JAKARTA - Di Desa Mekar Baru, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang, Kalimantan Selatan, sebuah hamparan jagung seluas 22 hektare kini tumbuh subur.
Lahan yang sebelumnya dianggap “tidur” oleh pemiliknya, PT Cakung Remaja Development, kini menjadi simbol kerja sama pemerintah, petani, dan kepolisian untuk ketahanan pangan.
Lanskap ladang jagung yang luas ini bahkan mengingatkan pengunjung pada adegan ikonik film Interstellar garapan Christopher Nolan, di mana Cooper dan anaknya mengejar drone di tengah ladang jagung.
“Januari nanti insyaallah bakal panen,” ujar Adi (46), salah satu petani yang menggarap lahan ini, sambil menikmati sejuknya angin di gubuk dekat jagung yang sudah tinggi. Ladang ini dikelola oleh Kelompok Tani Harapan sejak tahun lalu, dengan dukungan Polres Serang berupa bibit, pupuk, dan sistem irigasi dari PAM karena lahan tidak memiliki sumur.
Jagung, Pilihan Strategis Ketahanan Pangan
Pemilihan jagung sebagai tanaman utama tidak sembarangan. Jagung cepat panen, relatif tahan lama, dan menjadi bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menggalakkan ketahanan pangan nasional.
“Kemarin menghasilkan 120 ton bonggol, kemudian dipipil dan dikeringkan menjadi 25 ton,” cerita Adi mengenai panen kuartal III pada September lalu.
Ketahanan pangan bukan sekadar jargon. Menurut AKBP Condro Sasongko, Polres Serang, swasembada pangan sulit dicapai bila lahan tidur tidak dioptimalkan. Dari sekitar 400 hektare lahan jagung di wilayah Polres Serang, 60 persen memanfaatkan lahan tidur.
Polisi Jadi Fasilitator Utama
Keterlibatan polisi di Serang unik. Bukan hanya menegakkan hukum, tetapi juga memfasilitasi kerja sama antara petani dan pemilik lahan. “Kalau kerja sama saya tak mau yang bayar harian, tapi lebih ke hasil panen untuk mereka. Dengan begitu mereka punya rasa memiliki,” jelas Condro.
Sistem ini membuat petani lebih termotivasi, karena hasil panen sepenuhnya menjadi milik mereka, dan perusahaan tidak meminta bagian.
Polres Serang juga memastikan jagung yang dihasilkan terserap pasar. Seluruh hasil panen dibeli oleh Bulog dengan harga Rp 5.500 per kilogram sesuai HPP, dan diambil langsung dari lokasi oleh pihak Bulog.
Komunikasi dengan Pemilik Lahan
Suksesnya pengelolaan ladang jagung tidak lepas dari komunikasi yang baik dengan pemilik lahan. Polsek Kopo, melalui Iptu Aripin Simbolon, menceritakan bagaimana awalnya menemukan lahan tidur dan menghubungi pemilik di Rangkasbitung.
Prosesnya dimulai dengan pengolahan tiga hektare sebagai uji coba dan membangun kepercayaan.
“Kita ajak pemilik lahan melihat tanaman jagung. Mereka tertarik dan mengizinkan penggunaan lahan,” ujar Aripin.
Kesepakatan pun dibuat resmi dengan syarat tidak ada bangunan permanen di lokasi, dan perusahaan bisa mengambil kembali lahan saat dibutuhkan. Jagung yang hanya memerlukan waktu 3-3,5 bulan menjadi keuntungan tersendiri, karena penggunaan lahan bersifat sementara namun produktif.
Integrasi Kerja Sama dan Ketahanan Pangan
Keberhasilan ladang jagung di Serang mencerminkan model kerja sama yang efektif antara pemerintah, petani, dan pihak swasta. Polisi bertindak sebagai fasilitator dan penghubung kepercayaan, sementara petani diberdayakan untuk mengelola lahan dengan hasil panen sebagai motivasi.
Perusahaan mendapatkan manfaat sosial dan ketahanan pangan nasional diperkuat tanpa mengorbankan kepentingan komersial.
Langkah ini juga sejalan dengan arahan nasional untuk memanfaatkan lahan tidur demi mendukung ketahanan pangan. Polres Serang menunjukkan bahwa sinergi multi-pihak dapat menghadirkan solusi produktif bagi lahan yang sebelumnya tidak termanfaatkan.
Harapan untuk Masa Depan
Adi dan petani lain berharap kesuksesan ini berlanjut. “Kalau dikelola dengan baik dan didukung, ladang-ladang tidur lainnya juga bisa menjadi produktif,” ujarnya.
Ladang jagung ala Interstellar ini bukan hanya sekadar visual menarik, tetapi simbol nyata bagaimana kolaborasi lokal dapat mendukung ketahanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menginspirasi daerah lain untuk mencontoh model serupa.
Dengan panen yang hampir tiba di Januari 2026, ladang jagung Serang siap menjadi bukti bahwa lahan tidur dapat diubah menjadi sumber pangan dan senyum petani mengembang.
Dukungan pemerintah, kepolisian, dan pemilik lahan menjadi kunci agar inisiatif seperti ini dapat direplikasi di berbagai daerah di Indonesia.