pertumbuhan signifikan, dari 811 peserta tahun sebelumnya menjadi 1.526 peserta pada tahun ini. Lonjakan ini menunjukkan semakin tingginya minat ASN muda untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan.

Tak hanya itu, LAN juga mengembangkan program Reformers Academy, yaitu program pengembangan kompetensi bagi ASN muda yang menjadi motor penggerak reformasi birokrasi. Melalui program ini, peserta mempelajari konsep reformasi birokrasi nasional dan didorong untuk merancang inisiatif perubahan yang berbasis pada hasil atau outcome. Tujuannya bukan hanya mencetak talenta administratif, tetapi juga agen perubahan yang mampu memberikan dampak nyata di lingkungan kerjanya.

Kolaborasi Pembelajaran di Tingkat Regional

Selain kolaborasi nasional, LAN memperluas kerja sama pembelajaran hingga ke level kawasan. Salah satu langkahnya adalah keterlibatan dalam Regional Public Service Learning Ecosystem, sebuah platform kerja sama yang mendorong pengakuan bersama atas proses pembelajaran lintas negara di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Taufiq, kerja sama regional ini menegaskan bahwa pembelajaran dan peningkatan kompetensi tidak boleh dibatasi oleh batas geografis. “Pengetahuan ini adalah milik semuanya, pengetahuan ini milik bangsa, untuk kita maju bersama-sama, membangun bangsa Indonesia unggul, membangun ASN berkelas dunia,” ucapnya.

Dengan berbagai program dan upaya tersebut, LAN berharap transformasi kompetensi mampu menciptakan aparatur yang profesional, berdaya saing global, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Kolaborasi lintas sektor dianggap sebagai langkah strategis yang akan

Terkini