JAKARTA - Emiten kontraktor migas milik Happy Hapsoro, PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), bersiap menyalurkan dana senilai Rp84,74 miliar ke anak perusahaannya, PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC).
Fasilitas pembiayaan ini merupakan bagian dari cash call untuk mendukung partisipasi PJUC dalam proyek Blok Cepu.
Melansir keterbukaan informasi, fasilitas yang diberikan RATU kepada PJUC mencapai US$5,10 juta atau setara Rp84,74 miliar dengan kurs Rp16.615 per dolar AS. Dana tersebut tersedia mulai 1 Januari 2026 hingga 31 Desember 2026 dengan bunga SOFR + 5% margin.
“Transaksi ini dilakukan sehubungan dengan kewajiban pendanaan cash call yang diperlukan oleh PJUC dalam rangka pemenuhan porsi pembiayaan biaya proyek berdasarkan kontrak kerja sama dan joint agreement Blok Cepu,” tulis perseroan.
Struktur Kepemilikan dan Hak Partisipasi
RATU memiliki 49% saham PJUC, yang didirikan untuk memegang dan mengelola hak partisipasi sebesar 2,2423% dalam Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Cepu dan Perjanjian Operasi Bersama (Joint Operating Agreement) yang mencakup Wilayah Kerja (WK) Cepu.
Melalui transaksi ini, RATU diharapkan dapat memastikan PJUC memenuhi kewajiban pendanaan tepat waktu, menjaga kelangsungan operasional di WK Cepu, serta memberikan potensi kontribusi positif terhadap pendapatan konsolidasian RATU, baik dari pendapatan bunga maupun nilai ekonomi dari partisipasi PJUC dalam proyek.
Kondisi Keuangan RATU
Menilik laporan keuangan per 30 September 2025, RATU mencatat:
Aset lancar: US$39,52 juta
Aset tidak lancar: US$26,79 juta
Liabilitas lancar: US$9,68 juta
Liabilitas tidak lancar: US$19,74 juta
Ekuitas pengendali: US$45,63 juta
Ekuitas kepentingan non-pengendali: US$259.963
Pendapatan: US$47,61 juta
Laba pengendali: US$11,76 juta
Manajemen RATU menegaskan bahwa nilai transaksi US$5,10 juta tidak melebihi 20% dari ekuitas perusahaan, sehingga dapat dikategorikan bukan transaksi material.
Penilaian Kewajaran oleh Pihak Independen
Dalam laporan penilai independen, transaksi ini dinyatakan selaras dengan kebutuhan bisnis RATU. Fasilitas pembiayaan diberikan untuk menjaga keberlanjutan partisipasi PJUC dalam pengembangan Blok Cepu.
“Transaksi ini memberikan manfaat strategis berupa potensi pendapatan bunga yang lebih tinggi dan penguatan nilai ekonomi di tingkat grup. Struktur leverage RATU juga tidak berubah karena transaksi didanai dari kas internal,” jelas laporan tersebut.
Likuiditas dan Rekam Jejak PJUC
Analisis historis menunjukkan bahwa PJUC memiliki kondisi likuiditas, profitabilitas, dan arus kas yang kuat, serta rekam jejak pelunasan fasilitas pembiayaan cash call yang baik.
Dengan demikian, transaksi dinilai membawa manfaat yang relevan dengan risiko yang dapat dikelola dan tidak mengganggu stabilitas keuangan perusahaan, tulis manajemen RATU.
Dampak terhadap Operasional dan Strategi
Transaksi cash call ini dipandang sebagai langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan operasi PJUC di Blok Cepu. Selain memastikan pembiayaan proyek berjalan lancar, RATU berpotensi memperoleh tambahan pendapatan bunga dan nilai ekonomi yang lebih tinggi dari investasi jangka panjang di PJUC.
RATU juga menegaskan bahwa transaksi ini tidak memengaruhi struktur leverage perusahaan, karena seluruh pembiayaan bersumber dari kas internal. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas keuangan RATU sambil tetap mendukung pengembangan proyek Blok Cepu.
Strategi Pertumbuhan RATU
Melalui langkah ini, RATU menunjukkan fokus pada keberlanjutan partisipasi di proyek strategis migas. Selain menjaga arus kas dan stabilitas operasional PJUC, transaksi ini diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan konsolidasian, serta memperkuat posisi perusahaan di sektor kontraktor migas.
Transaksi ini juga menunjukkan bagaimana perusahaan mengelola risiko dan peluang secara seimbang, memastikan pendanaan proyek berjalan lancar tanpa membebani keuangan internal perusahaan secara signifikan.
RATU menegaskan posisi strategisnya melalui pemberian fasilitas cash call kepada PJUC untuk Blok Cepu senilai Rp84,74 miliar. Langkah ini memastikan kelangsungan operasional proyek, memberikan manfaat finansial berupa pendapatan bunga, dan tetap menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
Dengan dukungan kas internal, manajemen menunjukkan kemampuan untuk menyeimbangkan risiko dan strategi pertumbuhan di sektor migas.