JAKARTA - Roti sourdough telah menjadi favorit banyak orang, bukan hanya karena rasanya yang khas dan autentik, tetapi juga karena berbagai klaim manfaat kesehatannya.
Proses pembuatan roti ini berbeda dari roti biasa, melalui fermentasi alami yang panjang menggunakan starter, campuran tepung dan air yang difermentasi oleh bakteri asam laktat serta ragi liar. Proses fermentasi ini memberikan tekstur kenyal, aroma unik, dan rasa asam ringan yang membedakannya dari roti lain.
Lebih dari sekadar kelezatan, fermentasi juga memengaruhi profil nutrisi roti, menjadikannya lebih bermanfaat untuk pencernaan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Enam manfaat utama roti sourdough, serta menjelaskan bagaimana roti ini dapat menjadi bagian dari pola makan sehat.
Pencernaan Lebih Lancar dan Usus Sehat
Salah satu keunggulan roti sourdough adalah kemudahan pencernaannya. Fermentasi alami membantu memecah sebagian gluten yang terkandung dalam tepung, sehingga lebih ramah bagi individu dengan sensitivitas gluten ringan atau penderita irritable bowel syndrome (IBS).
Selain itu, bakteri asam laktat dalam starter sourdough berperan dalam memecah karbohidrat non-cerna, yang dikenal sebagai FODMAPs (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, and polyols).
Karbohidrat ini sering memicu gangguan pencernaan pada beberapa orang. Dengan konsumsi sourdough, ketidaknyamanan pencernaan dapat berkurang.
Roti sourdough juga merupakan sumber prebiotik dan probiotik. Prebiotik adalah serat yang tidak dapat dicerna dan berfungsi sebagai “makanan” bagi bakteri baik di usus besar, sementara probiotik adalah bakteri baik itu sendiri.
Kedua elemen ini penting untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus, mendukung pencernaan lancar, dan meningkatkan kesehatan gastrointestinal secara keseluruhan.
Membantu Menjaga Kadar Gula Darah
Bagi yang memperhatikan kadar gula darah, roti sourdough menjadi alternatif bijak. Roti ini memiliki indeks glikemik (IG) lebih rendah dibanding roti putih atau roti gandum biasa, berkisar antara 35–54. Artinya, konsumsi sourdough tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba, membantu menjaga kestabilan gula darah.
Proses fermentasi membuat pati dalam roti lebih sulit dicerna dan diserap dengan cepat, sehingga gula darah tidak naik drastis.
Selain itu, sourdough yang dibuat dari biji-bijian utuh kaya akan serat, memberikan rasa kenyang lebih lama. Hal ini membantu mengontrol nafsu makan, mendukung program penurunan berat badan, dan menjaga berat tubuh ideal.
Penyerapan Nutrisi Lebih Optimal
Fermentasi roti sourdough juga meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi. Proses ini mengurangi kadar asam fitat, antinutrisi yang terdapat dalam biji-bijian dan bisa mengikat mineral penting seperti kalium, fosfor, magnesium, dan seng.
Dengan berkurangnya asam fitat, tubuh mampu menyerap mineral-mineral tersebut lebih efektif.
Selain itu, fermentasi sourdough meningkatkan ketersediaan vitamin B, folat, dan antioksidan yang penting untuk fungsi tubuh. Vitamin B kompleks mendukung metabolisme energi, folat membantu pembentukan sel darah merah, dan antioksidan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
Mendukung Kesehatan Jantung
Roti sourdough juga berperan dalam menjaga kesehatan jantung. Kandungan serat, karbohidrat kompleks, vitamin, dan mineral di dalamnya membantu mengontrol kadar kolesterol. Mineral penting seperti magnesium dan kalium mendukung fungsi jantung dan tekanan darah normal.
Selain itu, kandungan zat besi dan asam folat yang lebih tinggi dibanding roti tawar biasa membantu produksi sel darah merah dan mencegah anemia. Roti sourdough yang dikonsumsi secara rutin, dalam porsi wajar, dapat menjadi bagian dari pola makan yang mendukung kesehatan jantung jangka panjang.
Menyediakan Nutrisi Lengkap
Untuk memberikan gambaran lebih jelas, berikut perkiraan kandungan nutrisi dalam roti sourdough:
1 potong (±60 gram):
Kalori: ±150 kkal
Karbohidrat: 21 gram
Protein: 5,5 gram
Lemak: 1 gram
Serat: 2,5 gram
Zat besi: 2,4 mg
Kalsium: 31 mg
Selenium: 17,5 µg
Folat (Vitamin B9): 75 µg
Vitamin B kompleks: tiamin, riboflavin, niasin
Mineral lainnya: mangan, zinc, kalium, fosfor
100 gram roti sourdough:
Kalori: 319 kkal
Protein: 13 gram
Lemak: 2,14 gram
Karbohidrat: 61,9 gram
Serat: 3,1 gram
Kalsium: 47 mg
Fosfor: 126 mg
Zat besi: 3,87 mg
Kalium: 140 mg
Magnesium: 31 mg
Zinc: 1,05 mg
Vitamin B kompleks: tiamin 0,427 mg, riboflavin 0,37 mg, niasin 5,38 mg
Folat: 140 µg
Vitamin C: 0,2 mg
Kandungan nutrisi ini menunjukkan bahwa roti sourdough tidak hanya lezat, tetapi juga bermanfaat bagi tubuh, terutama untuk sistem pencernaan, metabolisme energi, dan kesehatan jantung.
Tips Konsumsi Roti Sourdough
Meskipun banyak manfaatnya, konsumsi sourdough tetap harus seimbang. Bagi penderita penyakit celiac, sourdough dari tepung gandum tetap tidak aman karena masih mengandung gluten, meski lebih rendah dibanding roti biasa.
Untuk memperoleh manfaat maksimal, kombinasikan sourdough dengan pola makan sehat lainnya, seperti sayuran, buah, dan protein. Hindari menambahkan terlalu banyak topping tinggi gula atau mentega berlebih agar manfaat kesehatannya tetap optimal.
Dengan memahami kandungan dan proses fermentasinya, roti sourdough bisa menjadi alternatif sehat yang lezat untuk mendukung pencernaan lancar, penyerapan nutrisi lebih baik, serta menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Mengonsumsinya secara rutin dan bijak membantu tubuh tetap sehat tanpa mengorbankan kenikmatan kuliner sehari-hari.