JAKARTA - Investasi valuta asing (valas) menjadi salah satu instrumen yang populer bagi investor untuk mencari keuntungan sekaligus melindungi aset dari risiko inflasi.
Aktivitas ini melibatkan pembelian dan penjualan mata uang asing, dengan tujuan mendapatkan selisih nilai tukar. Investor valas membeli mata uang ketika nilainya rendah dan menjualnya ketika menguat. Selain itu, valas sering dijadikan strategi lindung nilai untuk melindungi daya beli aset dari ketidakpastian ekonomi global.
Tidak semua mata uang cocok dijadikan investasi. Ada beberapa mata uang yang stabil, likuid, dan memberikan peluang diversifikasi portofolio lebih baik. Berikut ini adalah daftar 10 mata uang yang direkomendasikan sebagai pilihan investasi valas, sebagaimana dirilis laman Sahabat Pegadaian.
1. Dolar Amerika Serikat (USD)
USD tetap menjadi mata uang utama dalam transaksi global. “Stabilitas ekonomi Amerika Serikat membuat pergerakan dolar relatif dapat diprediksi,” ujar analis. Dolar AS memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, sehingga investor bisa membeli atau menjual kapan saja.
Selain itu, USD juga menjadi dasar banyak strategi investasi jangka pendek maupun panjang, menjadikannya pilihan favorit bagi para investor global.
2. Euro (EUR)
Euro adalah mata uang dengan fundamental kuat, mewakili kekuatan ekonomi Uni Eropa. Nilainya cenderung stabil, sehingga cocok untuk investasi jangka menengah hingga panjang.
Investor juga memilih euro untuk diversifikasi portofolio karena pergerakannya kadang berbeda dari USD. Likuiditas besar memungkinkan investor melakukan transaksi kapan pun dibutuhkan.
3. Franc Swiss (CHF)
Franc Swiss dikenal sebagai safe haven currency karena kestabilannya di tengah gejolak ekonomi global. Ekonomi Swiss yang kuat, tingkat keamanan finansial tinggi, serta kebijakan moneter konservatif menjadikan CHF pilihan aman bagi investor yang mengutamakan perlindungan aset.
Nilainya jarang bergejolak sehingga ideal untuk menghadapi ketidakpastian global. CHF juga digunakan sebagai instrumen lindung nilai oleh banyak investor profesional.
4. Yen Jepang (JPY)
Yen adalah salah satu mata uang paling likuid di dunia dan banyak digunakan dalam perdagangan internasional. Stabilitas ekonomi Jepang menjadikan yen menarik, meski sensitif terhadap kebijakan moneter Bank of Japan.
Banyak investor memanfaatkan yen untuk diversifikasi portofolio karena pergerakannya bisa berbeda dari mata uang utama lainnya. Dalam kondisi tertentu, yen dianggap sebagai aset aman oleh pasar global.
5. Krona Swedia (SEK)
Krona Swedia mencerminkan ekonomi negara yang stabil dan kebijakan keuangan transparan. Mata uang ini memiliki volatilitas yang lebih rendah dibanding mata uang negara berkembang, sehingga menarik untuk diversifikasi portofolio.
Meskipun likuiditas SEK tidak sebesar USD atau EUR, mata uang ini tetap ideal untuk investasi jangka menengah dan memberikan eksposur ekonomi Skandinavia yang stabil.
6. Poundsterling Inggris (GBP)
Poundsterling termasuk salah satu mata uang tertua dan paling stabil di dunia. Nilainya dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi Inggris, terutama sektor jasa dan keuangan yang besar.
Investor memilih pound karena prospek jangka panjangnya dianggap menjanjikan. Likuiditas tinggi memungkinkan transaksi kapan saja, sehingga mudah dimasukkan dalam portofolio valas global.
7. Krona Norwegia (NOK)
Krona Norwegia menarik bagi investor karena negara ini memiliki ekonomi kuat, ditopang sektor energi terutama minyak dan gas. Pergerakan NOK sering mengikuti harga komoditas global, memberikan peluang keuntungan pada kondisi tertentu.
Investor yang ingin menambah variasi mata uang biasanya mempertimbangkan NOK karena karakteristiknya berbeda dari mata uang utama dan stabilitasnya relatif terjaga.
8. Dolar Singapura (SGD)
SGD dikenal stabil berkat kebijakan moneter ketat dan pengelolaan ekonomi Singapura yang efisien. Mata uang ini populer sebagai instrumen jangka panjang karena risikonya rendah.
Nilainya kuat di kawasan Asia Tenggara, sehingga menjadi pilihan populer bagi masyarakat Indonesia. SGD cocok untuk investor yang mencari aset defensif namun tetap berpotensi mengalami apresiasi stabil.
9. Dolar Australia (AUD)
AUD memiliki karakter cukup dinamis karena dipengaruhi harga komoditas seperti emas dan batu bara. Namun, ekonomi Australia yang maju membuat AUD tetap menarik bagi investor.
Mata uang ini sering digunakan untuk diversifikasi karena pergerakannya bisa berbeda dari USD dan EUR. Likuiditas AUD yang baik memudahkan transaksi di pasar valas global.
10. Dinar Kuwait (KWD)
Dinar Kuwait dikenal sebagai salah satu mata uang bernilai tinggi di dunia. Kekuatan KWD didukung oleh ekonomi Kuwait yang kaya sumber daya minyak dan kebijakan fiskal solid.
Investor yang mencari mata uang bernilai tinggi sering mempertimbangkan dinar sebagai aset jangka panjang. Meski tidak sepopuler USD atau EUR, stabilitas KWD menjadikannya opsi menarik untuk diversifikasi valas.
Investasi valas tidak hanya soal membeli mata uang asing, tetapi juga memahami karakteristik masing-masing mata uang. USD, EUR, CHF, dan JPY ideal untuk keamanan dan likuiditas. SEK, NOK, dan KWD memberikan diversifikasi dan eksposur ekonomi berbeda. SGD dan AUD menawarkan kombinasi defensif dan fleksibilitas.
Memilih mata uang yang tepat penting untuk meminimalkan risiko sekaligus memaksimalkan keuntungan. Investor harus memahami fundamental ekonomi negara penerbit mata uang, likuiditas pasar, serta tren global.
Dengan strategi tepat, investasi valas bisa menjadi instrumen jangka pendek maupun panjang yang efektif untuk menjaga daya beli dan diversifikasi portofolio.