Pemulihan Listrik di Tapteng Dipercepat Pemerintah Pasca Banjir Sumatera

Kamis, 04 Desember 2025 | 09:15:34 WIB
Pemulihan Listrik di Tapteng Dipercepat Pemerintah Pasca Banjir Sumatera

JAKARTA - Upaya pemulihan pascabencana di Sumatera kini tidak hanya berpusat pada pencarian korban dan penanganan pengungsi, tetapi juga pada pemulihan infrastruktur energi yang lumpuh akibat banjir dan longsor. 

Tapanuli Tengah (Tapteng), salah satu wilayah yang paling parah terdampak, mengalami pemadaman listrik sejak bencana melanda pada 24 November 2025. Situasi ini memunculkan kebutuhan mendesak untuk mempercepat perbaikan jaringan, mengingat listrik menjadi elemen krusial bagi aktivitas masyarakat, operasional fasilitas kesehatan, hingga pelayanan pemerintah.

Dalam konteks inilah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemulihan listrik di wilayah terdampak harus menjadi prioritas. Ia meminta PLN bergerak cepat memperbaiki jaringan yang rusak akibat banjir dan longsor. Bahlil optimistis proses pemulihan dapat selesai dalam waktu dekat, dengan menargetkan seluruh jaringan kembali normal pada Jumat, 7 Desember 2025.

"Seluruh jaringan listrik, tolong doakan cuaca bagus, sekarang tower-tower yang jatuh materialnya sudah ada dan saya meminta kepada PLN, InsyaAllah, hari Jum'at semua clear, ini bukan pekerjaan mudah," ujar Bahlil.

Pernyataan itu disampaikan Bahlil usai menggelar rapat dengan Gubernur Sumatera Utara Bobby Afif Nasution di Kantor Bupati Tapteng pada Selasa, 2 Desember 2025. Pertemuan tersebut menjadi momentum penting dalam menyatukan langkah pemerintah pusat dan daerah untuk mempercepat pemulihan layanan dasar termasuk energi.

Percepatan Perbaikan Didukung Armada Genset dan Lampu Darurat

Kementerian ESDM memahami bahwa perbaikan jaringan dalam kondisi medan berat tidak bisa dilakukan secara instan. Karena itu, pemerintah menyiapkan langkah mitigasi sementara untuk memastikan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi selama proses perbaikan berlangsung. Dalam penjelasannya, Bahlil menyebut bahwa pemerintah akan mengerahkan tambahan pasokan genset untuk membantu daerah yang masih gelap.

"Ada sekitar 40 genset dengan kapasitas 6.000 watt (per genset) dan 200 lampu darurat. Nanti semua kita serahkan ke bupati, nanti pak bupati di mana titik-titik yang perlu dipakai sambil menunggu optimalisasi ke Jum'at malam," kata Bahlil.

Dukungan genset dan lampu darurat ini diharapkan dapat menjaga aktivitas vital, terutama di posko pengungsian, fasilitas kesehatan, dan pusat koordinasi bencana. Dalam situasi banjir besar seperti yang melanda Tapteng, keberadaan listrik sementara dari genset dapat membantu penerangan malam hari, mengoperasikan alat medis, hingga mempermudah tim penyelamat melakukan evakuasi.

Dampak Bencana di Sumut Memperlihatkan Skala Krisis

Di balik upaya pemulihan jaringan listrik, data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut menggambarkan betapa besar dampak bencana di wilayah tersebut. Hingga Selasa (2/12/2025) pukul 17.00 WIB, jumlah korban jiwa mencapai 290 orang, sementara 154 orang masih dinyatakan hilang. Tapanuli Tengah menjadi daerah dengan dampak terberat: 86 orang meninggal, 109 hilang, 508 luka-luka, dan 7.893 warga terpaksa mengungsi.

Angka ini menunjukkan beban besar yang kini ditanggung pemerintah dan masyarakat. Banjir dan longsor yang terjadi tidak hanya menghancurkan pemukiman, tetapi juga melumpuhkan infrastruktur vital seperti listrik dan jaringan jalan. Kondisi alam, seperti cuaca yang sulit diprediksi, turut membuat proses evakuasi menjadi tidak mudah.

Dalam situasi kritis seperti ini, pemulihan listrik menjadi komponen penting dalam upaya pemulihan jangka pendek. Listrik bukan hanya sekadar fasilitas, melainkan kebutuhan fundamental untuk memastikan proses penyelamatan, pengungsian, komunikasi, dan distribusi bantuan dapat berjalan lancar.

Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah Jadi Kunci Pemulihan

Pertemuan antara Menteri ESDM dan Gubernur Sumut menegaskan pentingnya konsolidasi lintas lembaga. Mengingat medan berat dan kerusakan parah di sejumlah titik, percepatan perbaikan membutuhkan koordinasi ketat antara PLN, pemerintah daerah, serta relawan bencana. Setiap lokasi kerusakan memiliki tantangan berbeda, sehingga penanganan tidak bisa dilakukan secara seragam.

Salah satu tantangan terbesar adalah akses menuju lokasi tower listrik yang tumbang. Bahlil menjelaskan bahwa material perbaikan sudah tersedia, tetapi kerja teknis bergantung pada kondisi cuaca. Bila hujan kembali mengguyur kawasan tersebut, proses pemasangan ulang dan pemulihan jaringan berisiko tertunda. Karena itu, harapan pada cuaca yang kondusif menjadi faktor penentu keberhasilan pemulihan sesuai target.

Pemulihan Listrik sebagai Langkah Awal Kebangkitan Masyarakat

Di tengah duka dan kehilangan, masyarakat Tapteng dan wilayah lain di Sumatera memerlukan dorongan kuat untuk bisa kembali bangkit. Pemulihan listrik yang ditargetkan selesai pada Jumat bukan hanya untuk memulihkan kenyamanan hidup, tetapi juga sebagai tanda dimulainya proses pemulihan lebih luas. 

Dengan listrik yang kembali menyala, pemerintah dapat mempercepat pendataan kerusakan, menunjang aktivitas ekonomi yang terdampak, serta memberikan rasa aman pada masyarakat yang masih berada di pengungsian.

Pemerintah pusat memastikan bahwa seluruh proses pemulihan dilakukan secara bertahap namun terarah. Upaya yang dilakukan Kementerian ESDM, PLN, serta pemerintah daerah menunjukkan komitmen bersama untuk memulihkan Sumatera dari krisis. Walaupun tantangan masih besar, percepatan pemulihan listrik menjadi salah satu langkah strategis untuk memperkuat respons bencana.

Dalam situasi bencana besar yang menelan ratusan korban, setiap langkah pemulihan yang dilakukan pemerintah membawa harapan baru bagi masyarakat. Dengan dukungan perbaikan jaringan, tambahan genset, serta koordinasi lintas sektor, Tapteng diharapkan dapat segera bangkit dari dampak banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut.

Terkini